Kita semua bersyukur bahwa hari H Pemilu legislatif pada 9 April kemarin berlangsung aman, sukses dan lancar. Tidak ada satu pun kericuhan anarkis terjadi di Kalimantan Barat. Hal ini pertanda baik, bahwa masyarakat Kalbar sudah benar-benar dewasa dalam menjalankan pesta demokrasinya.
Berkenaan dengan hal tersebut wajar jika kita memberikan rasa hormat yang tak terkira kepada seluruh rakyat Kalbar, petugas KPUD, Panwas, saksi parpol, pemantau, polisi, jurnalis dan semua pengguna hak suara. Atas semangat kebersamaan kita telah berhasil melewati fase krisis. Terbukti di Papua, aksi anarkisnya malah merenggut korban jiwa.
Partisipasi aktif Harian Borneo Tribune dan Tribune Institute tidak hanya lewat tulisan Pemilu di agenda besar Bangsa Indonesia 2009, tapi juga masuk dalam jejaring Cirus Surveyor Group (CSG) melakukan tugas pengawalan pesta demokrasi secara lebih berjejaring nasional. Di Kalbar disebar 37 orang relawan yang sebelumnya sudah direkrut secara terbuka dan diberikan pelatihan.
Banyak catatan yang bisa diambil hikmahnya seperti tertuang di dalam laporan khusus edisi Minggu, 12 April ini (halaman 17-20). Mulai dari cepatnya jawaban masuk terhadap siapa partai pemenang dalam pemilu kali ini, sikap Golput, antusiasme masyarakat, hingga lika-liku masalah di Tempat Pemungutan Suara.
Nasionalisme kebangsaan berupa penentuan alih generasi kelembagaan di DPRD, DPR RI maupun DPD memang ditentukan melalui Pemilu. Warga memahami hal ini dengan menentukan pilihan kepada sosok yang tepat. Sosok yang sudah menjabat, tetapi tidak dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat dihukum dengan cara tidak dipilih kembali.
Edukasi politik kepada masyarakat terlihat dengan jelas jika dipantau dengan cermat di lapangan. Hasil goresan tangan wartawan Borneo Tribune dan relawan seperti dimuat edisi Minggu kali ini mencerminkan suasana riil di kancah pesta demokrasi. Ada hal serius, sampai humor. Ada prihal nasionalisme, dan ada hal semangat rela berkorban.
Kita berharap semakin hari kualitas pesta demokrasi di Kalbar pada khususnya dan Indonesia pada umumnya semakin baik. Adapun para wakil rakyat yang terpilih untuk dapat menjalankan tugasnya dengan paripurna. Jangan kecewakan rakyat. Jangan korupsi. Jangan membuat malu Republik.
Sebaiknya kepada mereka yang menjadi caleg, tetapi belum terpilih harap tidak stress. Jangan sampai putus jantung putus napas seperti terjadi dengan salah seorang caleg di Bali. Ia terpaksa dikirim ke alam baka akibat tak siap menerima kekalahannya.
Kita mesti menyadari bahwa pesta demokrasi adalah pesta kalah-menang. Yang menang tidak bisa semuanya. Pasti ada yang kalah. Dan yang kalah bukan berarti pupus harapan. Masih ada waktu untuk mempersiapkan diri 5 tahun yang akan datang. Tetapi jika sudah kurang ideal lagi waktunya, mari kita berbakti kepada negeri ini melalui medan tugas di mana saja kita berada. Pengabdian kepada negara ini tidak mutlak harus di DPRD atau DPR RI. Karena wakil rakyat sesungguhnya adalah berada di tengah-tengah rakyat. Bergulat dengan rakyat untuk pemberdayaan kekuatan rakyat. Dari, oleh dan untuk rakyat.
Selasa, 14 April 2009
Sukses Hari H Pencontrengan Pemilu Legislatif
Posted by Noeris at 07.43
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar