Kerjasama peringatan ulang tahun emas Untan dan dua tahun Borneo Tribune ditayangkan dalam talkshow di TVRI Pontianak dengan durasi 60 menit. Hadir Rektor Untan Prof Dr H Chairil Effendy, dosen tamu di Unimas, Dr Fariastuti, dosen Fakultas Ekonomi Unimas Hasnan Otto dan Pemred Borneo Tribune sekaligus Wakil Ketua Tribune Institute, Nur Iskandar.
Talkshow dengan tajuk pendidikan ini merupakan pertanggungjawaban publik atas ikhtiar mencerdaskan kehidupan bangsa selama 50 tahun lembaga pendidikan tinggi yang berada di pundak Universitas Tanjungpura, dan dua tahun koran pendidikan Borneo Tribune berikut lembaga nirlaba Tribune Institute.
Rektor Untan, Prof Dr H Chairil Effendy, MS di dalam talkshow menekankan bahwa Untan selama 50 tahun berdiri sudah banyak melakukan inovasi-inovasi terkait upaya menjawab masalah-masalah sosial, politik dan kemasyarakatan di Kalbar bahkan nasional-internasional. Tetapi tentu saja menurutnya masih banyak yang belum tersentuh, untuk itu Untan meredisign kembali untuk menjawab tantangan ke depan yang jauh lebih berat. Untan dirancang jauh lebih maju serta menginternasional.
Pakar ekonomi asal FE Untan yang kini menjadi dosen tamu di Unimas, Dr Fariastuti menitik-tekankan standar internasional di mana kata kuncinya adalah kerja keras dan disiplin. “Di Malaysia pendidikannya sangat maju karena kedua hal tersebut. Faktor pendukung utama di Malaysia tentu saja penguasaan Bahasa Inggris,” katanya seraya mengajak civitas akademika Untan maupun publik menguasai Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Hasnan Otto mengakui bahwa usia Unimas jauh lebih muda dari Untan. “Kami belajar dari Untan. Kekuatannya kita ikuti, kelemahannya kita tidak ikuti,” ungkapnya seraya senyum. Hasnan menyarankan kerjasama regional seperti yang setakat ini sudah dilaksanakan untuk terus ditingkatkan. “Kami sering terima muhibah dari Kalimantan Barat, sedangkan kami yang jarang bermuhibah ke Pontianak,” akunya.
Hasnan Otto berikut Fariastuti memboyong sekitar 40-an peserta didiknya bertandang ke Borneo Tribune. Di kantor redaksi mereka bicara blak-blakan soal aktivitas kampus maupun hubungan timbal balik Sarawak-Kalbar. “Kita negeri Kalimantan harus maju,” picu mahasiswa dan mahasiswi yang selalu tampak enerjik.
Mahasiswa dan mahasiswi Unimas juga mengunjungi TVRI. Mereka menyimak siaran di televisi lembaga penyiaran publik tersebut.
TVRI dalam talkshownya membuka kesempatan hotline. Masuk sejumlah penelepon dengan nada kritis tapi konstruktif. Misalnya ada warga yang meminta Untan tidak hanya menelorkan sarjana yang ribuan setiap tahun, tapi juga menjamin lapangan pekerjaan bagi mereka. Cara yang diusulkan adalah kerjasama dengan Pemkab/Pemkot untuk prioritas bagi alumni Untan.
Usul ini tentu saja tidak bisa diaminkan karena tujuan pendidikan tinggi adalah berpikir akademis, sedangkan untuk rekrutmen PNS sudah ada tata aturannya yang terbuka tidak hanya bagi alumni Untan, tapi secara nasional.
Acara yang ditayangkan pada pukul 15.00 dan berakhir 16.00 itu tanpa terasa mengalirnya. Satu persatu telepon masuk dari warga untuk mencermati bidang pendidikan dan korelasinya dengan media.
Saling asah, asih dan asuh membuncah sepanjang acara talkshow. Mereka juga mengucapkan selamat ulang tahun bagi Universitas Tanjungpura yang merayakan hut emas, 50 tahun. Tak urung kepada Borneo Tribune dan Tribune Institute yang masih usia kanak-kanak, 2 tahun. Umur boleh kanak-kanak, tetapi kinerja media harus cepat dewasa. Bravo bagi kita semua.
Minggu, 31 Mei 2009
Live, Pertanggungjawaban Publik
Posted by Noeris at 07.32
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar