Senin, 04 Februari 2008

Cap Go Meh dan Visit Indonesian Year 2008

Kalau tahun 2007 lalu Kapolres Singkawang, Ajun Komisaris Besar Polisi Parimin Warsito SH, mengatakan pihaknya menempatkan personil polisi di tempat-tempat ibadah ketika hendak berlangsungnya perayaan imlek dan cap go meh, itu pertanda kedua hari besar ini memiliki potensi pergerakan massa untuk pariwisata. Menurut Parimin, sedikitnya 400-an anggota kepolisian siap mengamankan imlek dan cap go meh di Kota Singkawang.
"Kita juga mewaspadai adanya berbagai macam tindak kriminalitas saat perayaan imlek dan cap go meh. Apalagi saat perayaan cap go meh. Banyak warga tumpah ruah di jalan-jalan utama di Kota Singkawang ini guna untuk menyaksikan atraksi tatung," kata dia.
Kota Singkawang pada khususnya, termasuk Kota Pontianak menjadi sasaran turis domestik maupun mancanegara. Mereka ingin melihat dari dekat prosesi yang langka di muka bumi. Buka-tutup mata naga dan tatung misalnya, prosesinya di Kalbar sangat menarik. Demikian karena ritual ini sudah membaur dengan akar-akar kebudayaan lokal. Baik Dayak maupun Melayu.
Tatung adalah ritual yang merupakan perpaduan antara Tionghoa dengan budaya lokal. Lauya menjadi sangat kebal dari aneka benda-benda tajam. Oleh karena itu menjadi tontonan yang menarik dari masyarakat, bahwa ada misalnya pipi yang ditembus kawat-kawat besi tetapi tidak luka. Orang-orang menari di atas samurai atau tombak, tetapi tidak luka sama sekali.
Pawai keliling kota itu tentu peristiwa yang menarik, sehingga aparat perlu menyiapkan keamanan sejak dini. Begitupula sektor yang menunjang pariwisata seperti penginapan dan transportasi.
“Kamar-kamar hotel penuh. Penerbangan mencapai masa puncak-puncaknya. Sekarang saja, tamu-tamu saya yang mau berdatangan dari luar sudah tidak tertampung. Hotel-hotel full booking,” ungkap Walikota Singkawang, Hasan Karman, Jumat (1/2) kemarin.
Diakuinya, Kota Singkawang adalah kota yang potensi pariwisatanya sangat besar. Selain budaya, juga panorama alam. “Kami akan kelola pariwisata dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya. Hanya saja sayang, sekarang Hasan Karman baru berkuasa. Dia naik tampuk pemerintahan, belum seumur jagung. Dia belum bisa membuat gebrakan dalam waktu dekat dan singkat sementara Visit Indonesian Year 2008 telah ditetapkan dan Kalbar lolos dari agenda nasional untuk VIY 08 tersebut.
Ironis memang ironis. Hal ini diakui sebagai tidak sinambungnya program di Indonesia. Pusat dinilai kurang mengenal potensi di daerah, sedangkan daerah dinilai kurang tanggap terhadap hal-hal aktual nasional.
Kendati lepas dari agenda VIY 2008, Kalbar tidak boleh patah semangat. Promosi pariwisata seperti imlek dan cap go meh tak boleh berpangku tangan. Bukankah turis asing ataupun lokal punya hak untuk memilih, lepas dari masuk agenda VIY 2008 ataupun tidak. ■



0 comments: