Kasus tewas di jalan terakhir kali terjadi di Jalan Panglima Ya’ M Sabran, Pontianak Timur. Korban tewas di tempat ini menambah angka statistik korban tewas yang direggut buasnya jalan raya.
Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Kalbar tidak tinggal diam terhadap semakin buasnya jalan raya merenggut korban jiwa. Sejak awal pekan lalu, di sepanjang jalur protokol Ahmad Yani dilakukan pemasangan portal khusus.
Kadispen Polda Kalbar, Suhadi SW diwawancarai kemarin, Jumat (25/7) mengatakan, aspek kerawanan lalu lintas menjadi pertimbangan bagi Dirlantas untuk melakukan terobosan khusus tersebut.
Menurut Suhadi tujuan utama pemasangan portal traffict coen adalah untuk mendidik para pengguna jalan untuk menggunakan lajur kiri. “Lajur kiri adalah lajur lambat,” ungkapnya.
Jika lajur kiri diperuntukkan bagi pengguna kendaraan yang tidak tergesa-gesa, maka lajur kanan adalah untuk mendahului. Hal ini patut disadari bagi pengguna lalu lintas karena kerap kali laka lantas terjadi karena adanya gerakan menyalib kendaraan lain dari lajur kiri. “Tidak tahu ada yang menyeberang atau ada kendaraan lain di depan sehingga tabrakan tak terhindarkan,” timpalnya.
Kritik terhadap kedisiplinan pengguna jalan di Kota Pontianak yang rendah tidak hanya muncul dari warga lokal Kalbar sendiri, tetapi juga para tamu dari Jakarta, Bandung dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. “Tak pernah saya melihat pengguna jalan bebas memotong dan menyalib seperti di Pontianak,” ungkap sejumlah tamu yang kebetulan berbicara dengan saya.
“Kalau di Pontianak, saya takut membawa mobil sendiri. Pengguna motor tak mau memberi kesempatan,” kata tamu lainnya.
Mereka berkesimpulan bahwa etiket pengguna jalan raya diKota Pontianak sangat rendah sehingga menakutkan.
Kenyataan menunjukkan, buasnya jalan raya di Kalbar tidak hanya akibat pengguna kendaraan roda dua yang tidak disiplin, tapi juga kendaraan roda empat. Tak jarang terlihat lampu merah hanya pepesan kosong untuk ditaati. Apabila tidak ada polisi, mereka tancap gas. Tak ayal dua nyawa tewas di perempatan Diponegoro-Gadjahmada seperti dilansir media beberapa waktu yang lalu.
Kadispen, Suhadi SW sekali lagi menekankan, terobosan Dirlantas adalah untuk mewujudkan ketertiban. “Memang sudah masuk kritik dari pengguna lalu lintas, tapi edukasi ini perlu dilakukan sebelum tingkat kedisiplinan di jalan raya Kota Pontianak makin bertambah parah,” ungkapnya.
Menyikapi terobosan itu Dirlantas tidak hanya menurunkan petugas Lantas harian, tapi sampai para perwira. Mereka sedia berjemur di bawah panas matahari bersama portal-portal khusus itu. Mereka memberikan aba-aba langsung kepada pengguna jalan, baik mobil maupun motor.
Sementara itu di badan jalan bertengger juga kendaraan-kendaraan Satlantas, baik motor maupun mobil yang beraneka jenisnya. Dari sana mereka menggunakan pengeras suara, “Gunakan lajur kiri bagi pengguna kendaraan roda dua,” begitu pengumuman itu berulang-ulang.
Berdasarkan pengamatan sejak Polantas membuat portal di sepanjang jalur Ahmad Yani ketertiban mulai terlihat, walaupun kadangkala macet di lajur kiri karena populasi kendaraan roda dua jauh lebih banyak ketimbang kendaraan roda empat. Tetapi pada siang hari, tampak di lampu merah Untan, lajur kanan macet ketimbang lajur kiri.
Jalan Ahmad Yani akhir-akhir ini memang bertambah crowded. Demikian karena banyaknya fasilitas umum yang tak teratur. Sebut saja keluar-masuk pengguna jalan di daerah Ayani Mega Mall, Untan, Kampus UMP, Perguruan Al Azhar dan Kantor Gubernur serta Pom Bensin. Kesemua berisiko kemacetan. Keluar masuk kendaraan membuat mekanisme berkendaraan perlu etiket yang tinggi. Terlebih badan jalan tidak selebar di ibukota negara.
Kemacetan ini sebenarnya tidak hanya tanggung jawab Polantas. Juga tanggung jawab Pemkot karena mereka yang mendisain tata kota sehingga campur baur antara pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan pusat perbelanjaan.
Pada malam Minggu, sudah dapat dipastikan jalur Ayani Mega Mall macet. Dengan pengaturan baru portal khusus ini tentu akan lebih macet lagi. Tetapi satu unsur penting yang harus dipetik adalah: pelajaran kedisiplinan di jalan raya. Budayakan antre.
Senin, 28 Juli 2008
Terobosan Dirlantas
Posted by Noeris at 03.36
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar