Selasa, 09 Oktober 2007

Keluarga Besar Haitami Salim Berduka

Rizki, jodoh dan maut memang di tangan Tuhan Yang Maha Kuasa. Jika Dia berkehendak jadi, maka jadilah.
Begitulah keluarga besar Ketua STAIN Drs H Haitami Salim, M.Ag berdukacita karena ayahanda tercinta, Salim Saad wafat dalam usia 78 tahun, Minggu (7/10) sekitar pukul 23.00 WIB.
Kepergian Salim tergolong mendadak dan dalam keadaan sehat. Demikian karena tokoh pendidik dan dai di Kalbar tersebut sempat mendampingi putranya, Haitami Salim untuk berceramah Ramadan di Kota Baru. Ia sempat melaksanakan tarawih dan sempat minta buka puasa bersama dengan anak dan cucu-cucunya.
“Saya iri dengan kepergian Beliau yang husnul khatimah,” ungkap Haitami Salim seusai salat fardhu kifayah di surau tak jauh dari rumah duka Jalan Sepakat 1 Kota Pontianak.
Haitami dengan mata berkaca-kaca menceritakan tanda-tanda kepergian ayahnya yang baru bisa dia baca setelah telepon genggamnya berdering di malam sekitar pukul 23.00. “Bang Te, bapak...Lalu terdengar isak tangis dari adik saya,” katanya.
Siangnya Haitami didampingi Yapandi di dalam mobil berpapasan dengan ayahnya. Beliau berjalan kaki di dalam jalan gang yang tak lain gang keluarga mereka tak jauh dari Jalan Ahmad Yani. “Ayah tak melihat saya. Itulah detik terakhir saya ketemu ayah,” ujar Haitami bercerita kepada Walikota yang ikut mensalatkan ayahanda.
Turut hadir ke rumah duka Rektor Untan Dr H Hairil Effendi, MS, Sekda Kalbar Drs H Syakirman, Kadispenda Kalbar Drs HM Darwin, Kakanwil Departemen Agama Drs H Rasmi Satar, Ketua PWM Drs H Pabali Musa serta Ustadz H Hasan Gaffar.
Salat fardhu kifayah pertama dipimpin imam Masjid Mujahidin H Thamrin A Salam dan kemudian disalatkan kembali bersama jamaah salat Zuhur di Masjid Raya Mujahidin.
Jenazah dimakamkan di pemakaman keluarga di Banjar Serasan. “Kami semua turut berduka cita,” ungkap Drs H Hamka Siregar yang sehari-hari juga staf pengajar di STAIN Pontianak. 



0 comments: