Belajar adalah suatu proses. Proses belajar itu tak kenal kata berhenti. Karena tak kenal kata berhenti, dia terus berputar mengikuti arus siang dan malam hingga hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Untuk itulah belajar dan kehidupan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Kita berhenti belajar, hanya ketika kita sudah berpisah dengan kehidupan. Dengan kata lain kita sudah wafat.
Karena hidup itu indah, maka sesungguhnya belajar juga adalah suatu proses yang indah. Kami di Borneo Tribune merasakannya. Merasakan bagaimana proses interaksi itu saling mengisi.
Kami di Borneo Tribune memang menyediakan diri sebagai media pendidikan. Komitmen kami komitmen belajar.
Salah satu proses belajar yang tiada henti itu berupa program magang di Harian Borneo Tribune. Kami membukanya kepada publik. Kami istilahkan dengan menjadikan publik service untuk program magang media.
Peserta magangnya datang dari berbagai unsur, terutama pemuda yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa.
Saat ini kami sedang melayani program magang selama dua bulan untuk 4 mahasiswa dari Kampus STAIN, 50 dari Lisma Untan dan 5 perwakilan remaja masjid se-Kota Pontianak serta 5 dari Kota Singkawang. Matrik magang di Borneo Tribune disiapkan secara sistematis, sehingga peserta magang mengetahui dasar-dasar dibangunnya media ini sebagai salah satu pilar demokrasi di Kalbar, proses produksi, hingga tentu saja ujung tombaknya ilmu jurnalistik atau ilmu kepenulisan.
Menulis adalah satu keterampilan yang gampang-gampang susah. Bagi yang sudah menemukan ruhnya, maka mudah saja menggerakkan penanya buat menulis. Begitupula bagi yang sudah menemukan “soulnya” dapat menuangkan segala gagasannya dengan tulisan yang bergaya.
Bagi yang merasakan menulis itu susah, perlu iklim yang kondusif agar talenta mereka dapat terasah. Metode mengasahnya dengan knowledge-share, atau bagi-bagi pengetahuan ala kampus jurnalistik Borneo Tribune—Tribune Institute.
Bukankah sekeras-kerasnya batu, jika ditetesi air secara terus menerus, akhirnya berlubang juga? Bukankah sekeras-kerasnya besi, jika telaten ditempa, akhirnya tajam juga?
Belajar di Borneo Tribune menerapkan sistem belajar yang menyenangkan. “Di sini senang di sana senang...di mana-mana hatiku senang.” Begitu kutipan lagu yang diajarkan kepada kita sejak pendidikan taman kanak-kanak dahulu.
Dengan hati senang, perasaan jadi lapang. Dengan hati lapang, pikiran jadi tenang. Nah dalam keadaan tenang karya-karya terbaik akan dapat dilahirkan.
Kesenangan, keceriaan, kebersamaan itu diwujudkan dengan pola belajar orang dewasa. Bahwa apa yang dilakukan, apa yang dipikirkan, semua dalam pola tindak-tanduk logika.
Orang dewasa adalah orang yang mampu berpikir logis. Tindak-tanduknya dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan kita berpikir, kita dapat memilah dan memilih mana yang terbaik. Dapat membedakan mana yang benar, mana yang salah.
Begitupula dengan hasil magang di media. Pengetahuan tentang media, kelak akan digunakan untuk apa, kembali kepada diri peserta.
Media, saat ini sangat mudah mendirikannya. Jika tidak dalam bentuk investasi yang besar, bisa dalam bentuk murah-meriah. Sebutlah dalam bentuk dunia maya seperti blog, wordpress, multiply, friendster dll. Tak kalah pentingnya media private seperti diary atau buku harian. Magang di Borneo Tribune, kesemua itu diajarkan.
Banyak penulis-penulis utama dunia memulai kemampuan menulisnya dari koran. Dan kelak akan muncul penulis-penulis andal berawal dari magang di media seperti yang dilakukan Tribune.
Hasil magang ini kelak akan membuktikan kredo, many a great man start a newspaper boy. Banyak orang sukses yang masa kecilnya dimulai dari suratkabar. ■
Minggu, 16 Maret 2008
Publik Service Program Magang Media
Posted by Noeris at 00.54
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 comments:
sorry mau nanya ??
gimana ya supaya blog kita dapet masuk ke google dan yahoo
anita/samarinda
http://www.komic.tk
http://hardisk.tk
Posting Komentar