Rabu, 18 Maret 2009

Lembaga Tripartit Gelar Seminar Internasional Bioenergi



Salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat internasional adalah krisis pangan dan energi. Istilah bekennya ”food and fuel problem”.
Masalah besar tersebut tidak terkecuali terjadi di Kalimantan Barat yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia, bahkan luasnya 1,5 kali luas Pulau Jawa. Di mana di Kalimantan Barat penduduk terus bertambah, terjadi konversi lahan hutan menjadi perkebunan dan pemukiman, serta tak terlepas pula dari dampak perubahan iklim global (climate change).
Menyadari permasalahan tersebut, tiga lembaga masing-masing Universitas Tanjungpura (Untan), Bonn University dan Tribune Institute menggagas seminar internasional tentang bioenergi peluang dan ancamannya bagi Kalimantan Barat. Seminar tersebut akan digelar pada hari Sabtu, 21 Maret 2009 bertempat di Amphi Teatre Fakultas Kedokteran dengan kapasitas peserta sekitar 150 orang.
Seminar internasional ini akan dibuka oleh Rektor Untan, Dr Chairil Effendy, MS dan dilanjutkan dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dalam hal studi dan riset bersama antarlembaga, serta kemudian dilanjutkan dengan sesi seminar.
Kepala Kantor Internasional (International Office) Untan, Dr Elvira menyatakan segala sesuatunya sudah siap untuk dihelat. ”Kita sudah beberapa kali rapat untuk menyusun kerangka isi MoU maupun seminar. Bahkan bersama Pembantu Rektor IV pada hari Selasa yang lalu kita sudah cek lapangan.”
Menurut staf pengajar di program magister teknik ini akan tampil sebagai pembicara dari pihak-pihak kompeten. Mereka adalah Dr Oliver Pye dari Bonn University yang baru saja menyajikan workshop di Singapura, seminar di Unpad maupun UGM perihal transnasional bioenergi, Kepala Bappeda Kalbar Ir Fathan A Rasyid, M.Agr perihal rencana pengembangan Kalimantan sebagai lumbung energi nasional, maupun peneliti Untan dari F-MIPA Dr Thamrin Usman, DEA serta Kepala Pusat Studi Energi Untan, Dr Ismail Yusuf. Adapun dari Borneo Tribune dan Tribune Institute menampilkan analisa isi pemberitaan (content analysis) perihal bioenergi di media.
Seminar mengundang stakeholder di Kalbar meliputi civitas akademika, ilmuan, aktivis lingkungan, pemerintahan, bahkan perusahaan-perusahaan kehutanan maupun perkebunan. Tujuan melibatkan semua pihak ini agar forum seminar bisa menjadi ajang urun-rembug maupun penyamaan visi-misi dalam menyelamatkan lingkungan bumi yang hanya ada satu ini.
Seminar dimulai pukul 08.30 dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. ”Bagi pihak yang belum mendapatkan undangan dapat mengontak langsung kami di International Office Untan, atau Harian Borneo Tribune yang satu kompleks dengan Tribune Institute di Purnama,” tambah Elvira.
Di tempat terpisah Rektor Untan, Dr Chairil Effendy menyatakan bahwa Untan ingin tampil terdepan dalam riset biodiversity termasuk peluangnya terhadap sumber daya energi. ”Kita di Kalbar mempunyai banyak potensi, sayang jika tidak tergali. Adapun cara menggalinya tentu saja melalui riset, dan riset itu mesti melibatkan banyak pihak, tenaga, bahkan biaya. Oleh karena itu tepat jika kita bisa bekerjasama, terlebih dengan Bonn University dari Jerman,” imbuhnya.
Untan, kata Chairil telah membuka International Office dengan tujuan merawat hubungan internasional, menumbuh-kembangkan kerjasama Utara-Selatan, Barat dan Timur. ”Kita harus bergerak cepat karena besarnya keinginan untuk maju dan mencapai kesejahteraan bagi masyarakat luas. Kita tak mau Kalbar dikenal kaya potensi, tapi rakyatnya tetap miskin,” imbuh rektor yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia.



0 comments: