Jumat, 21 November 2008

Narative Reporting untuk Pontianak


Kesibukan di Harian Borneo Tribune bertambah sepekan terakhir ini. Ada kegiatan Narative Reporting untuk Pontianak yang bakal digelar pada Senin, 10-14 Nopember esok.
Koordinasi dilakukan dengan super intensif karena target kegiatan ini adalah super sukses. Tidak hanya super sukses secara formal fisik material, tapi juga pada psikis moral spiritual.
Asriyadi Alexander Mering selaku koordinator program dari lembaga pendidikan nirlaba milik Harian Borneo Tribune, yakni Tribune Institute telah mengatur sekaligus menyiapkan segala sesuatunya. Baik lokasi, materi dari berbagai buku dan karya jurnalistik kelas dunia, instruktur hingga pendaftaran peserta.
Tujuan kegiatan Narative Reporting untuk Pontianak ini tiada lain adalah untuk meningkatkan mutu jurnalisme di Kalimantan Barat. Jumlah peserta yang terdaftar sebanyak 20 orang terdiri dari kalangan jurnalis, akademis, mahasiswa, aktivis LSM, hingga advokat.
Instruktur yang hadir tak kepalang tanggung. Dia adalah suhu jurnalisme bergenre narative, atau jurnalisme sastrawi di Indonesia, Andreas Harsono. Tokoh muda alumni Newman Fellowship, Paman Sam yang juga murid dari Nabinya Jurnalisme AS, Bill Kovack ini bertabur bintang penghargaan. Tulisan-tulisannya dihargai setaraf penulis kaliber dunia.
Ide Narative Reporting untuk Pontianak ini sendiri bermula dari kasus Gang 17 sebagai letupan terakhir yang relatif massif di Kota Pontianak sebagai bagian dari rangkaian panjang sejarah kelam konflik anarkis di Kalbar. Andreas Harsono mengulasnya secara mendalam dengan teknik narasi atau bercerita. Tulisan yang berbobot itu telah dimuat di Gatra dan Laporan Khusus di Harian Borneo Tribune.
Banyak pihak yang menganga mendapatkan laporan itu. Diskursus dan diskusi jadi panas, namun dalam terminologi kedamaian. Tak urung tokoh Kalbar yang menetap di Jakarta, Frans Chai mengusulkan perlunya upaya-upaya cerdas untuk membuat Kalbar menjadi aman bestari.
Andreas mengusulkan agar kualitas jurnalis di Kalbar ditingkatkan. Caranya adalah dengan pendidikan kewartawanan. Pendek cerita, jadilah Workshop Narative Reporting yang bakal dihelat di Hotel Peony ini.
Karena tujuannya sangat mulia, banyak pihak yang bersedia urun tangan langsung maupun tidak langsung. Sedikitnya ada 8 lembaga yang bersinergi. Mulai dari Uni Eropa, Dephut, FLEGT Support Project, Gajahmada Hotel, Eka Tjipta Foundation, Pantau Foundation, Harian Borneo Tribune dan Tribune Institute.
Awak media yang terlibat meliputi media cetak dan elektronik. Baik media lokal maupun perwakilan media nasional di Kalbar.
Bagi Anda yang tertarik untuk juga bisa menulis secara mendalam dengan teknik Narative Reporting dan membawa manfaat bagi kemajuan Kalbar pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, kami anjurkan untuk daftar pada gelombang kedua. Kami akan menghelat acara seperti ini secara gradual.




0 comments: