Dunia nyata saat ini terasa semakin kecil. Hubungan antara satu negara dengan negara lain sudah tidak sejauh setengah abad yang lalu di kala teknologi belum secanggih sekarang. Di abad modern ini, jarak sudah dipersempit dengan kendaraan darat, laut, terlebih udara yang super canggih.
Zaman super canggih ini pun terus melesat ke tingkat maya melalui perkembangan internet. Dunia sudah di depan mata. Sekali klik, kita sudah bisa berada di Amerika. Klik berikutnya, kita sudah bisa browse di seantero Jepang. Begitu seterusnya, kita bisa melanglangbuana ke segala penjuru dunia.
Melalui saluran teknologi canggih seperti itu, tergantung kepada kita mau diapakan kekayaan informasi itu. Mau positif, ataupun negatif.
Ketakutan sejumlah orang tua di Kalbar masih sangat terasa dengan kemajuan sain dan teknologi ini. Bahkan pernah diberitakan oleh Borneo Tribune, bahwa ada orang tua yang melarang putra-putrinya membuka internet di cyber-cyber cafe atau warnet. Alasannya jelas. Orang tua ini takut putra-putrinya tersesat di hutan belantara internet yang syur dan glamour.
Harian Borneo Tribune dengan lembaga nirlaba, Tribune Institute bisa merasakan ketakutan orang tua seperti itu. Oleh karenanya, Borneo Tribune bergandengan tangan bersama Tribune Institute bersama partnership menjembatani berbagai pihak untuk dapat memetik manfaat-manfaat positif dari kemajuan sain dan teknologi itu. Ditambah satu catatan penting: kita merengkuh kemodernan, kemajuan, maupun pembangunan/development, tetapi tidak melupakan khazanah budaya yang kita miliki. Budaya itu adalah budaya timur yang mengedepankan kesopan-santunan, busana yang elegan, tata bahasa yang halus, maupun tata krama dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan to the point-nya, kita adalah masyarakat yang relijius. Yakni masyarakat yang taat akan agama. Ketaatan akan agama tercermin lewat prilaku yang mulia serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
Melalui model pendekatan pendidikan yang syarat nilai di visi-misi Borneo Tribune-Tribune Institute selama ini telah terjalin program-program kerjasama lokal, nasional dan internasional. Kami terus bergandengan tangan dengan semangat persahabatan.
Di tingkat lokal seabrek-abrek kegiatan terjalin secara mutual seperti diskusi, seminar, workshop atau lokakarya. Seperti menjelang Pilkada Kota kemarin, telah terjalin kerjasama bersama Komisi Pemilihan Umum untuk membedah visi-misi maupun program aksi setiap pasangan kandidat.
Di tingkat nasional, pada medio 10-14 Nopember nanti akan kembali kami selenggarakan Kursus Menulis Narasi. Kegiatan ini bekerjasama dengan Pantau Foundation dan EC-Indonesia FLEGT Support Project.
Di tingkat internasional, Borneo Tribune dan Tribune Institute menjadi partner kegiatan Kedutaan Besar Amerika Serikat melalui American Corner. Pada sisi lain sejak 1 Oktober lalu telah terjalin hubungan kerjasama dengan Bonn University di mana 6 mahasiswa-mahasiswi Jerman mengikuti magang atau internship program di ruang redaksi. Mereka belajar Bahasa Indonesia dan jurnalisme, sedangkan awak media Borneo Tribune dan Tribune Institute nge-charge-capacity building. Khususnya belajar Bahasa Inggris dan kebudayaan.
Tak heran jika para tamu bertandang ke kantor redaksi, lantas mata mereka tertaut dengan si mata biru dan rambut blonde. “Eit, di Borneo Tribune ada bule ya?” tanya Doni HA Aswin kala datang bertandang suatu hari.
“Iya, mereka magang di sini.”
“Hebat dong, Borneo Tribune bisa jadi tempat magang kampus universitas besar di Jerman,” sambung Doni.
“Garap terus supaya Borneo Tribune melangkah jauh lebih cepat,” timpalnya.
Rhonald Kasali seorang jurnalis-cum akademisi di dalam bukunya: Change, menegaskan, “Jika mau maju, dapatkan dukungan dari dalam maupun dari luar.” Dan itulah yang dilakukan Borneo Tribune tanpa kenal lelah.
Upaya itu kami sampaikan ke haribaan pembaca sebagai bentuk transparansi dan pertanggungjawaban publik. Kami merasa dukungan pembaca amat sangat besar artinya bagi kami secara internal maupun eksternal.
Tapi Pembaca yang budiman, kami sadari bahwa sesungguhnya kami belum berbuat apa-apa. Oleh karena itu terus dukung dan supportlah kami. Semoga karya nyata kami, atau kita semua akan membawa manfaat mondial di Kalbar secara bersama-sama pula. Amiin.
Jumat, 21 November 2008
Mengikat Hubungan Lokal, Nasional dan Internasional
Posted by Noeris at 12.00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar