Formalnya laporan perkembangan atau progress report ke Universitas Bonn (Bonn University) di Jerman, tetapi secara langsungnya di rubrik ini, pada hari ini, kami laporkan kepada publik. Intinya adalah apa saja yang telah dan akan dilakukan antara Borneo Tribune dengan lembaga nirlabanya Tribune Institute serta Bonn University.
Pertama, mahasiswa S1 dan S2 Bonn University belajar bahasa dan kebudayaan dengan magang alias internship programe di Borneo Tribune dan Tribune Institute. Tenggat waktunya 3-6 bulan.
Sejak 1 Oktober 2008 program ini dilaksanakan, praktikan satu per satu—hingga sekarang empat orang—di tahun 2009 akan bertambah 3 lagi—mencapai kemajuan dalam berbahasa dengan luar biasa. Parameternya adalah pergaulan sehari-hari di mana mereka berkomunikasi selama 6 hari berbahasa Indonesia dan sehari sesuai program English Day on Tribune berbahasa Inggris (setiap hari Sabtu).
Praktikan mengalami kemajuan dalam menerapkan mata kuliah Bahasa Indonesia yang ditimba bersama Yanti Mirdayanti, MA (dosen Bahasa Indonesia sekaligus freelancer Borneo Tribune) serta aktivitas keredaksian. Praktikan juga menulis bilingual, yakni Bahasa Indonesia serta Bahasa Inggris. Karya-karya ini menunjukkan betapa praktikan sudah bisa berbicara dan sekaligus menulis. Masing-masing dua saluran keterampilan ilmu komunikasi dan ilmu bahasa.
Cultural exchange juga dirasakan awak redaksi dan komunitas sosial melalui program ini. Ada pertukaran pengetahuan, pengalaman, hingga kebudayaan. Antara praktikan dan kru redaksi maupun pembaca ada saling belajar, saling mengisi, memberi dan menerima. Take and give.
Kemampuan berbahasa Inggris awak redaksi juga meningkat. Peningkatan berbahasa internasional ini membuka peluang kepada peningkatan pengetahuan, keterampilan dan setrusnya sehingga berdampak bagi pengambilan keputusan-keputusan secara cerdas. Publik juga memanfaatkan informasi publik di Borneo Tribune yang terus meningkat ini. Praktikan difasilitasi HBT dan YTI memenuhi undangan sekolah-sekolah, kampus-kampus, sampai komunitas-komunitas berbahasa Inggris.
Inilah esensi dari koran Borneo Tribune sebagai koran pendidikan. Pendidikan itu dimulai dari diri sendiri, di lingkungan kantor dan kemudian meluas ke luar. Tangan atau lembaga kami untuk menjangkau kegiatan luar yang lebih luas tidak hanya Borneo Tribune melalui korannya, tetapi juga Tribune Institute dengan aktivitas-aktivitas sosialnya.
Mendapat laporan perkembangan seperti karya-karya tulis praktikan, Bonn University selalu membahasnya. Karya-karya seperti artikel maupun opini selalu dicetak dan diperbanyak, lalu ditempel di pusat-pusat informasi Kampus Bonn.
Nama praktikan seperti Dorina, Mathias, Sina, dan Christian harum di Jerman, nama Borneo Tribune dan Tribune Institute juga naik daun di salah satu negeri Eropa itu. Pastinya, nama Kalbar dan Indonesia juga berjaya di negara kiblat teknologi dunia tersebut. Jerman!
Pembaca, begitulah laporan kami kepada publik. Begitupula laporan kami kepada Dirut PT Borneo Tribune Press, W Suwito, SH, MH. Para pihak saling lontar ide, harapan dan kerja maupun karya. Respon balik yang diperoleh memang jauh lebih bersemangat sehingga melecut adrenalin untuk berbuat dan berbuat jauh lebih taktis maupun strategis lagi. Bukan lagi talk less do more, tetapi talk more do more.
Minggu, 08 Februari 2009
Progress Report ke Bonn University Jerman
Posted by Noeris at 03.48
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar