Minggu, 31 Mei 2009

Network Kesempatan Meningkatkan Kualitas


Dia guru besar yang menjadi Rektor UI termuda. Umurnya baru 44 tahun. “Saya sahabat dekat Prof Chairil,” ungkap Prof Dr der Soz Gumilar Somantri saat tampil memberikan kata sambutan di acara dinner party bersama pejabat Pemprov maupun peserta Konvensi Internasional di Pendopo Gubernur, Selasa (19/5).
Dengan gaya bahasanya yang lemah lembut namun keras pada data, fakta maupun analisa, tokoh keynote speaker dalam acara konvensi tampil memikat audien. Tema yang dikupasnya di acara pembukaan konvensi berjudul Challenging the Global Crisis: University as the Main Actor for Sustainable Civilization and Humanity (Tantangan Krisis Global: Universitas sebagai aktor utama untuk peradaban yang berkelanjutan dan kemanusiaan) kembali dia ulas.
“Saya senang hadir di sini sebagai Rektor UI maupun pimpinan ASHAIL Indonesia. Saya gembira Untan dalam Hut Emasnya bisa membangun kerjasama atau networking. Kerjasama adalah kesempatan kita untuk meningkatkan kualitas,” ujarnya jadi pemberi kata sambutan setelah Rektor Untan Prof Dr H Chairil Effendy.
ASHAIL kata Gumilar bersifat terbuka. Keanggotaannya kini sudah lebih dari 100 orang dengan komposisi negara Indonesia, Malaysia dan Thailand. “Networking sangat penting untuk menjaga pengetahuan asli atau indiginous knowledge,” katanya.
“ASHAIL yang saya pimpin juga bersifat terbuka. Hanya dengan keterbukaan kita bisa mencapai kemajuan. Sulit rasanya di zaman sekarang kita menutup diri.”
Gumilar yakin lembaganya di UI, termasuk UGM, ITB, IPB mengajak dan memberikan uluran tangan bagi kampus-kampus lain. Tak terkecuali Untan. Untan telah menjalin hubungan kerjasama dengan UI. Kerjasama yang paling erat adalah Fakultas Kedokteran. Fakultas Kedokteran Untan tahun 2010 ini sudah akan menelorkan sarjana-sarjananya.
“Kita harus sama-sama berkembang membangun bangsa. UI juga terus berupaya meningkatkan ranking internasional. Tetapi ranking bukanlah tujuan. Kita bekerja keras sehingga UI telah melompati 300 universitas dunia,” paparnya.
Gumilar membentangkan contoh UI yang dipimpinnya untuk menjadi pelajaran bagi Untan yang juga hendak terjun ke kancah internasional.
UI menguatkan riset dengan spesifik. Di Asia UI telah memasuki ranking 50 besar. “Enam PTN di Indonesia masuk 200 besar internasional. Denyut UI berhasil nyata.”
Gumilar melanjutkan bahwa dosen-dosen UI ada pembagian kerjanya. Ada dosen yang spesifik ke bidang riset atau penelitian, sebaliknya ada dosen yang dispesifikkan untuk mengajar secara paripurna.
UI untuk menggapai ambisinya hendak membangun perpustakaan terbesar di dunia dengan menampung 3 juta judul buku. “Kita juga membangun Rumah Sakit UI dengan dana Rp 1,4 triliun. Kita terus melangkah dengan melihat model Boston University, Washington, California, Jerman, Inggris. Kita integrasikan menjadi pusat keunggulan ilmu pengetahuan.”
UI kata Gumilar berusaha untuk meningkatkan citra dan derajat Bangsa. “UI mengubah jati diri bangsa. Kita juga siap bekerjasama dengan Untan maupun Kalbar,” ujar Gumilar yang selama berada di Kota Pontianak menyempatkan diri meneliti ikan-ikan sungai, sempat menikmati pengkang di Wajok, maupun cah pakis. “Cah pakis ala Pontianak enak sekali,” pujinya.






0 comments: