Kamis, 11 September 2008

Berorientasi pada Sesuatu yang Besar

Berorientasi pada sesuatu yang besar bukan berarti melupakan yang kecil, karena biasanya kendaraan terjungkal bukan karena batu yang besar melainkan batu kerikil. Kenapa demikian, karena batu besar jelas terlihat sehingga mudah dielakkan, sedangkan kerikil kecil karena tak terlihat kerap kali diabaikan, dan tiba-tiba saja menyebabkan roda tergelincir.
Dalam buku manajemen disebutkan fault in detail. Kesalahan di dalam sesuatu yang kecil. Contohnya noda hitam di baju yang putih, atau noda kecil di layar yang putih. Pandangan mata kita akan selalu tertuju pada noda atau noktah hitam tersebut.
Memang noda atau noktah tersebut bisa diberikan muatan positif, sehingga tidak selalu berkesan negatif. Dalam ilmu marketing sesuatu yang unik dan ganjil memang dibutuhkan untuk mendapatkan perhatian. Oleh karena itu ada kesimpulan di dalam marketing untuk tidak menggarami pasar, atau membuat produk yang sama dari yang sudah ada. Jika produk kita ada karakter, keunikan, keganjilan, maka ada ciri khasnya. Ciri khas ini yang menjadi tantangan untuk bagaimana dia bisa ditemukan.
Produk yang bisa bertahan lama, berumur panjang di pasar adalah produk yang punya ciri khas, punya karakter dan punya keunikan. Produk yang abadi adalah juga produk yang punya idealisme serta punya visi besar.
Di dalam riset perusahaan-perusahaan besar dunia, dari 500 jumlah yang berkaliber Fortune 500, hanya 2 persen yang mampu mempertahankan reputasinya. Mereka yang mampu bertahan adalah lembaga yang mempunyai visi besar.
Borneo Tribune lahir dan dibesarkan dengan visi besar. Dari namanya mencerminkan orientasi yang besar tersebut, begitupula terhadap motto atau semboyannya: idealisme, keberagaman dan kebersamaan.
Memang tidak mudah mencapai idealisme karena butuh perjuangan dan pengorbanan. Perjuangan dan pengorbanan membutuhkan energi kesabaran sangat besar sekaligus kerja keras yang tiada kenal lelah. Hasil perkalian antara kerja keras dan kesabaranlah yang akan membuahkan hasil kesuksesan.
Borneo Tribune yang digerakkan oleh komunitas yang beragam sepakat untuk mewujudkan kebersamaan. Oleh karena itu yang menjadi visi besar adalah nilai universal, yakni mencapai titik-titik persamaan, dan bukannya perbedaan. Titik-titik persamaan itu adalah upaya memupuk dan memelihara Borneo Tribune yang semakin eksis di tengah-tengah masyarakat Kalbar. Hal tersebut terlihat dari tirasnya yang senantiasa tumbuh kendati digencet oleh gajah-gajah besar yang terus bertarung, biro yang sudah terbentuk di 14 kabupaten-kota, serta liputan yang komprehensif di Kalbar, nasional, maupun internasional. Jejaring Borneo Tribune, koran lokal yang benar-benar lokal tidak kekurangan untuk itu.
Orientasi Borneo Tribune yang besar harus selalu menjadi pusat perhatian dengan tidak meremehkan hal-hal kecil. Untuk ini perlu ada pembagian tugas siapa melakukan apa. Masing-masing bagian harus memberikan hasil yang maksimal. Berprestasi optimal. Dengan demikian akan terjadi pola kerjasama yang terintegrasi secara bottom-up maupun top down. Hasil kerjasama di semua lini akan menimbulkan energi gerakan yang dinamis, sehingga akan menelurkan gol-gol indah. Pencetak gol merasa puas, team merasakan menang, daerah menjadi bangga, dan terakhir penonton pun akan memberikan applaus luar biasa atas sportivitas tersebut.
Di minggu kedua Ramadan di mana nafsu amarah digembleng menjadi nafsu muthmainnah (yang terkontrol) mudah-mudahan akan menghasilkan resultan energi positif yang simultan. Selamat berpuasa, semoga kita semua berhasil mengontrol nafsu amarah kita menjadi nafsu muthmainnah.
Esensi dari orientasi besar itu sesungguhnya memang bersemayam di dalam hati atau diri kita sendiri, maka segala sesuatu tergantung kepada kita: mau atau tidak. Di mana ada kemauan, maka di situ pasti ada jalan. Jalan kesuksesan dan keselamatan.





0 comments: