Nur Iskandar
Borneo Metro, Pontianak
Wajah cantik yang ditopang tubuh mungil itu nyaris terbenam dipeluk sofa model panda di ruang tamu kediaman pribadi Gubernur Kalbar, Drs Cornelis, MH di bilangan Gang Pak Madjid, Jalan Danau Sentarum. Putri sulung Gubernur yang duduk sebagai anggota DPR RI dengan nama lengkap dr Karol Margret Natasa pada hari Kamis (29/10) memimpin rapat Taruna Merah Putih (TMP).
Agenda TMP menukik pada episentrum gerakan pemuda yang terukir dalam sejarah Republik Indonesia. Sumpah Pemuda. Sumpah yang diikuti pemuda dari Tanah Air dengan melahirkan gerakan monumental satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Itulah Indonesia.
Indonesia sebagai entitas nasional sempat dijajah Belanda hingga 3,5 abad lamanya karena tidak adanya persatuan dan kesatuan. Kesadaran pemuda yang disumpahkan pada 28 Oktober 1928 melecut semangat kepemimpinan nasional dengan elan vital persatuan dan kesatuan sehingga Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945, 17 tahun berikutnya.
“Gerakan pemuda kini perlu digemakan. Kita sangat mementingkan gerakan pemuda, karena pemuda hari ini adalah jawaban Bangsa dan Negara kita 5, 10, atau 17 tahun yang akan datang. Sebaliknya, kita prihatin dengan berbagai problem kepemudaan seperti sempitnya lapangan pekjerjaan, kenakalan remaja, narkoba, hingga HIV/AIDS,” ungkap Karol di tengah rapat yang diikuti tak kurang dari 20-an anggota pengurusnya.
Dalam balutan T-shirt sederhana, Karol memimpin rapat dengan tegas dan bernas. “Kita garap grand design pemuda melalui TMP,” timpal dokter umum yang kini masuk dalam sistem tata negara, sebagai legislator Kalbar di DPR RI, Jakarta.
Grand design atau program besar kepemudaan itu tumbuh sebagai semangat nasionalisme yang ditanamkan founding fathers (pendiri bangsa), antara lain Dr Ir Soekarno dan kini ruhnya ditiupkan kembali oleh TMP sebagai sayap PDIP dengan ketuanya, Megawati Soekarno Putri. Karol memimpin TMP di Kalbar duet dengan ayahnya yang tak lain tak bukan Ketua DPD PDIP Kalbar. Maka grand design itu tak terlepas dari grand strategi pembangunan lokal, regional dan nasional.
“Semangat 28 Oktober dengan ikrar satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa terus kita gelorakan. Salah satu caranya adalah pendidikan dan kebudayaan,” ujarnya.
Pada tahun lalu, di mana TMP baru dilahirkan, Karol memimpin gerakan bersepeda dengan tempat Taman Alun Kapuas. Ketika itu Karol menekankan pentingnya bagi generasi muda berpikir jauh ke depan menyelamatkan lingkungan dari gas emisi buangan. “Kita perlu menyelamatkan bumi dari gas rumah kaca,” tegasnya.
Sumpah Pemuda tahun ini, Karol memimpin TMP dengan hiburan massal seni-budaya bersama Kangen Band. Lokasi disiapkan di Stadion Sultan Syarif Abdurrachman Alkadrie dan diperkirakan akan disesaki oleh ribuan pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum.
“Hiburan adalah salah satu cara mengumpulkan remaja dan pemuda serta masyarakat umum. Dalam kerumunan massa itu kita sisipkan pesan-pesan semangat nasionalisme kebangsaan dan kepemudaan. Upaya-upaya seperti ini harus terus ada yang memelihara dan menjaga spiritnya karena pemuda adalah inti gerakan pembangunan di mana pun adanya,” kata Karol.
Kalbar menurut Karol harus bisa tampil ke pentas pembangunan nasional. Maka, melalui peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2009, pemuda Kalbar diajak tampil sebagai pioner sesuai dengan minat serta bakat masing-masing secara positif. “TMP menyerap dan membina energi potensial para pemuda Kalbar untuk bisa melesat secara nasional. Kebanggaan pemuda adalah kebanggaan bersama milik bangsa,” gugahnya seraya mengutip pendapat Bung Karno, “Berikan aku 10 pemuda, maka akan aku guncang dunia!”
Karol ternyata tidak hanya elok dan rupawan wajahnya, tetapi ide dan pemikirannya juga jauh maju ke depan. Tipikal kepemimpinan pemuda yang patut diteladani.
Minggu, 08 November 2009
TMP Garap Grand Design Pemuda
Posted by Noeris at 09.12
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar