Jumat, 13 Februari 2009

SBY Agendakan Tinjau PPLB Aruk


“Dalam kondisi sekarang kami tiba di Aruk hanya dua jam,” kata Bupati Sambas, H Burhanuddin A Rasyid. Katanya, dahulu sebelum jalan ke Aruk dirintis, lamanya bisa 19jam.
Burhan datang bersama rombongan ke Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Aruk, Rabu (4/2) sekitar pukul 10.00 WIB dengan kendaraan roda empat. Tampak bersamanya Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalbar, Ir Jakius Sinyor, Kepala PDAM, Kacab PLN, serta sejumlah kepala dinas Pemkab Sambas. Para petinggi ini sengaja kumpul untuk menyambut kehadiran Dirjen Cipta Karya, Joko Yuwono.
Cuaca di pagi hari ini terlihat mendung. Awan bergelayut tebal sehingga bukit di sekitar kawasan Aruk dan Biawak di sempadan Malaysia hanya terlihat separoh. Di wilayah Kuching bahkan masih dilanda musim hujan yang “teruk”. Beberapa lokasi seperti Kampung Melayu di wilayah water front city dikeluhkan banjir. Keluhan banjir serupa terjadi di wilayah Sekayam Kabupaten Sanggau.
“Ini kondisi hujan dan jalan sebagian belum beraspal. Jika jalan kita sudah beraspal mulus seperti Malaysia, serta jembatan-jembatannya lebar tidak sesempit sekarang, pasti akan lebih cepat lagi,” ungkap Joko yang pernah menjadi staf PU Kalbar di masa kepemimpinan H Said Djafar.
“Saya bukan orang baru di Kalbar. Dahulu saya bekerja di Dinas PU Kalbar dalam rangka persiapan MTQ Nasional ke-14 di Kota Pontianak. Saya juga di tahun 1980-an itu sempat mengunjungi pembangunan PPLB Entikong,” ungkap Joko saat didaulat tampil memberikan kata sambutan di salah satu ruangan PPLB Aruk.
Joko sengaja hadir di PPLB Aruk untuk melihat kondisi terakhir pembangunan salah satu gate perbatasan Indonesia-Malaysia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang punya perhatian serius terhadap pembangunan perbatasan sangat berkeinginan hadir meresmikan secara langsung.
“Saya lihat persiapan PPLB Aruk progress sekali. Ini paling maju di antara delapan provinsi lain yang punya perbatasan dengan manca negara,” pujinya.
Saya yang turut hadir meliput bersama Agus dari SCTV dan Arthurio dari Tribun Pontianak turut melihat betapa besarnya bangunan PPLB Aruk. Jika dilihat dari wilayah NKRI, pagar masuk ditandai dengan besi stainless putih. Bangunannya dibuat artistik dengan menggabungkan unsur Melayu, Dayak dan China. “Sambas itu artinya tiga bahasa. Sam, tiga. Bas, bahasa. Jadi kami simbolkan dengan tiga gapura,” ungkap Bupati Burhanuddin di dalam kata sambutannya.
Bupati yang terpilih dua periode dengan Pilkada langsung secara mayoritas di atas 70 persen ini mengatakan, dia pernah mengunjungi Aruk dengan berjalan kaki. Lamanya melebihi 19 jam. Kondisi sekarang hanya tinggal 23 km yang belum diaspal, katanya.
Burhan yang punya disiplin ilmu pertanian ketika menjadi Kepala Dinas Pertanian berpikir, jika saja isolasi daerah dibuka, maka hasil-hasil pertanian akan mendapat pasar yang jauh lebih baik. Terlebih nilai tukar Ringgit lebih tinggi daripada Rupiah.
Benar saja, sejak terpilih sebagai Bupati Sambas dan Aruk mulai dibuka sesuai programnya, telah terjadi peningkatan ekonomi per kapita penduduk dari 700 USD/tahun menjadi 1000 USD/tahun. “Jika proyek pembangunan PPLB Aruk ini selesai dilakukan saya yakin pendapatan per kapita penduduk kawasan ini bisa meningkat menjadi 1500 USD,” ujarnya.
Burhan mempresentasikan tata ruang PPLB Aruk. Dikatakannya semua telah siap, baik Imigrasi, Karantina Hewan dan Tanaman, perumahan karyawan, sekolah unggul, pasar dan fasilitas-fasilitas publik. Burhan bahkan secara cerdas mengusulkan bantuan anggaran kepada Dirjen Cipta Karya seputar pengadaan jalan lingkungan, jembatan, air bersih di pemukiman dan fasilitas persampahan.
Burhan sesekali juga meminta kepala dinas atau lembaganya berdiri seperti Kepala Desa, Kepala PDAM, dan Kacab PLN. “Untuk listrik di PPLB Aruk sudah tidak ada masalah, sudah nyala sekarang. Cuma timbul masalah, sebelum PPLB diresmikan Pak SBY, siapa yang akan membayar?” ujar Burhanuddin seraya tertawa. Audien yang mendengar presentasinya dengan serius juga tertawa, karena setelah memecahkan satu masalah maka muncul masalah yang lainnya lagi.
“Saya katakan tidak mengapa. Biar saja tagihannya masuk ke Bupati Sambas. Terpenting PPLB Aruk segera dapat diresmikan,” lobi Bupati Sambas.
Joko seraya senyum memuji kepiawaian Bupati Burhanuddin melakukan inovasi dan pengembangan wilayah perbatasan. Katanya, PPLB masuk Kawasan Strategis Nasional (KSN). Oleh karena itu anggaran pusat selalu akan mengucur tergantung sejauh mana kesiapan daerah. Untuk itu Joko menyanggupi segala usulan Bupati Sambas seperti jalan lingkungan, air bersih, tata kelola persampahan dan fasilitas-fasilitas umum lainnya.
“Kita bekerja sesuai program. Persoalan Pak SBY mau meresmikan atau sekedar melakukan kunjungan kita siap-siap saja. PPLB sudah masuk KSN,” kata Joko.
Joko menilai kedatangan SBY nanti lebih tepat meninjau karena di PPLB Jiran sendiri pembangunan gedungnya baru dimulai. “Saya tidak tahu apakah semua bisa terkejar dalam 3 bulan lantaran sudah Pemilu di Indonesia. Lebih tepatnya mungkin kunjungan sekaligus meresmikan jalan, jembatan, bahkan seperti usulan Bupati Sambas, ya meresmikan Kantor Bupati,” imbuhnya.
Seusai melakukan peninjauan PPLB Aruk, Joko beserta rombongan menuju PPLB Jagoi Babang, Bengkayang via Serikin. Sehari kemudian Joko meninjau PPLB Entikong dan melakukan penancapan tiang pertama rumah susun sewa di Jeruju, Kota Pontianak.
Akses jalan di Jiran (Sarawak) memang jauh lebih baik ketimbang di Indonesia (Kalbar). Arus transportasi terutama turis yang mencapai 5 juta jiwa di Sarawak akan mendapat akses alternatif jika PPLB Aruk dibuka. Mereka hanya 1,5 jam berkendaraan normal dari Bandaraya Kuching dan dua jam berikutnya sudah akan bisa menikmati Kota Sambas, dua jam berikutnya Kota Singkawang, 1,5 jam berikutnya Kota Mempawah dan dua jam berikutnya Kota Pontianak.
Sekilas tergambar, jika PPLB Aruk dibuka, maka arus orang dan barang antara kedua negara akan semakin meningkat. Diharapkan Bupati Sambas, terjadi perlipatan ekonomi di segala lini sehingga masyarakat sejahtera. Tentu harus dibarengi pula dengan persiapan menekan ekses-ekses negatif dari lancarnya arus transportasi orang dan barang tersebut.



0 comments: