Jumat, 28 Maret 2008

Suap Tak Akan Melahirkan Pemimpin Bersih

Proses seleksi anggota KPUD Kalbar sudah hampir mencapai titik puncak. Sudah lolos 10orang dan akan dipilih 5 sebagai kandidat terbaik.
Semakin menuju ke titik finish, perjuangan para peserta akan semakin tinggi. Begitupula perhatian dari Tim Seleksi, juga dituntut semakin cermat.

Berkenaan dengan hal tersebut, adalah menarik ketika Ketua Tim Seleksi, Dr H Chairil Effendi menyatakan ada upaya-upaya yang dilakukan sejumlah kandidat untuk menyuap Tim Seleksi, serta pihak kesekretariatan.
Chairil mengancam akan membuka siapa-siapa yang melakukan upaya tersebut. Tujuannya agar stop sampai di situ. Jangan teruskan upaya negatif yang sogok menyogok atau suap menyuap tersebut.
Chairil ingin menunjukkan independensinya selaku Ketua Tim. Ia terus terang ingin menjaga citranya. Terlebih di belakangnya juga berdiri nama besar, Universitas Tanjungpura—perguruan tinggi negeri terbesar di Kalbar—di mana Chairil adalah rektornya.
Ancaman yang dilakukan Chairil diharapkannya efektif untuk menggertak sejumlah kandidat yang hendak melakukan suap kepada Tim Seleksi dan atau kepada pihak sekretariat KPU.
Agaknya gertakan itu bergeming, hingga diumumkannya 10 nama yang lolos seleksi tahap kedua setelah uji administrasi dan tertulis 24 Maret kemarin.
Ada aksi akan ada reaksi. Pernyataan Chairil mendapatkan respon dari komponen aktivis mahasiswa dan LSM. Mereka meminta Chairil menyebutkan saja secara transparan siapa-siapa yang mulai “main api” untuk menyuap tersebut. Tindakan menyuap sama dengan tindakan bunuh diri.
Tidakkah tuntutan transparan itu positif jika dilakukan? Karena KPU adalah pelaku utama dalam setiap suksesi kepemimpinan, di mana di tangan merekalah tata tertib itu dijalankan tahap demi tahap. Mulai dari penerimaan pendaftaran calon Gubernur, kampanye, pencoblosan, hingga perhitungan suara. Begitupula terhadap pilkada legislatif, hingga pemilihan presiden yang akan dihelat tahun 2009.
Peranan KPU yang bersih sangat dituntut. Dan itu bertolak belakang dengan adanya upaya suap-menyuap.
Kita berharap 10 nama yang lolos, bukanlah orang-orang yang berupaya melakukan suap itu. Dan bagi Chairil yang ingin menjaga reputasi maupun hasil kerja yang terbaik dan dapat dipertanggungjawabkan demi kemashlahatan Kalbar jauh ke depan tentulah telah menyeleksinya secara ketat.
Tetapi di lain sisi, kita tidak menafikan usulan dari elemen masyarakat yang kritis, bahwa data-data yang dimiliki Chairil dibuka saja kepada publik. Walaupun boleh jadi orang-orang yang hendak melakukan suap itu tidak termasuk dari 10 yang lolos, namun sudah cukup menjadikan pelajaran jauh lebih mendalam. Baik kepada masyarakat, maupun individu itu sendiri.
Begitupula bagi 5 orang yang bakal lolos nanti. Mereka tak akan sepi dari kontrol yang ketat. Terlebih peran KPUD 5 tahun ke depan sungguh sangat berat di tengah konstalasi politik lokal dan nasional yang belum kunjung reda. Api politik terus bergejolak di mana tabiat suap-menyuap juga belum turun ke tingkat kesadaran terdalam.
Kita membutuhkan orang-orang bersih. Perilaku bersih.
Konsisten si menjaga kebersihan di dalam segala bidang kehidupan, baik ucapan, tindakan maupun perbuatan, barulah akan melahirkan pemimpin-pemimpin bersih. Tanpa konsistensi tersebut semuanya bulsheet, tampak menggantang asap semata-mata. ■

0 comments: