Sabtu, 31 Mei 2008

Kejujuran di Era Krisis Multidimensi


Pada edisi Sabtu (31/5) halaman satu kami menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan terbit untuk Harian Borneo Tribune edisi 27, 28 dan 29 Mei 2008.
Kepada para pelanggan Harian Borneo Tribune kami menyampaikan penjelasan kenapa Harian Borneo Tribune tidak terbit sebagaimana biasanya. Hal itu dikarenakan faktor non teknis.
Faktor non teknis itu tak lain dan tak bukan adalah karena stok kertas kami di gudang telah habis sama sekali—sudah di luar batas toleransi stok gudang yang biasanya kami bangsi beberapa hari—sedangkan di Pelabuhan Pontianak kapal Segoro Mas yang mengangkut kertas-kertas kami tidak dapat bongkar muat karena antrenya sejumlah kapal, baik kapal asal dalam maupun luar negeri. Kertas yang kami pesan tetap berada di lambung Kapal Segoro Mas sejak tanggal 26 Mei 2008.
Tak mudah memang mengurus logistik yang bukan tergolong barang kecil yang bisa menembus waktu dengan angkutan udara. Kertas yang besarnya laksana tempayan dan beratnya setengah ton untuk setiap roll tak mudah diangkut begitu saja, bahkan oleh pesawat reguler tidak bisa masuk pesawat sama sekali.
Dalam masa penantian tersebut kondisi semakin sulit dengan rusaknya mesin hidrolik yang dimiliki pelabuhan sehingga bongkar muat kontainer tidak secepat hari-hari biasanya. Oleh karena itu dengan amat sangat terpaksa tiga hari kami tidak dapat memproduksi koran kendati proses produksi liputan tetap dilakukan.
Alhamdulillah sejak Jumat 30 Mei 2008 logistik kertas kami telah memasuki gudang sehingga penerbitan berlangsung normal kembali. Kami pun mencetak ulang edisi yang sebelumnya tercekat 27, 28, dan 29 Mei.
Kepada para pelanggan yang merasa perlu menyimpan edisi harian kami, kami hantarkan sebagaimana biasanya. Sedangkan yang ingin discount atas ketidak hadiran koran tiga edisi itu juga kami penuhi.
Atas segala kejadian non teknis di atas kami mohon maaf yang sebesar-besarnya diiringi konsinyasi kepada pelanggan sesuai dengan tarif koran yang tidak tiba ke tangan pembaca. Sedangkan kepada pengiklan, kami memberikan tambahan waktu terbit sebagai konpensasi.
Sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga pelanggan dan mitra Borneo Tribune maklum adanya.
Pembaca yang budiman, pengakuan jujur tersebut di atas kami sampaikan dengan penuh kesadaran bahwa era saat ini adalah era multikrisis. Tidak ada di antara kita yang tidak terkena badai krisis tersebut. Dimulai dari krisis kenaikan tarif listrik, kenaikan tarif BBM, hingga krisis moral yang kasus per kasusnya mencuat tiada kenal kata henti: sebutlah kasus korupsi, manipulasi, dan kriminalitas. Semua membuat kita perih.
Dalam kondisi seperti itu kami di Harian Borneo Tribune tetap punya semangat dengan vitalitas yang tinggi untuk bekerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas. Kami yakin bahwa kami akan bisa melalui masa-masa krisis ini dengan penuh vitalitas terlebih mendapat dukungan total pula dari para pembaca, para pelanggan, para pengiklan dan seluruh stakeholder di Kalbar.
Keberhasilan itu sudah di depan mata kita semua sebagaimana kami publikasikan lewat berbagai kegiatan Harian Borneo Tribune. Baik edisi harian, maupun kegiatan-kegiatan akademik di Tribune Institute-nya. Salah satu yang teranyar adalah roadshow gema kebangkitan nasional yang kami garap bareng bersama PT Idola Insani seperti terungkap melalui edisi khusus Minggu (1/6) hari ini.
Akhir kata, selamat membaca Harian Borneo Tribune dan semoga berkah serta pintu rahmat Allah terbuka bagi kita semua. Amiin. ■




0 comments: