Kawans, Mari Kita Selamatkan Lingkungan

Aku sedih melihat alam makin tak bersahabat dengan kita. Bukan hanya krisis ekonomi global yang melanda hampir setiap kawasan, tapi juga panas global bumi menyebabkan air pasang dan banjir di mana-mana. Sampai-sampai petani karet pun tak bisa menyadap lateks sumber mata pencahariannya.
Panas global kita ketahui diakibatkan oleh kita-kita juga. Dan ini yang membuat kepalaku pusing tujuh keliling. Sampah di mana-mana. Semakin sering kita ingatkan orang untuk tidak buang sampah sembarangan, semakin sering pula kita diejek, "Ah sok bersih loh." Atau setidaknya cengar-cengir. Mendingan jika cengar-cengir itu disambut dengan mengantongi sampah atau membuang sampah pada tempatnya, tetapi jika cuek bebek? Alamak, menyayat hati. Rasanya ingin mengambil sampah yang dibuang itu lalu tak timpukin ke mukanya (duh marah neeh).
Kita kadang ingin mengubah sesuatu yang besar, tetapi banyak hal-hal kecil yang kita lupakan. Sampah salah satunya, jam karet keduanya (artinya kita kudu disiplin diri--belajar menepati waktu). Kita kudu memulai segala sesuatu dengan niat bersih, hati bersih, dan dimulai dari yang kecil-kecil dulu lah. Toh dari langkah-langkah kecil akhirnya besar juga. Bukankah dari tangga-tangga kecil, akhirnya kita ke puncak juga. Take it easy. Easy going for the best.
Okelah kawans, yok kita selamatkan bumi kita yang cuma satu ini. Bumi yang harus kita wariskan kepada anak-cucu kita dalam keadaan paripurna. Tidak rawan banjir, rawan pangan, krisis ekonomi, krisis moral, korupsi, manipulasi, kriminalisasi....wah wah wah mengerikan. Jangan. Jangan kita wariskan neraka kepada anak-anak kita.
Kawans, mari kita selamatkan bumi, selamatkan keluarga dunia dari global warming. Api mentari yang membakar. Membakar seperti ancaman neraka jahannam.
Bukan menakut-nakutin kawans, aku sendiri sudah ketakutan sekarang. Help, help, help me friends! Lets save our just one world.