Senin, 19 November 2007

Pilkada, Masyarakat Kalbar Patut Dipuji--Kondisi Aman, Ekonomi Tumbuh

Satu kata yang patut dikedepankan: masyarakat Kalbar patut dipuji dalam even besar bernama Pilkada Gubernur yang buat pertama kali dilakukan secara langsung ini partisipasinya signifikan, dan keamanannya terjamin.
Masa paling kritis menyangkut partisipasi aktif masyarakat luas tentu saja saat kampanye. Sepanjang 12 hari kampanye empat pasang kandidat tak ada bentrok fisik, tak ada gontok-gotokan. Semua masyarakat bisa memilah mana pesta demokrasi dan mana pesta demo-crazy. Ternyata masyarakat Kalbar sehat dan waras, bukan gila atau crazy.
Demokrasi memang dari, oleh dan untuk rakyat. Dekan FKIP Untan, Dr Aswandi mengatakan partisipasi aktif rakyat Kalbar pada Pilkada Gubernur kali ini amat patut dipuji. Kita angkat topi dan barangkali juga menyuguhkan dua jempol tinggi-tinggi.
Kendati berseliweran isu-isu, tetapi rakyat tetap eling lan waspada. Polisi juga tetap siap-siaga dengan segala netralitasnya. Begitupula KPU sebagai penyelenggara hajat pesta demokrasi ini. Mereka mengedepankan rel hukum dan undang-undang sebagai pedoman.
Hingga hari ke-5 pasca pencoblosan kondisi regional Kalbar aman dan nyaman. Si Amat, si Aheng, si Yulius, si Udin, Mas, Mbak dan tukang jamu gendong pun sudah kembali aktif bertata-niaga. Di dalam kondisi daerah yang aman dan nyaman semua warga—tanpa pandang bulu, tanpa pandang etnis dan agama—semua dapat bekerja secara leluasa. Mereka bisa bekerja dengan tenang dan berkarya buat daerah Kalbar secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung tentu saja dengan segala aktivitasnya itu. Apakah itu mereka petani, nelayan, pedagang, guru, pegawai pemerintah atau swasta, maupun para politisi.
Secara tidak langsung dari si warga inilah terhimpun berbagai jenis pajak dan kemudian bagian hilirnya adalah dana PAD yang masuk APBD dan pada gilirannya diterjemahkan ke dalam bentuk proyek pembangunan yang dilakukan oleh Gubernur dibantu para staf-stafnya. Apatah mereka itu Wakil Gubernur, Sekretaris Wilayah Daerah, Kepala Bappeda, kepala-kepala dinas, badan, dan unit-unit pelaksana teknis di tubuh pemerintah daerah.
Kinerja eksekutif itu dalam kondisi negara yang demokratis tidak pincang. Mereka dijaga dengan baik oleh lembaga pengontrol yang juga adalah wakil rakyat. Oleh karena ada check and balancing, maka jangan kuatir akan terjadi diskriminasi. Tak masuk akal jika itu terjadi.
Trias Politica mengajarkan tiga pilar demokrasi. Selain Gubernur-Wagub dan staf-stafnya di jajaran eksekutif, juga wakil-wakil rakyat di legislatif dan berhimpun di rumah rakyat bernama DPRD, tapi juga ada lembaga penegak hukum bernama pengadilan. Di mana hukum berjalan, maka keadilan akan dirasakan.
Jika keadilan dirasakan masyarakat, ekonomi akan tumbuh. Dengan demikian kemiskinan yang ada di Kalbar akan bisa beringsut dan berlanjut tumbuh sesuai dengan SDA dan SDM yang tersedia. Jika SDA dan SDM Kalbar dikalikan dengan semangat kebersamaan, maka hasilnya adalah kemakmuran.
Dalam kondisi negara yang makmur—jangan jauh-jauh kita lihat Malaysia dan Singapura—siapa pun pemimpin negerinya (eksekutif)—rakyat tak mudah diprovokasi dan dipecah-belah. Rakyat yang makmur bisa berpikir dengan jernih: kenapa harus diombang-ambingkan oleh warna politik, karena politik bukanlah segala-galanya. Apalagi hanya untuk memenuhi ambisi segelintir oknum politisi, lebih jauhkan bala lagi.
Vox populi vox dei. Suara rakyat adalah suara tuhan. Untuk itu mari kita semua berharap Kalbar aman dan nyaman. Caranya dengan meningkatkan kewaspadaan sekaligus terus memupuk semangat kebersamaan. 


0 comments: