Sabtu, 09 Mei 2009

Stop Merokok, Chairil Figur Teladan


Chairil Effendy. Nama ini siapa yang tidak kenal? Dia adalah Rektor Universitas Tanjungpura yang terpilih dengan suara mayoritas setelah relatif sukses menjadi Dekan FKIP Untan.
Saat menjadi Dekan, Chairil menggebrak belantika akademik secara serius. Dia melaunching 12 judul buku yang ditulisnya berdasarkan hasil riset. Gebrakan ini belum pernah terjadi sebelumnya di Untan.
Pujian pun datang. Salah satu di antaranya adalah Dosen Bahasa Indonesia di Bonn University, Yanti Mirdayanti, MA. ”Langka seorang ilmuan bisa melakukan gebrakan seperti Pak Chairil,” ungkap Yanti saat duduk satu forum bersama Chairil menyoal jurnalisme lingkungan hidup di Ruang Sidang Rektorat Untan.
Yanti Mirdayanti mendapatkan hadiah buku buah karya Chairil. Buku-buku itu dia bawa ke kampusnya di Jerman.
Nama Chairil sebelumnya juga sudah terkenal dan dikenal masyarakat luas sebagai ilmuan humaniora. Dia memecahkan rekor disertasi terberat dengan mengangkat tema Teks Raja Alam, Sambas. Tebal disertasinya nyaris sejengkal. Beratnya lebih 1 kg. Nilainya juga tak kepalang tanggung, cum laude.
Chairil yang kelahiran Singkawang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Melayu Untan, Sekretaris Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar, Ketua Korp Alumni HMI (KAHMI) dan kini tercatat sebagai satu-satunya akademisi Kalimantan yang menjadi Ketua Forum Rektor Indonesia. Jabatan yang sekaligus kepercayaan memimpin Forum Rektor Indonesia melambungkan nama Untan. Pada Dies Natalis Untan ke-50 (Hut Emas, red) ditempatkan sebuah kegiatan bertajuk Konvensi Kampus, Juli 2009.
Di tingkat nasional nama Chairil juga sudah tidak asing. Dia pernah berkiprah di MPR RI sebagai Utusan Daerah. Di MPR RI, banyak pikiran-pikiran Chairil terkait otonomi daerah dan demokrasi yang terserap.
Dengan reputasi besar seperti itu, Chairil layaknya ditempatkan pada status pemimpin nasional. Terlebih sepak terjangnya hingga kini sangat mengagumkan.
Jika dilihat secara fisik, Untan terus berdandan. Di bawah kepemimpinannya berdiri artefak-artefak baru di halaman Gedung Auditorium. Ada bungalow anggrek, pusat pameran, dan halaman depan Rektorat pun ditata menjadi lebih indah. Di gapura yang dibangun masa Prof Mahmud Akil disempurnakan dengan profil tugu gemar membaca. Simbolisasi dari buku yang terbuka. ”Pembangunannya sedang berlangsung,” kata Chairil.
Untan di usia yang ke-50 menurut Chairil perlu didesain ulang. Untan 50 tahun ke depan harus bisa menjawab tantangan zaman. Fisik maupun non fisik.
Secara fisik, Untan harus ditata ulang. Kekokohan bangunannya mesti dihitung. Sedangkan secara akademis, sebanyak mungkin dosen harus selesai doktor maupun guru besar (profesor). Chairil sendiri akan dikukuhkan sebagai guru besar, besok, Senin (11/5). Sebuah penghargaan atas dedikasinya dalam dunia akademis, sekaligus hadiah Hut Emas Untan.
Pada September 2007, Chairil diundang Swiss German University (SGU) di Eropa. Di dalam tampilan foto ada gaya khas Chairil, merokok. Nah, hal inilah yang diperanginya sebagai ilmuan, sebagai sosok pemimpin yang mesti bisa jadi panutan dan teladan.
Pendapat tiada merokok sulit konsentrasi berhasil ditepisnya. Apalagi tanpa rokok, tiada kawan, semua berhasil digulung Chairil dengan semangat menjadi guru. Laik digugu dan ditiru.
”Saya berkomitmen stop merokok pada 26 Desember akhir tahun lalu,” ungkap Chairil. Tak pelak tubuhnya segar dan bugar walaupun sedikit melar. Berat badannya kini bertambah beberapa kilo pertanda sehat. Sehat karena berhenti merokok. Logikanya sehat pula kantongnya karena lebih hemat. (Kalimat terakhir sekedar guyon).
Chairil dikenal sebagai biangnya rokok. Dia sudah akrab dengan sigar itu 30 tahun yang lalu. ”Bagi perokok berat, dalam masa 30 tahun, bisa stop, itu spektakuler,” nilai Ketua Jurusan Studi Asia, Oliver Pye saat bersua dengannya di ajang seminar internasional Bio Energi hasil kerjasama dengan Borneo Tribune, Tribune Institute dan Internastional Office Untan.
Chairil menarik napas panjang. Napas panjang atas pujian itu jauh lebih bercandu ketimbang candu rokok. ”Alhamdulillah saya bisa terus commited untuk tidak merokok lagi, walaupun ketemu sesama teman yang perokok berat,” katanya.
Pada 9 Mei kemarin, Chairil berulang tahun. Banyak ucapan selamat dan doa kesuksesan menuju ke arahnya, baik langsung maupun via SMS. ”Semoga panjang umur Pak Chairil,” sapaan SMS yang masuk.
Stop merokok sama dengan memperpanjang umur dan menambah deret sukses dalam hidup seseorang, tak terkecuali Chairil. Sebab sebatang rokok, katanya, sama dengan mengurangi jatah hidup satu menit. Nah, Chairil menjadi suri tauladan seorang pemimpin yang bisa stop merokok. ”Saya tak ingin seperti Mendikbud, Prof Fuad Hassan, ”katanya seraya senyum. Fuad Hassan, pintar. Tapi dia tak bisa stop merokok sampai akhir hayatnya.



0 comments: