Keluarga Besar Putra-putri Polisi (KBPP) Pusat tentu tidak salah pilih Cornelis ketika forum memilih fifty-fifty antara dua kandidat yang sama-sama kepala daerah “kuat” antara Cornelis dan Morkes. Cornelis dikenal sebagai Bupati Landak dan Morkes Bupati Ketapang.
KBPP Pusat cukup jeli dan pintar melihat peluang. KBPP Pusat telah menetapkan Cornelis sebagai Ketua KBPP Kalbar dan ternyata dalam perhelatan Pilkada Kalbar yang berlangsung Nopember akhir tahun lalu Cornelis yang menggunakan perahu PDIP terpilih sebagai Gubernur.
Kedekatan sebuah organisasi dengan pusat kekuasaan memang dalam banyak hal memberikan kemudahan. Kemudahan yang paling terang adalah dana.
Dana secara tunai bisa dirogoh dari saku pribadi. Ini paling gampang. Tetapi yang bisa jauh lebih besar adalah dengan akses atas power yang dimiliki.
Selaku kepala daerah, aksesnya akan sangat besar. Akses ini bisa menjadi kunci bagi terbukanya peluang di berbagai hal. Tergantung dari bagaimana memberdayakannya.
Kita berharap pemberdayaan itu totalitas ke arah yang positif, sebab jujur kita akui tidak semua keluarga—putra-putri polisi—anak-anak kolong itu bernasib mujur. Tak jarang mereka hidup berhimpit-himpit karena rumah dinas yang kecil, pendapatan dinas yang hanya cukup untuk gali lubang-tutup lubang.
Perhatian kepada institusi hingga ke bilik terdalam keluarga patut menjadi perhatian. Kalaupun mata kita tertuju pada polisi-polisi kaya, jumlah mereka tak lebih dari 10 persen. Sebagian besar justru hidup pas-pasan.
Di sini peran penting Gubernur Cornelis sangat diharapkan.
Eksistensi polisi tidak hanya di institusi kepolisian. Polri juga mempunyai unit-unit pendidikan formal maupun non formal. Mereka juga punya unit-unit usaha keluarga,
Gubernur Cornelis mengatakan dalam waktu dekat akan segera membentuk organ yang lebih lengkap. Pada kesempatan ini keluarga besar putra-putri polisi bisa memberikan kontribusi, termasuk pihak Polri sendiri. Bentuk struktur organisasi seperti apakah isinya yang tepat bagi menjawab masalah Kalbar? Siapa saja yang cocok berada di dalamnya? Fokus mana saja yang hendak dituju dari program kerjanya?
Terpilihnya Cornelis menjadi Gubernur tentulah membuat keluarga besar polisi menjadi bangga karena Cornelis putra polisi. Polisi yang tergolong rendahan, tetapi dengan didikan kedisiplinan bisa menempa jiwa dan semangat Cornelis untuk tampil jadi yang terbaik di Kalbar.
Jalan yang mesti ditempuh Cornelis pun masih panjang. Selaku Ketua KBPP dia baru dilantik 26 Maret kemarin di Mapolda Kalbar. Selaku Gubernur pun masa kerjanya belum lagi genap 100 hari. Dia patut membuktikan bahwa dia memang ditakdirkan untuk menjadi pemimpin.
Sebagai figur yang menjadi teladan, Cornelis seperti bapak yang tindak-tanduknya menjadi perhatian. Dalam kapasitasnya sebagai gubernur, tidak hanya menjadi perhatian keluarga besar polisi, tapi juga sekitar 4 juta penduduk Kalbar.
Terkait Polri adalah penjaga kamtibmas yang diamanahkan UU, maka dengan terpilihnya Cornelis sekaligus menjadikan hubungan timbal balik antara Polri (baca: Polda Kalbar) dengan Pemprov menjadi jauh lebih mesra. Kemesraan ini diharapkan melahirkan perdamaian abadi di Kalbar di mana bibit-bibit potensial konfliknya laten.
Selaku rakyat jelata kita berharap resultan KBPP-Gubernur positif. Tidak hanya kepada KBPP secara organisasi, tetapi kepada masyarakat luas. Sebab kita merindukan kamtibmas yang benar-benar realistis serta terajut kuat sehingga abadi sepanjang masa. □
Jumat, 28 Maret 2008
Implikasi Gubernur Jadi Ketua KBPP
Posted by Noeris at 00.27
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar