Selasa, 18 Agustus 2009

Internet Oke, Listriknya Tolong...Kami Pernah Rugi Rp 100 Juta


Corporate Customer Gathering PT Telkom-PT Borneo Tribune Press


Ruang Ulin di lantai 5 Hotel Santika bergemuruh dengan gelak tawa yang riuh rendah kala Pembantu Rektor IV Bidang Kerjasama Universitas Tanjungpura, Ir H Iqbal Jayadi, MT memberikan kata sambutan seusai penandatanganan memorandum of understanding (MoU) bersama pihak Telkom seusai penandatanganan kerjasama di bidang transmisi antara PT Borneo Tribune Press bersama PT Telkom. Ia mengatakan, “Internetnya sudah oke Pak Walikota, tapi tolong listriknya jangan byar pet melulu. Kami pernah rugi di atas Rp 100 juta karena kerusakan alat-alat laboratorium.”
Wakil Walikota, Paryadi yang duduk bersebelahan dengan Aris Dwi Tjahjanto, General Manager Unit Entreprise Regional Kalimantan turut tergelak karena situasi pelayanan PLN byar-pet di mana-mana. Tak urung dalam dua hari terakhir ini media memberitakan demontrasi masyarakat kepada pihak PLN.
Iqbal meneruskan agar pelayanan PLN bisa ditingkatkan. Terutama kinerja PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel). “Kita berharap PLN bisa cepat pulih, jangan seperti setahun atau dua tahun terakhir ini,” kritiknya secara halus.
Corporate Customer Gathering yang dihelat PT Telkom memang bukan ajang penghujatan bagi PLN yang juga BUMN. Tetapi komentar Purek IV Untan bagai mewakili harapan semua pihak. Terlebih menjelang Ramadhan serta Idul Fitri yang sudah di depan mata.
Sebaliknya, acara yang digelar Telkom adalah menandai dua paket penandantanganan kerjasama antara PT Borneo Tribune Press dalam hal transmisi. MoU ini ditandatangani oleh Dirut PT Borneo Tribune Press, W Suwito, SH, MH yang diwakili saya karena yang bersangkutan sedang berada di Bunaken, Sulawesi Utara. Sedangkan pihak PT Telkom diteken langsung Aris Dwi Tjahjanto, General Manager Unit Entreprise Regional Kalimantan. Adapun paket kedua adalah MoU antara PT Telkom bersama Universitas Tanjungpura di mana Rektor, Prof Dr H Chairil Effendy diwakili Purek IV Ir H Iqbal Jayadi, MT.
Transmisi yang dijalankan PT Borneo Tribune Press ditangkap dari Satelit Palapa yang merupakan bagian dari layanan PT Telkom. Transmisi itu kemudian diteruskan ke pemancar TVRI Kalbar. Melalui transmisi ini TVRI Kalbar bisa ditangkap di seluruh wilayah melalui pemancar parabola, serta dapat pula ditangkap di seluruh Indonesia maupun sejumlah negara bilangan Asia.
Saya pernah menjadi salah satu narasumber di acara interaktif TVRI. Saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri ada peserta interaktif yang naik tayang dari Sungai Pinyuh, Ngabang, bahkan Australia. Hal ini menunjukkan bahwa layanan transmisi sudah bekerja setelah sempat fakum beberapa waktu lamanya.
Menjawab permintaan pembawa acara, Magdalena yang juga presenter TVRI Kalbar, saya mengatakan bahwa kerjasama seperti yang diteken malam hari ini (kemarin malam, red) adalah bagian dari kebersamaan membangun Kalimantan Barat melalui keterbukaan akses terhadap informasi. Hal ini tak lepas dari political will dan sekaligus political action Pemprov Kalbar sehingga rakyat dapat menangkap pemerataan informasi. Informasi amat sangat penting, karena siapa yang menguasai informasi maka akan menguasai dunia.
Hal senada dikemukakan Iqbal Jayadi di dalam kata sambutannya. Ia menyatakan bahwa Untan menikmati layanan Telkom. Dahulu hanya 4 Mega ditingkatkan menjadi 20 Mega dalam kapasitas Bent Width. “Kinerja ini seperti dikatakan pembicara sebelumnya adalah untuk membangun Kalimantan Barat,” sambungnya.
Pihak PLN yang turut hadir di dalam pertemuan Corporate Customer Gathering dengan tuan rumah PT Telkom Indonesia, Tbk turut tersenyum dan bertepuk tangan belaka sepanjang acara. Mereka tak dapat kesempatan membela diri. Lepas dari masalah kelistrikan ini merupakan bagian dari masalah kelistrikan nasional.
Catatan kita adalah, sejauh mana pun kerjasama dalam kerangka ingin membangun daerah selama kelistrikannya terganggu, maka kecepatan kerja juga akan terganggu. Oleh karena itu, semoga PT PLN Persero bisa segera keluar dari kemelut yang melilit tubuhnya. Terlebih dalam kerangka membangun 64 tahun Indonesia merdeka. “Kita masih merah putih,” kata pamungkas Aris Dwi Tjahjanto.



0 comments: