Kagum. Itu citra pertama yang ditangkap Heli Nurcahyo, Pimpinan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Regional Kalimantan saat berkunjung ke redaksi Harian Borneo Tribune 27 Maret kemarin. ”Tak gampang untuk bekerjasama dengan media,” kata Heli pria yang berlatar belakang pengacara saat memulai pembicaraannya.
Rencana kedatangan KPPU ini sudah diketahui awak redaksi sejak adanya surat permohonan audiensi masuk via faximil. Pemimpin redaksi, Nur Iskandar segera menginstruksikan kepada Catur, Sekretaris Redaksi untuk segera membalas surat tersebut. Bahwa redaksi menerima dengan pintu terbuka bagi kedatangan KPPU. Landasan berpikirnya sederhana saja, bahwa kerjasama dan networking adalah penting. Saking pentingnya, dalam banyak pelajaran disebutkan bahwa kerjasama adalah kunci dari segala keberhasilan. Selain itu, bagi kita orang Timur, memuliakan tamu adalah sikap yang terpuji. Bahkan menurut agama, sebagian dari iman.
”Kami yang mohon maaf, setelah diberikan jawaban diterima oleh Borneo Tribune, malah kami yang ada penundaan karena faktor non teknis,” tambah Heli. Dia menambahkan, bahwa media lainnya kurang merespon keinginan KPPU untuk bekerjasama. ”Aneh,” timpal pria yang gemar mengenakan jas berwarna gelap ini.
Bagi kami kata aneh yang diutarakan Heli tidaklah aneh. Demikian karena keteraturan semesta di era mutakhir ini sudah banyak yang jungkir balik. Tak perlu diuraikan satu persatu karena terlalu panjang jika hendak diuraikan satu per satu.
”Saya mengenal Borneo Tribune buat pertama kalinya adalah lewat Blog,” kata Heli. ”Lewat Blog saya mengetahui bahwa koran ini lahir dengan idealisme, mengedepankan keberagaman dan kebersamaan,” ungkapnya.
Manager Umum yang juga pengembang Blogger di Kalbar, Asriyadi Alexander Mering tampak senyam-senyum. Begitupula Penasihat Hukum Borneo Tribune, Dwi Syafriyanti. ”Di Borneo Tribune semua wartawan punya Blog, bahkan kami rutin melakukan pelatihan melalui Tribune Institute,” kata Mering.
Heli menyampaikan bahwa maksud kedatangannya selain bersilaturahmi, juga bersosialisasi. ”Ke depan, kita mau menggelar seminar tentang KPPU dan Media Massa. Kita sadar bahwa power media massa sangat besar,” ungkapnya. Borneo Tribune menjadi media pilihan untuk bekerjasama.
KPPU sendiri merupakan lembaga negara seperti KPK yang bertugas menegakkan iklim dunia usaha secara fair dan demokratis. Oleh karena itu sejumlah kasus dibuka dan didiskusikan untuk kemudian diambil hikmahnya bagi penataan dunia usaha yang adil. Jika keadilan dapat ditegakkan, maka generasi muda ke depan akan lebih mapan menatap masa gilang gemilang.
Heli merasa senang berada di redaksi Borneo Tribune, berdiskusi, saling tukar menukar pengalaman, hingga kunjungan ke sekeliling dapur redaksi, percetakan, Tribune Institute dan Suwito Associates. ”Wah kompleks yang besar sekali. Saya kagum dan bangga,” katanya. ”Apalagi Borneo Tribune mampu lepas dari kapitalisme pemodal besar dari luar Kalimantan,” imbuhnya. ”Ini modal besar untuk maju lebih jauh ke depan,” imbuhnya.
Kemampuan untuk berdikari kata Heli sudah senapas dengan semangat otonomi daerah. Otonomi daerah benar-benar berbuah jika media massanya mengenal betul karakteristik pembacanya, termasuk memberitakan dunia usaha secara fair. Fairness dalam ilmu jurnalistik berlandaskan check and balancing. Akurat, berimbang, dan klir. ”Kelar pasti kelir,” kata Nur Iskandar. Semua pun mengulum senyum. Puas untuk bisa bekerjasama.
Sabtu, 04 April 2009
KPPU-Borneo Tribune Jalin Kerjasama
Posted by Noeris at 07.53
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 comments:
Kalau membaca postingan ini rasanya pengin main lagi ke Pontianak.
Posting Komentar