Kamis, 29 Mei 2008

Bedah Buku Laskar Pelangi-Dua Kisah Berlatar Pendidikan

Adversity Quontient adalah cabang ilmu baru yang menggenapkan Intelektual Quontient, Emotional Quontient dan Spiritual Quontient. Adversity bermakna kemampuan seseorang bertahan untuk menahan kemalangan.
“Adversity Quontient sekarang sedang populer. Menurut AQ ini, siapa yang paling sabar dan tahan uji, maka dialah yang akan sukses besar,” ungkap dosen Bahasa Inggris, FKIP Untan, Dr Aloysius Mering saat tampil sebagai pembedah buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata.
Bedah buku best seller di Gramedia ini digelar atas inisiatif Lingkar Siswa Khatulistiwa (LSK) yang diikuti tak kurang dari 60 peserta. Mereka umumnya adalah pelajar, mahasiswa, guru dan pengunjung di Gramedia, Ayani Mega Mall.
Aloysius Mering mengaku sudah membaca buku Laskar Pelangi. Dia menyatakan, isinya bergelut dengan AQ. Kisah pilu, syahdu dan sekaligus haru dari anggota Laskar Pelangi di sebuah SD miskin, nyaris roboh, di pesisir Pulau Belitong.
Kisah itu diakui Aloy sama dengan kisah dirinya sejak SD di Putussibau. Dia harus melangkah masuk sekolah dengan berjalan kaki hingga 18 km. Sebuah kisah yang nyaris sama dengan apa yang ditulis Andrea Hirata dengan crew Laskar Pelanginya yang menjadi bintang intelek, bernama Lintang.
Kata Aloy, memang begitu adanya potret pendidikan di pedalaman. “Apa yang ditulis di Laskar Pelangi benar adanya. Dan sukses Andrea Hirata menurut saya karena Adversity Quontient,” ungkap Aloy yang juga menyelesaikan pendidikan doktoralnya di manca negara dengan suma cum laude—sama dengan Andrea Hirata. Andrea kini bekerja di PT Telkom, sosok di Laskar Pelangi yang bernama Ikal, kuliah di Eropa. Tepatnya di Prancis.
Pada acara bedah buku Laskar Pelangi juga disemarakkan dengan tampilnya grup musik nasyid, serta pembacaan puisi soal kenaikan harga BBM oleh Tajul. Peserta bedah buku yang dimoderatori oleh Roni memberikan apresiasi dengan baik karena mereka menghargai karya sastra. Terutama Laskar Pelangi.
Andrea juga menulis puisi di dalam Laskar Pelangi. Sebuah kisah cinta Ikal buat Aling. “Lihatlah langit...kubawakan bunga krisan untukmu” Dan Aling pun membalas dengan puisi yang bernada rindu serta cinta berat. Petualangan cinta monyet dua etnis—Melayu Belitong dengan Tionghoa.
Saya yang juga tampil sebagai pembedah buku Laskar Pelangi lebih mengupas teknik kepenulisan yang diterapkan Andrea Hirata yang sederhana, namun memikat. Dia menggunakan teknik bertutur yang kronologikal bergenre narasi.
Kesederhanaan, kepolosan, pengakuan jujur itulah kekuatan dari buku novel Laskar Pelangi sehingga bisa memotivasi banyak pihak, Betapa tidak, banyak sekali antagonis-antagonis yang dimunculkan seperti sekolah miskin dan nyaris dibubarkan tetapi selamat dengan kedatangan sosok Harun yang abnormal. Sekolah yang reot nyaris roboh yang apabila disenggol kambing saja pasti roboh tetapi punya maestro seni bernama Mahar dan maestro ilmu pengetahuan bernama Lintang. Tak urung, SD ini menjadi populer karena kehebatan Mahar membuat tarian Afrika dengan tetabuhan tabla serta perang primitifnya sehingga mengalahkan supremasi SD PN Timah yang kaya raya. Puncak kisah paling menggelitik adalah tarian tabla itu sehingga membuat pembaca bisa tertawa terbahak-bahak.
Kisah Laskar Pelangi sudah akan difilmkan oleh sineas Mira Lesmana. Peran Ikal sendiri akan dimainkan suami Mira, Mathias Muchus. ■



1 comments:

Unknown mengatakan...

Artikel di blog anda bagus. Coba pasang widget infogue.com seperti punyaku. Bisa nambah traffik lho padahal blogku belum berumur satu minggu.
Nich blogku:
http://padhepokananime.blogspot.com/
artikel anda di:
http://pendidikan.infogue.com/bedah_buku_laskar_pelangi_dua_kisah_berlatar_pendidikan