Minggu, 16 Maret 2008

Membangun Minat Baca-Tulis Sejak Usia Dini

Pembeda antara masa sejarah dengan prasejarah adalah tulisan. Tulisan sekaligus membedakan budaya lisan yang umumnya masuk dalam kategori bertutur, bercerita, dan dalam kehidupan sehari-hari boleh jadi ngerumpi.
Budaya yang kita jalani sekarang ini justru bergerak cepat, yakni budaya teknologi. Sedangkan teknologi bisa menyebar dengan super cepat akibat pesatnya budaya tulis dan baca.
Ilmu pengetahuan, jika kita ikuti dari penemuan-penemuan spektakuler dunia didominasi oleh negara-negara tertentu seperti Eropa, Amerika dan Timur Tengah. Hal tersebut bisa terjadi karena budaya tulis dan baca mereka sudah sangat tinggi.
Jerman, salah satu negara yang produktif menghasilkan penemu-penemu besar tak lepas dari budaya baca-tulis yang mengakar kuat di tengah masyarakatnya.
Ketika freelancer Borneo Tribune yang menetap di Jerman bertandang ke Kalbar, Yanti Mirdayanti menceritakan, bahwa di rumah-rumah warga Jerman, perpustakaan keluarga sudah menjadi adat hidup. “Di ruang-ruang tamu, etalase buku sudah lumrah. Bahkan hampir dapat dipastikan setiap rumah orang Jerman ada rak-rak bukunya,” ungkapnya.
Budaya lisan di Jerman menurut Yanti Mirdayanti memang rendah. Yang tinggi di mereka adalah budaya baca. Dampak dari membaca, mereka menulis.
Harian Borneo Tribune menyadari bahwa eksistensi masyarakat Kalbar dengan budaya tulis baca masih belum sebanding dengan Jerman atau negara-negara maju di Eropa. Dampaknya juga terlihat, bahwa belum ada penemuan-penemuan besar yang lahir dari Kalbar.
Di Kalbar tentu belum ada yang setara dengan Thomas Alfa Edison yang penemu lampu pijar, atau apalagi Albert Einstein yang penemu rumus nuklir atau bom atom—melalui hukum relativitasnya itu.
Namun semangat belajar kita yang sudah berada di alam melek teknologi juga tidak boleh rendah dari negara-negara maju. Jika kita tetap seperti katak di dalam tempurung, tak bakal Kalbar mampu melepaskan diri dari ketergantungan di berbagai bidang karena sesungguhnya kemajuan bermula dari ide atau pemikiran.
Ide dan pemikiran bisa tumbuh dan berkembang dengan tulisan. Jika ia ditulis, maka bisa dikembang-biakkan dengan munculnya tanggapan, ulasan, penyempurnaan.
Sadar akan kondisi tersebut Borneo Tribune membentuk jalinan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mampu mewujudkan pembinaan baca-tulis sejak dini. Oleh karena itu dilakukan berbagai kegiatan yang mendukung ke arah tersebut.
Selain melakukan berbagai aktivitas melalui kegiatan diskusi, pelatihan-pelatihan kepenulisan di kalangan pelajar dan mahasiswa, Borneo Tribune beserta Tribune Institute-nya, kini menjalin kerjasama dengan Manajemen Gadjahmada Hotel untuk menggelar lomba kepenulisan di kalangan anak usia dini.
Kami menggelar lomba kepenulisan untuk 100 anak di tingkat Sekolah Dasar. Untuk Kota Pontianak dan sekitarnya.
Kegiatan lomba ini akan berlangsung di minggu ketiga Bulan Maret 2008.
Kepada para pihak yang ingin ikut terlibat dalam gerakan semangat baca dan tulis untuk pembinaan anak sejak usia dini, kami membuka pintu yang selebar-lebarnya. Sebab semakin banyak pihak yang terlibat, maka akan semakin sempurna kegiatan-kegiatan seperti ini. □

0 comments: