Jumat, 21 September 2007

Keajaiban Matematis Ramadan

Oleh: Ustadz Anton Nasution

Syahru Ramadaanalladzi unzila fiihil Quran. Hudallinnaasi wabayyinaati minal huda walfurqaan. Di pertengahan Ramadan diturunkan Alquran. Petunjuk bagi umat manusia yang jadi pembeda antara yang benar dan yang batil.
Syahru berarti bulan. Kata syahru disebut 12 kali di dalam Alquran. Rahasia Tuhan bahwa dalam satu tahun terdapat 12 bulan.
Kata ayyam berarti hari. Disebutkan 365 kali di dalam Alquran. Lagi-lagi jumlah hari dalam satu tahun lebih kurang 365. Inilah matematika yang tersingkap dari Alquran. Alquran diturunkan awal mulanya pada 17 Ramadan di Gua Hira, bukit Jabal Nur dengan penyampai firman Allah kepada Nabi Muhammad adalah Malaikat Jibril. Alquran adalah pedoman keselamatan umat manusia di dunia dan di akhirat.
Satu hal lagi, yakni kata yaum. Disebutkan sebanyak 30 kali di dalam Alquran. Jumlah kata itu menunjukkan banyaknya hari dalam satu bulan.
Ramadan berasal dari sejumlah gugus kata aksara Arab. Secara harfiah berarti pembakaran. “Ramada” berarti bakar. Secara maknawiah Ramadan berarti masa pembakaran dosa-dosa dengan menahan lapar dan dahaga serta hal-hal yang membatalkan puasa agar terwujud sifat takwa. Takwa berarti kemampuan mengerjakan hal-hal yang diperintahkan Allah serta menjauhi semua larangan-Nya.
Ramadan berakar pada kata Ra, Ma, Dha dan Nun. Ra maksudnya berpuasa karena Radiallah. Artinya puasa untuk mencari ridha Allah. Bukan puji-pujian manusia.
Puasa adalah rahasia antara si pempuasa dengan Allah. Sebab betapa bisa seseorang berbohong dia berpuasa atau tidak dan hanya dirinya serta Allah saja yang tahu. “Puasa itu untuk-Ku,” kata Allah.
Ma maksudnya maghfiratullah. Artinya ampunan dari Allah.
Ramadan adalah bulan perlombaan untuk mencapai derajat takwa. Karena bersifat lomba, maka akan ada hadiahnya. Hadiahnya adalah takwa. Sebaik-baik bekal adalah takwa. Sebaik-baik pakaian atau perhiasan adalah takwa.
Karena Ramadan bersifat lomba tentu ada yang kalah dan ada yang menang. Yang menang biasanya berjumlah amat sedikit.
Kita tentu tidak mau kalah dalam ibadah puasa. Karena kalau kalah, sama saja dengan lapar dan dahaga yang sia-sia. Kalau hal itu yang terjadi maka kita rugi besar.
Akar kata terakhir dari Ramadan adalah nun. Nun menyiratkan nikmatullah. Nikmat dari Allah.
Bagi orang yang berpuasa, reguk pertama dari berbuka puasa betapa nikmatnya. Terasa sesedikit apapun harta benda besar artinya. Bahkan secara psikologis puasa mendekatkan hubungan antara si kaya dan si miskin.
Di dalam Ramadan juga ada malam lailatul qadar. Malam ini adalah malam kenikmatan bagi umat Muhammad SAW. Karena malam kemuliaan lebih baik dari ibadah 1000 bulan atau 84 tahun.
Ramadan dan Quran hubungannya sangat dekat. Hubungan keduanya sama dengan kue doko-doko atau kelepun. Ketan adalah Ramadannya, sedangkan gula merah/inti adalah Qurannya. Jika tidak ada salah satunya, rasanya menjadi tidak enak.
Umat jangan kuatir tidak bisa membaca Quran karena yang mengajar adalah Allah. Lihat Quran Surah Ar Rahman. “Ar Rahmaan. Allamal Quraan. Khalakal insaan...” (Disarikan kembali oleh Nur Iskandar dari kuliah zuhur di Masjid Raya Mujahidin) □


0 comments: