Selasa, 18 Agustus 2009

Sambut HUT RI dengan Diklat Kehumasan


Humas adalah public relation (PR) di lembaga pemerintah ataupun swasta. Humas atau PR adalah kepanjangan tangan dari “atasan” sekaligus penyambung lidah rakyat. Tugasnya melakukan akomodasi pemikiran maupun gagasan sehingga lahir kebijakan-kebijakan yang menguntungkan semua pihak. Tugas yang berat untuk mampu menjembatani kepentingan atas maupun bawah, kiri maupun kanan, depan maupun belakang. All sides.
Sadar bahwa peran humas dalam kaitannya dengan media massa sangat penting, maka kami dari Borneo Tribune dan Tribune Institute menggelar Diklat Kehumasan. Sebuah pendidikan dan pelatihan yang diramu sedemikian rupa sehingga hasilnya benar-benar “cespleng,” jadi.
Kenapa kami berani mengatakan “cespleng—jadi”. Ya, karena kami mempunyai sarana dan prasarana yang memadai. Kami mempunyai perangkat media cetak massal yang lengkap. Kami juga punya skill yang memadai. Ditambah sempurna dengan kerjasama internasional dalam hal ini bersama Bonn University. Kami juga akan melibatkan internsip programe: Christian Kleisle dan Annabelle Schmitt. Keduanya akan turut ambil bagian dalam presentasi dengan topik relasi PR dengan media massa maupun etika dalam praktik jurnalisme. Tetap dalam konteks teknis pragmatis hubungan kelembagaan antara humas dengan media massa.
Waktu yang dipergunakan sejak 12-14 Agustus tidak hanya teori tetapi lebih menekankan praktikum. Sarana dan prasarana praktikum juga amat sangat memadai. Setiap peserta akan mendapatkan satu unit komputer connecting dengan internet sehingga mereka bisa praktik menulis press realease, download dan upload foto, sent email, maupun aneka ragam kepenulisan media massa.
Kelas belajar ini sengaja kami targetkan maksimal 15 orang saja agar intensitas pelatihan bisa sempurna. Jika terlalu ramai maka intensitas berkurang. Kami mau sekali dayung dua tiga pulau terlewati. Pelatihan tidak hanya sekedar datang, duduk, dengar. Tetapi datang, duduk, praktik sampai bisa. Sampai membumi sebagai PR kerjasamanya dengan media massa. Dengan demikian fungsi akomodatif PR menjembatani kepentingan atas-bawah, depan-belakang, kiri-kanan dapat berjalan “cespleng.”
Inilah perjuangan. Inilah yang bisa kami persembahkan menyambut dan mengisi HUT RI ke-64. Kami berjuang untuk mempersembahkan yang terbaik dari menyuguhkan sesuatu yang terbaik yang kami miliki.
Pembaca yang budiman. Jika Anda tertarik untuk mengikuti kegiatan ini, kami akan menyambut dengan tangan terbuka serta service excellent. Kami tunggu pendaftarannya di alamat redaksi, pada waktu dan jam kerja. Ingat kesempatan amat sangat terbatas.
Mari kita bersama berjuang dan terus berjuang. Perjuangan kita sekarang memang sudah tidak seperti para pendahulu di tahun 1945 yang berjuang dengan bambu runcing, tetapi mengisi kemerdekaan dengan profesionalisme. Salah satunya adalah meningkatkan kinerja profesionalitas kehumasan atau public relation. Public relation adalah ujung tombak kesuksesan setiap insan maupun lembaga. Baik negeri maupun swasta. Jika profesional sebuah humas/PR maka akan semakin berjaya seseorang atau suatu lembaga. Begitu sebaliknya. Vise versa.



0 comments: