Minggu, 18 November 2007

Pilih Aman Daripada Sekedar Siapa Gubernur

Benar bahwa nyaris setiap penduduk Kalbar yang sadar akan pentingnya arti Pilkada Gubernur pingin tahu siapa yang keluar sebagai pemenang Pilkada yang dihelat pada 15 November lalu. Benar pula bahwa masing-masing pihak sekarang saling klaim bahwa pihaknya menang.
Kubu Cornelis-Christiandy menyatakan bahwa perolehan suaranya tertinggi. Usman Ja’far-LH Kadir melalui Tim Harmoni juga mengekspose bahwa kandidatnyalah yang unggul.
Berdasarkan rekapitulasi suara yang dibuat Tim Pakar ACC pasangan Cornelis-Christiandy unggul di 8 kabupaten plus Kota Singkawang dengan total perolehan suara (sementara) 924.418 atau 43,94 persen.
Sedangkan kandidat lain, yakni Usman Ja’far-Drs. LH Kadir unggul di Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sambas, dengan total suara (sementara) 646.080 atau 30.71 persen. Kabupaten Ketapang milik Oesman Sapta-Drs. Ignatius Lyong, MM dengan perolehan suara (sementara) 332.279 atau 15,79 persen. Kandidat nomor urut 3, HM Akil Mochtar meraih 200.983 suara atau 9,55 persen.
Rekapitulasi suara ini adalah hasil pantauan Tim ACC yang berasal dari KPU Kabupaten/Kota dan saksi-saksi di tiap-tiap TPS se-Kalbar. (Baca Borneo Tribune, Minggu 18 November hal 22).
Di lain pihak Tim Harmoni juga optimis calon gubernur-wakil gubernur yang diusungnya: H Usman Ja’far-Drs LH Kadir mengungguli kandidat lainnya. Incumbent yang dijagokan delapan partai ini, pada perhitungan per 17 November 2007 sampai pukul 14.45 WIB meraup 39,08 persen suara yang masuk sebesar 1.815.377.
Dari data Harmoni Center Kalbar tersebut, Usman Ja’far-LH Kadir mendapatkan 711.302 suara, disusul Drs Cornelis, MH-Drs Christiandy Sanjaya, SE, MM dengan 661.406 suara. Dua posisi terakhir diraih H Oesman Sapta-Drs Ignatius Lyong, MM dengan 290.736 suara dan HM Akil Mochtar-Drs AR Mecer sebanyak 151.993 suara. (Baca Borneo Tribune, Minggu 18 November hal 1).
Warga Kalbar yang haus akan informasi dan ingin segera mendapatkan jawaban siapa pemenang Pilkada Gubernur tentu akan bingung berhadapan dengan dua ekspose data ini. Siapa yang benar? Ekspose yang dilakukan Tim Cornelis-kah? Atau ekspose Tim Harmoni? Atau kedua-duanya benar? Atau sebaliknya dua-duanya salah?
Memang jika ada dua sekuen yang berbeda, maka kemungkinannya adalah dua faktorial. Secara matematis menjadi empat kemungkinan seperti tersebut di atas.
Sayangnya Pilkada Gubernur bukanlah angka matematika semata-mata. Pilgub adalah ranah politik, kendati bisa didekati secara matematis, misalnya angka-angka hasil pencoblosan 2,9 juta data pemilih tetap.
Dalam ranah politik, segala cara untuk mencapai tujuan menjadi “halal”. Kadangkala hukum pun dilanggar.
Ekspose yang dilakukan tak ubahnya upaya menggiring opini publik. Pers menjadi medianya. Dan hal itu tidak hanya berlaku di Kalbar, tapi juga di hampir setiap wilayah yang melakukan pemilihan umum, hingga ke Amerika sekalipun.
Di sini warga mesti maklum dan perlu terus memantau keadaan. Kita tentu tak mau rel-rel hukum dilanggar. Kita juga tak mau jika kita selaku rakyat jelata dijadikan korban akrobat dari para politikus yang tujuannya hanya agar targetnya tercapai.
Oleh karena itu kita patut waspada dan terus giat mengawal proses Pilkada Gubernur ini dengan kewaspadaan yang tinggi. Bagi kita, rel hukum adalah pegangan.
Sistem Pilkada telah diatur berdasarkan undang-undang dan diterjemahkan dalam PP No 6 Tahun 2005 tentang Pilkada Langsung. Di sana diatur bahwa yang menetapkan siapa pemenang bukanlah ekspose masing-masing kubu melainkan KPU. Sistem kontrolnya juga rigid sehingga sulit lolos jika ada pihak yang hendak memanipulasi data.
Jika ada pihak yang memanipulasi maka hukum menjadi panglima. Hukum bisa menyelesaikannya seperti kasus TPS 51 di Pontianak Barat. Pilkada Gubernurnya diulang lantaran ada 40-an suara yang tak sah memaksa untuk masuk mencoblos. Pada gilirannya terjadi selisih suara masuk dibanding mereka yang menggunakan hak pilihnya sesuai Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Dalam menyikapi ekspose kubu ACC dan Tim Harmoni, kita mesti menyikapinya dengan kepala dingin dan hati yang sabar. KPU Daerah Kalbar sedang menjalankan tugasnya untuk kemudian sesuai jadwal pada 22-29 November menetapkan siapa pemenang yang sesungguhnya setelah verifikasi data KPUD Kabupaten/Kota masuk semua.
Hingga Sabtu (17/11) memang Cornelis berada di bar teratas menurut data KPUD. Tapi rekapitulasi datanya masih belum selesai. Bersabarlah karena sabar adalah induk dari segala kesuksesan.
Proses Pilkada Kalbar kita rasakan sesungguhnya sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Keamanan Kalbar juga kondusif dan patut diacungi jempol.
Kita wajib menjaga kondisi yang kondusif ini dengan tidak mudah diprovokasi dengan aneka SMS, diskusi dan tuding-menuding. Bagi kita, tak soal apakah Gubernur Kalbar mau Cornelis ataupun Usman Ja’far, yang penting Kalbar aman dan Pilkada Gubernur berjalan sesuai koridor jujur dan adil. ■


0 comments: