Kamis, 26 Juni 2008

Kami Perlu Bantuan untuk Menulis Buku Tragedi Mandor--Genocida Jepang di Kalbar 1942-1944

Juni 1977 Gubernur Kalbar, Kadarusno meresmikan sebuah makam juang di Desa Kopyang, Mandor, lebih kurang 80 km dari Kota Pontianak. Makam juang itu untuk mengenang peristiwa "genocida" Jepang atas warga Kalbar yang terjadi dalam kurun waktu 1942-1944.
Genocida itu sendiri dipicu oleh gerakan para tokoh pejuang Kalbar untuk merebut kemerdekaan RI yang senapas dengan kesadaran nasional yang muncul di Kalimantan ketika itu.
Rapat para tokoh di Medan Sepakat dilarang. Para tokohnya ditangkap, disungkup dan dibunuh serta dimakamkan secara massal di Mandor. Jumlahnya menurut salah satu komandan lapangan yang bertugas menangkapi masyarakat, Yamamoto (saat disidang militer oleh sekutu) jumlahnya mencapai 21.037 jiwa. Bahkan menurut Yamamoto jika Jepang tidak kalah di berbagai wilayah penjajahan di Indonesia atau di dunia, targetnya 50.000 jiwa.
Jumlah rakyat Kalbar pada saat itu hanya sekitar 1 juta jiwa. Oleh karena itu lost 1 generasi para cerdik cendikia. Para raja semua dihabisi di seluruh kerajaan yang tersebar di Kalbar berikut karib-kerabatnya.
Akibat putus satu generasi itu kisah tentang tragedi ini tak terbukukan dengan baik sebagai pengalaman pahit sejarah serta bisa dijadikan pelajaran berharga bagi generasi mendatang. Bahwa penjajahan dan perang hanya meninggalkan kebodohan, kemelaratan dan kesengsaraan.
Kami di Harian Borneo Tribune bekerjasama dengan Yayasan Tribune Institute sedang melakukan riset, mewawancarai ulang, menghimpun dan mempelajari kembali dokumen sejarah tersebut untuk kepentingan edukasi. Baik edukasi di Kalbar sendiri, maupun siapa saja yang kelak membaca buku lengkap Tragedi Mandor tersebut.
Kalbar dikenal sebagai daerah yang rawan konflik, oleh karena itu Monumen Mandor dapat dijadikan ikon pemersatu. Kenapa? Karena multi etnis, multi agama, bahkan berbagai warna kulit bangsa-bangsa juga terkubur di kuburan yang satu.
Kami menggugah siapa saja di milis WI untuk membantu kami apabila ada dokumen atau bahan yang bisa disumbangkan. Termasuk pusat-pusat riset, perpustakaan- perpustakaan, peneliti-peneliti yang bisa kami hubungi atau bekerjasama.
Proyek ini sangat penting bagi kedamaian di Kalbar karena Tragedi Mandor menjadi pelajaran kemanusiaan. Bahwa perang dan anarkisme tidak ada gunanya. Sebaliknya persatuan dan kerjasama diliputi semangat kemanusiaan, akan membawa bumi ini menjadi tempat hidup yang indah, aman dan nyaman serta sejahtera.

Wassalam
Nur Iskandar
Pemred Borneo Tribune



0 comments: