Selasa, 18 Agustus 2009

Geber Diklat Jurnalistik Kehumasan Se-Kalbar


Diklat Kehumasan “Meramu Jejaring Public Relation dan Media” siap digelar di Tribune Institute Rabu (12/8) besok. Kegiatan ini akan diikuti 15-20 peserta dari kabupaten-kota Se-Kalbar selama 3 hari. Rapat teknis panitia pelaksana berikut tim tutorial pun telah dilangsungkan, Senin (10/8) kemarin.
Rapat dipimpin Direktur Tribune Institute Dwi Syafriyanti, SH, MH diikuti seluruh pemateri, instruktur atau Tim Tutorial. Mereka adalah Dr Yusriadi, MA (Redaktur dan Dosen Linguistik), Drs Tanto Yakobus (Wapimred Borneo Tribune), Muklis Suhairi, S.Sos (Redpel Borneo Tribune), Hairul Mikrad, SP (Korlap Borneo Tribune), Asriyadi Alexander Mering, SH (Manajer Umum, Redaktur dan Borneo Blogger Community), dua pemateri pendamping dari Bonn University masing-masing Christian Kleissle dan Annabelle Schmitt.
Metode diklat yang akan diterapkan adalah edutainment (education dan enterteinment/pendidikan dan hiburan). Tujuan edutainment adalah agar setiap peserta tetap rileks, namun maksimal menyerap topik bahasan.
Topik bahasan seluruhnya serius, tetapi teknik penyajiannya santai melalui presentasi power point, srudi kasus, maupun film-film dokumenter. Jumlah peserta juga dibatasi maksimal 20 untuk satu kelas dalam rangka mencapai maksud di atas.
Materi diramu sedemikian rupa sehingga sinambung sejak relasi antara humas dengan media, suplay data yang dibutuhkan media, teknis praktis ekspose untuk media, jejaring internet, maupun fotografi. Khusus untuk teks dan foto akan lebih digali dalam sesi praktikum.
Keistimewaan diklat yang digelar oleh Tribune Institute menurut Dwi Syafriyanti adalah praktikumnya. Praktikum ini menggunakan sarana maupun prasarana yang dimiliki Koran Harian Borneo Tribune. Dengan demikian setiap peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik. Praktik sampai bisa. Skill pun akan cepat terasah.
Dalam Diklat Kehumasan ini pesertanya datang dari level yang beragam. Dengan demikian tingkat pemahaman mereka juga beragam sehingga perlu ditera terlebih dahulu melalui pra kondisi. Pra kondisi ini diukur dengan parameter pos kondisi. Melalui parameter ini dapat diketahui seberapa jauh keberhasilan Diklat yang digelar oleh Tribune Institute telah tercapai hari demi hari.
Tribune Institute adalah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang kepenulisan. Eksistensinya dalam hal diklat sudah tidak diragukan karena aktif berkecimpung dalam dua tahun terakhir secara kelembagaan maupun personal. Tribune Institute ingin mencapai visi: melakukan perubahan peradaban Borneo dari budaya lisan kepada budaya tulisan. Diklat Kehumasan hanya salah satu program yang diselenggarakannya. Program lain: lingkungan hidup, pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan micro finance.





0 comments: