Jumat, 25 Januari 2008

Wariskan ke Generasi Muda


Kampanye Jurnalisme Lingkungan Hidup (4)
Oleh: Nur Iskandar

Hanya ada satu bumi. Bumi yang kita tempati ini. Tidak ada tempat lain yang seindah bumi untuk kehidupan makhluk hidup.
Kepala Sekolah SMA Santo Ignasius, Singkawang, Lusiana sepakat dengan hal terebut. “Kita bisa mulai dari sekolah,” ungkapnya saat menerima Tim Kampanye Jurnalisme Lingkungan Hidup di ruang kerjanya, Kamis (17/1) kemarin.
Kata Lusiana, dia mengasuh sekitar 600-an pelajar. “Sejak dini kami berikan pemahaman terhadap pelestarian lingkungan hidup,” ungkapnya.
Sebagai bentuk pelestarian lingkungan adalah menjaga kebersihan. Lingkungan sekolah bonafide di Kota Singkawang ini tampil sangat bersih.
Yanti Mirdayanti, freelancer Borneo Tribune di Bonn yang hadir sebagai juru bicara untuk kampanye jurnalisme lingkungan hidup untuk daerah Sambas, Singkawang, Mempawah dan Kota Pontianak memuji hal ini. “Bagus sekali pelestarian lingkungan hidup dimulai dari sekolah,” ujarnya.
Dikatakan Yanti, di negara maju, khususnya AS ada program yang bagus untuk dicontoh. Yakni take my dougter to work. Bawa anak saya kerja.
Program ini menunjukkan keakraban anak dengan orang tuanya. Si orang tua membawa anak-anaknya yang masih TK atau SD ke kantor untuk ikut bekerjasama dengannya. Untuk ini ada formulir pengamatan yang harus diisi.
Tujuan kegiatan ini adalah si anak belajar mengamati dan bekerja. Dia jadi terilhami banyak hal-hal positif prihal penyesuaian diri dengan lingkungannya secara total. Terlebih disiplin dan kerja keras untuk negara-negara maju sudah mendarah-daging. Sebut misalnya cara membuang sampah dan sebagainya.
Lusiana sigap dengan hal ini. “Kami wariskan generasi muda untuk hal-hal seperti ini. Edukatif sekali,” ungkapnya.
Dikatakannya, untuk program magang kepenulisan, puluhan pelajar St Ignasius belajar di Borneo Tribune dengan program Tribune Institute-nya. “Pelajar belajar menulis,” ungkapnya.
Yanti Mirdayanti mendukung program tersebut. “Dengan menulis, kita ditantang untuk banyak membaca. Dengan banyak membaca, kita jadi cerdas. Termasuk melestarikan lingkungan hidup,” tuturnya.
Bukankah telah bertebaran kerusakan di daratan dan di lautan akibat ulah tangan-tangan manusia? Oleh karena itu manusia pulalah agen pembaharu dan pengingat akan pelestarian sumber daya alam tersebut. Agen pembaharu itu amat subur di sekolah-sekolah. (bersambung) Foto: Lusiana, Kepsek SMA St Ignasius, Skw■



0 comments: