Kampanye Jurnalisme Lingkungan Hidup (5)
Oleh: Nur Iskandar
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Singkawang, Hasan Karman mengakui bahwa program pembangunan harus concern pada lingkungan. Sebab, tidak ada aspek yang lepas dari lingkungan.
“Sadar akan arti pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan, saya mengambil program doktoral bidang lingkungan. Manajemen Lingkungan,” ungkap Hasan Karman dalam acara jamuan makan malam di Resto Dangau bersama tim kampanye jurnalisme lingkungan, Kamis (17/1) malam.
Dikatakan Hasan Karman, sejak awal pembangunan direncanakan, harus ada perhatian terhadap lingkungan. “Grand desainnya harus dibuat. Oleh karena itu penting sekali analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal. Sayangnya banyak pembangunan meninggalkan aspek Amdal ini,” tuturnya.
Bagi Hasan Karman, di bawah kepemimpinannya, pembangunan Kota Singkawang hingga lima tahun ke depan akan memprioritaskan aspek lingkungan tersebut. Terlebih Kota Singkawang pada tahun 2007 berprestasi sebagai Kota Terteduh dan Terbersih di Provinsi Kalbar.
Prihal pembangunan berwawasan lingkungan, Hasan Karman melihatnya dari aspek sejarah. “Karena kita dimanja oleh alam, kadang kita jarang berpikir bahwa menjaga kelestarian alam itu penting sekali,” akunya.
Dicontohkan dengan pengelolaan tambang. Sejak masa kerajaan dulu sudah dilakukan eksplorasi tambang. “Kini eksplorasi itu masih berlanjut dengan aktivitas PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin, red). Dikarenakan eksplorasi itu tidak ada pembinaan, maka alam Kalbar sebagian rusak dengan aktivitas PETI ini,” tuturnya.
Kehadiran pekerja dari Daratan China sendiri diakui Hasan Karman sebagai memenuhi undangan pihak Kerajaan Sambas. Dulunya mereka bekerja di Monterado. “Mereka yang datang semuanya laki-laki. Di sini mereka bekeluarga,” ungkapnya. Tentulah perempuan yang menjadi istri adalah perempuan lokal, apakah Dayak ataupun Melayu.
Hasan Karman sangat tertarik dengan sejarah tersebut. Dia bahkan sedang menyusun buku dengan riset yang mendalam.
Bagi walikota yang berlatar belakang advokat ini sisi antropologis tak akan lepas dari perhatian terhadap lingkungan. “Jika kita sadar bahwa asal kita satu, maka visi-misi dalam pembangunan akan mudah diarahkan pada satu titik pula. Tidak ada cerita pro kelompok A, B atau lainnya. Semua sama di mata hukum,” ujarnya.
Apa yang diutarakan Hasan Karman didukung sepenuhnya oleh Yanti Mirdayanti yang tampil sebagai pembicara utama dalam Diskusi Jurnalisme Lingkungan Hidup yang selama siang harinya digelar di Aula 1 Pemkot. “Kita antusias bicara berbagai aspek pembangunan berwawasan lingkungan karena audiens di Singkawang juga begitu bersemangat. Prestasi Singkawang sebagai Kota Terbersih dan Terteduh harus dipertahankan,” kata Yanti yang sehari-hari berdomisili di Bonn, Jerman.
Yanti mengingatkan Hasan Karman, selain manajemen persampahan harus didesain utuh, meliputi fasilitas, informasi dan sikap mental disiplin warganya, juga perlunya fasilitas pejalan kaki serta bersepeda. “Kesemua itu adalah moda yang bebas polusi dan mumpung tanah masih luas,” ujarnya.
Berkenaan dengan semakin dekatnya tahun baru Imlek, Yanti juga mengingatkan agar warga tidak banyak memproduksi sampah. “Sejak awal sudah harus dikampanyekan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Hindari plastik dan kaleng, apalagi stereoform. Stereoform jika dibakar akan cepat merusak ozon, sementara di dalam tanah dia tidak bisa terurai,” imbuhnya. (bersambung)Foto: Hasan Karman, Walikota Singkawang berbaju batik merah, saya, yanti Mirdayanti dan Kepala Humas, Istri Handayani ■
Jumat, 25 Januari 2008
Concern pada Manajemen Lingkungan
Posted by Noeris at 09.19
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar