Kerja media sama dengan kerja merekam kehidupan. Semua peristiwa sedapat mungkin direkam untuk kemudian diolah menjadi bahan informasi yang edukatif dan entertein.
Konsekwensi dari kerja merekam kehidupan, baik yang terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, maupun teraba oleh rasa adalah jam kerja nyaris 24 jam. Jika waktu yang diberikan Tuhan 26 jam, maka awak media juga akan bekerja 26 jam!
Karena sifat kerja media seperti itu, maka networking harus kuat. Manajemen internal juga harus rapi-jali. Antara satu orang dengan orang lain harus menjadi mitra kerja yang kompak.
Kekompakan adalah harga mati. Terlebih persaingan dalam memberikan pelayanan berita saat ini semakin tinggi kuantitas maupun kualitasnya. Kebutuhan publik standarnya juga terus meningkat.
Kiat-kiat media dalam memperkuat team-work berbagai-bagai caranya. Borneo Tribune sendiri memilih cara kekeluargaan, sehingga melahirkan culture corporate dari hati ke hati.
Semboyan bekerja dimulai dengan hati sangat tepat karena sinar mata adalah pancaran hati. Jika hati bersih, pandangan berbinar-binar sehingga gerak tubuh menjadi ringan. Dengan ringan tangan dan kaki, banyak pekerjaan cepat terselesaikan.
Kata-kata yang keluar dengan hati yang bersih juga adalah ide yang bermutu tinggi. Seperti ide merayakan ulang tahun Borneo Tribune yang pertama. Dengan segala keterbatasan yang ada, seluruh aktivitas outdoor dan indoor sukses besar. Buah dari kesuksesan kegiatan di medio Mei 2008 itu melahirkan ide berikutnya, membuat baju seragam Harian Borneo Tribune.
Sam Abu Bakar pun mulai mengutak-atik layar komputer. Dia menuangkan gagasannya dengan memainkan model huruf, simbol, serta penempatan. Hasil print outnya dikaji bersama-sama. Jatuhlah pilihan dengan warna dasar hijau muda-hitam dilengkapi dengan nama Borneo Tribune di bagian kerah belakang, simbol Enggang Gading terbang di dada kiri serta nama Borneo Tribune di dada bagian kanan.
Atika Ramadhani melanjutkan realisasi ide ini dengan menghubungi pihak taylor yang mampu mengerjakannya. Hasilnya sangat menggembirakan. Setiap karyawan mendapatkan baju satu per satu. Baik karyawan yang lama, maupun yang baru.
Di ajang silaturahmi Syawal, dalam suasana Idul Fitri, karyawan-karyawati masuk kantor dengan wajah sumringah. Mereka semua memakai baju baru. Baju seragam Borneo Tribune.
Perangkat kamera Ula pun diangkut ke ruang redaksi. Tak hanya kamera canggih, tapi juga lampu studio yang mengembang laksana payung di posisi kiri dan kanan. Pegiat media pun berpose manis di depan kamera. “Satu, dua, tiga...” jepret. Tak cukup sekali, aksi berlanjut dua tiga kali dengan berganti-ganti posisi. Kamera pun tak hanya Ula, tapi juga Maya dan Muklis Suhairi.
Rasa gembira di awal Syawal dilengkapi dengan kehadiran Dorina Luise Schulte mahasiswi magang dari Bonn University, Jerman. Ia juga mengenakan kostum Borneo Tribune dan duduk manis di antara karyawan-karyawati Borneo Tribune. “Hallo Dorina,” jepret. “Hallo honey...” gelak tawa pun membuncah di ruang redaksi.
Rabu, 29 Oktober 2008
Ide dan Kerja Dimulai dari Hati
Posted by Noeris at 07.53
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar