Sabtu, 28 Februari 2009

Gus Sholah Kunjungi Borneo Tribune



Adik kandung mantan Presiden RI, KH Sholahuddin Wahid bertandang ke dapur redaksi Harian Borneo Tribune seusai pelaksanaan Konvensi Nasional Capres RI 2009-2014 yang dihelat di Gedung Taman Budaya Kota Pontianak, Selasa (24/2) kemarin. Pria berkacamata, cucu pendiri Nahdlatul Ulama—KH Hasyim Asy’ari—yang kerap disapa Gus Sholah itu hadir dalam kapasitasnya selaku Ketua Dewan Integritas Bangsa (DIB). Beliau didampingi sekretarisnya di DIB, Natan Setiabudi dan Pimpinan Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak) Lius Sungkharisma.
Kehadiran tiga tokoh pengusung Capres Alternatif lewat jalur konvensi nasional ini disambut langsung Pemimpin Redaksi Harian Borneo Tribune, Nur Iskandar, Wapemred Tanto Yakobus dan Redaktur Pelaksana, Muklis Suhairi serta Manajer Percetakan, Ukan Dinata.
Kehadiran tiga tokoh penting dalam menawarkan solusi bangsa khususnya melalui jalur Capres Alternatif ini setelah menimbang jumud dan bekunya jalur parpol. Parpol dinilai benar-benar rumit, penuh intrik sehingga sampai saat ini yang terbentuk barulah Blok S (SBY), Blok J (JK) dan Blok M (Megawati). Adapun alternatif yang muncul dalam konvensi bertambah sedikitnya empat pilihan baru. Mereka adalah Rizal Ramli, Yudhi Crisnandi, Marwah Daud Ibrahim dan Bambang Sulistomo. DIB menekankan pada “Selection” tidak sekedar “Election”.
Sebaliknya kunjungan Gus Sholah dkk ke Borneo Tribune adalah suatu penghargaan yang besar bagi kami. Pada gilirannya, kunjungan ke dapur redaksi juga menandakan betapa rendah hati para pemimpin DIB yang jauh lebih senior dalam pengalaman maupun wawasan. Mereka ingin dekat dan lekat kepada media yang punya idealisme, sementara kami pun menyambut ibarat pepatah, “kecil telapak tangan, nyiru kami tadahkan,
menyambut hangat untuk belajar serta mendengarkan petuah-petuah orang-orang tua.
Ketiga tokoh yang sudah tampil konvensi bersama mantan Menko Perekonomian Dr Rizal Ramli, anggota DPR RI Komisi Pertahanan Dr Yudhi Crisnandi, politisi dan aktivis ICMI Dr Marwah Daud Ibrahim, serta putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo juga sudah duduk semeja bersama tokoh Ciganjur Sri Sultan Hamingkubono X, Wiranto, hingga Fadel Muhammad. Mereka melalui DIB mendapatkan apresiasi yang tinggi dalam konteks mencari solusi siapa calon pemimpin terbaik Bangsa Indonesia 2009-2014. Mereka sudah tampil di enak kota, sedangkan Pontianak adalah kota konvensi ke-7 dari 12 provinsi target.
“Setidaknya kita membuka mata rakyat dengan pendidikan politik yang benar. Mestinya Parpol juga melakukan konvensi,” kata Gus Sholah saat bincang-bincang serius tapi santai di meja rapat redaksi. Gus Sholah menyebut kematangan konvensi di AS seperti antara Hillary Clinton Vs Obama di Partai Demokrat dengan kemenangan Pilpres pada Obama sebagai sebuah edukasi politik yang patut diteladani di Indonesia.
Gus Sholah datang dengan pakaian sederhana, dan kopiah hitam lengket di kepalanya. Kiyai moderat putra Wahid Hasyim yang satu ini—yang dinilai lebih mudah diajak berdiskusi ketimbang kakak kandungnya—Gus Dur yang hoby zig-zag—menikmati teh panas dan penataan wajah halaman di komputer sebelum materi surat kabar naik cetak.
Gus Sholah sempat melihat dari dekat mesin cetak yang dimiliki Borneo Tribune, bertanya tentang tiras, distribusi, dan pendapatan bisnis media berumur 21 bulan ini. Semua pertanyaan itu dijawab dengan lugas oleh Nur Iskandar yang mengaku sejak kecil memang mengidolakan Gus Sholah karena pemikirannya yang moderat serta santun kepada orang tua. Maklum polemik di Pondok Pesantren Jombang warisan leluhurnya jadi pusat perhatian media massa era 80-an waktu itu.
Dua tokoh yang mendampingi Gus Sholah, Natan Setiabudi dan Lius Sungkharisma juga asyik nimbrung menyoal politik kebangsaan, kaderisasi kepemimpinan nasional, masalah-masalah ke depan hingga peran serta media massa untuk mendidik publik. “Kami kagum dengan Borneo Tribune yang bisa berdikari lepas dari pemodal besar di Jakarta atau Jawa. Kami mendoakan agar Borneo Tribune bisa tetap eksis dan unggul dengan idealismenya untuk mewarnai Kalimantan,” ungkap ketiganya dalam aroma pembicaraan kekeluargaan.
Kedatangan rombongan pada pukul 17.30 itu tanpa terasa larut hingga 18.30. Gus Sholah menyempatkan diri melihat-lihat kondisi dapur redaksi bahkan mengetik sebuah konsep di meja Redpel. Adapun Natan Setiabudi sempat-sempatnya memeriksa tampilan wajah halaman satu yang akan segera diterbitkan dan kebetulan di edisi saat itu headlinenya soal DIB Mencari Capres Alternatif.
Keakraban dan penghormatan akan perjuangan intelektual serta sosial dari para tokoh-tokoh bangsa memang menjadi perhatian utama Borneo Tribune. Sikap “polite” para tokoh yang datang ini gayung bersambut dengan “polite-nya” anak-anak muda. Masing-masing pihak mengedepankan asah, asih, asuh. “Hanya dengan keteladanan kita semua bisa mencapai asah, asih dan kasih dalam satu genggaman. Satu genggaman visi-misi strategis membangun Bangsa Indonesia berkelanjutan.”



0 comments: