Minggu, 08 November 2009

Selamat Datang Borneo Metro

W. Suwito, SH, MH
Dirut PT Borneo Tribune Press

Tiada kata yang indah selain mengucapkan puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih bahwa dalam usia 2,5 tahun PT. Borneo Tribune Press melansir Harian Borneo Tribune, sudah mampu melahirkan koran baru dengan nama Borneo Metro.
Borneo Metro mengambil nama induknya, Borneo Tribune dengan terus mengedepankan kata Borneo. Borneo adalah pulau ketiga terbesar di dunia setelah Green Land di Amerika dan Papua di wilayah Timur Indonesia.
Dengan nama Borneo, ada semangat yang sama. Bahwa Borneo tidak hanya besar pulaunya. Tetapi juga harus besar pula medianya.
Sasaran koran induk Harian Borneo Tribune (HBT) adalah menuju koran nasional. Impian menjadi koran nasional ini bukanlah gertak sambal, atau tong kosong nyaring bunyinya, melainkan sudah dikemas sedemikian rupa dengan jejaring media secara regional Kalimantan serta Nasional.
Kita punya jejaring lokal, regional dan nasional bahkan internasional dengan baik. Modal jejaring itu telah membuat HBT tumbuh subur dan besar dengan kapasitas terpasang di 14 kabupaten-kota di Kalbar serta kontributor di sejumlah provinsi di Indonesia maupun sejumlah negara di Asean, Eropa dan Amerika.
Borneo Metro lahir sebagai jawaban atas kegundahan hati publik, bahwa mereka membutuhkan koran populis yang meletakkan dasar-dasarnya dari sisi edukasi atau pendidikan.
Borneo Tribune sebagai koran pendidikan dan koran publik berusaha memberikan jawaban itu. Jika Borneo Tribune “cool” dengan sisi edukatif, maka Borneo Metro masuk wilayah populis seperti hukum dan kriminal, namun soft, lembut, edukatif dari sisi pemberitaan berbeda dengan yang menghujat dan menghakimi, dengan memberikan tempat kepada yang terhakimi.
Borneo Metro disajikan dengan bentuk serupa The Sun atau Koran Tempo. Tata wajahnya di-make up sedemikian rupa sehingga merona dan mempesona.
Edisi perdana Borneo Metro sengaja diambil 1-11 karena menunjukkan angka tripel one. Satu, satu, satu. Angka tahun 2009 menunjukkan angka baik, kembar dan angka tertinggi sembilan.
Filosofi angka ini menjadi sejarah bagi kebangkitan koran daerah untuk menjadi tuan rumah bagi negerinya sendiri. Borneo harus memberikan tempat kepada Koran Borneo untuk tumbuh dan berkembang, sehingga menjadi Koran Publik yang bisa dibaca dan mendapat informasi murah. Apabila memungkinkan gratis bagi semua masyarakat, termasuk masyarakat di daerah pedalaman Borneo yang jauh dan belum tersentuh pembangunan. Janganlah kami diaborsi sebelum lahir. Janganlah Pendiri dan Pemiliknya dihakimi. Untuk itu kami mohon doa restu publik di mana saja seantero Bumi Borneo pada khususnya dan pembaca di mana saja pada umumnya.
Media ini kami lansir dengan harga terjangkau. Tetap seribu selamanya.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang mendukung Borneo Tribune.




0 comments: