Kovach dan Rosenstiel memasukkan elemen ke-10: "Citizens, too, have rights and responsibilities when it comes to the news."
(Saya cuplikkan tulisan Farid Gaban yang saya petik dari hasil penelusuran rekan saya, Tanto di tuahtanto.blogspot.com).
Kovach dan Rosenstiel mengkaitkan elemen terbaru ini dengan
perkembangan teknologi informasi (internet khususnya) dalam beberapa tahun terakhir: munculnya blog dan online journalism serta maraknya jurnalisme warga (citizen journalism), community journalism dan media alternatif.
Ini elemen yang memang penting, sesuai dengan sub-judul buku asli
mereka: "What Newspeople Should Know and the Public Should Expect."
Teknologi informasi mutakhir memungkinkan orang, siapa saja,
memproduksi berita. Inilah era yang disebut oleh Alvin Toffler,
seorang futurolog pada 1980-an, sebagai era prosumsi (produksi dan konsumsi). Publik atau masyarakat bisa menjadi produsen dan konsumen sekaligus.
Munculnya blog, jurnalisme warga dan media alternatif sebenarnya
juga diilhami oleh kekecewaan publik terhadap media mainstream yang sekarang ada, sebagian besar karena kesalahan para wartawan dan pemilik media sendiri.
Tingkat kepercayaan publik terhadap media terus merosot. Di Amerika, misalnya, sebuah survai 1999 menunjukkan bahwa hanya 21% masyarakat yang menilai pers peduli pada rakyat, terjun bebas dari 41% pada 1987. Hanya 58% yang mengakui pers sebagai lembaga watchdog, turun dari 67% pada 1985. Kurang dari separo responden, 47%, yang percaya bahwa pers melindungi demokrasi.
Kecenderungan yang sama, kita bisa menduga, juga terjadi di Indonesia. Liberalisasi industri media setelah reformasi tidak serta merta meningkatkan pamor pers. Pengalaman pribadi saya justru menunjukkan bahwa masyarakat sekarang jauh lebih sinis terhadap media dan profesi kewartawanan, ketimbang 20 tahun lalu.
Liberalisasi itu sendiri menurut saya penting. Namun, nampaknya perlu diimbangi oleh peningkatan mutu karya jurnalistik serta ketaatan wartawan terhadap kaidah dan etika jurnalisme.
Kekritisan dan sinisme masyarakat terhadap media mainstream itu
penting dan bermanfaat. Masyarakat memang sebaiknya mamahami kaidah jurnalistik dan dengan begitu bisa mengontrol pers, yang pada gilirannya memacu wartawan dan pemilik media untuk kembali merenungkan eksistensinya sendiri: untuk apa sebenarnya jurnalisme ada?
Kovack dan Rosenstiel kembali mengingatkan kita para wartawan untuk mengkaji serta mengenali kembali prinsip-prinsip dasar jurnalisme agar kita tidak makin tersesat jauh dari publik. Dan khususnya dalam elemen ke-10, buku baru ini mengingatkan publik untuk ikut serta memperkaya jurnalisme dan mengontrol pers.
Jurnalisme terlalu penting untuk hanya dipercayakan kepada para
wartawan, atau mereka yang mengaku wartawan.
Sabtu, 07 Juni 2008
Element ke-10 Bill Kovack
Posted by Noeris at 08.17
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar