Sabtu, 19 Januari 2008

Poros Bonn-London di Borneo Tribune

Ada sesuatu yang sedang terjadi di Kalbar. Begitu komentar cucu dr Soedarso—pejuang medis yang diabadikan namanya menjadi nama rumah sakit negeri di Kalbar—Adriana Sri Adhiati. Cucu pertama dr Soedarso yang kini bekerja di England tersebut hadir dalam Road Show Diskusi Jurnalisme Lingkungan: Studi Komparatif antara Jerman (Eropa), Amerika dan Peru bersama Freelancer Borneo Tribune, Yanti Mirdayanti di Rektorat Untan, Sabtu (19/1) kemarin siang.
Dia orangnya perasa. Banyak yang ingin dikerjakannya buat Kalbar walaupun sekarang lebih banyak waktunya tercurah di London. Dia mengabdikan diri di Down to Earth (DtE) yang berkantor di England.
“Ada sesuatu yang saya rasakan tumbuh di Kalbar. Anak-anak mudanya aktif dan kreatif sehingga Kalbar jauh lebih baik ketimbang Kaltim, Kalteng dan Kalsel. Itu yang saya rasakan sebagai aktivis lingkungan,” ungkap cewek yang dipersunting bule Jerman dengan sapaan Adhiek saat hadir di Kantor Redaksi Borneo Tribune kemarin sore.
Di Kalbar, kata Adhiek kelestarian alamnya relatif lebih baik ketimbang Kalimantan lainnya. “Ini karena aktivitas para aktivis berjalan aktif,” ungkapnya.
Adhiek merasakan diskusi dalam Road Show dengan pemantik Jurnalisme Lingkungan terasa bernas. Keseluruhan peserta yang hadir 40 orang. Jurnalis katanya memegang peranan penting bagi penyelamatan lingkungan.
Borneo Tribune melalui lembaga pendidikan Tribune Institute aktif menggelar sisi edukasi bidang pendidikan dengan isu lingkungan hidup. Dua pekan yang lalu diskusi menghadirkan Direktur Pantau, Andreas Harsono. Dikupas buku Covering Oil dan How to Report Bussines. Hadir sedikitnya 65 peserta.
Kemarin dalam Road Show seri kelima, antara lain keynote speech Rektor Untan, Dr Chairil Effendi, aktivis lingkungan, mahasiswa, dan pers, baik cetak maupun elektronik. Di sana segala asa ditupahkan, segala idealisme dicurahkan untuk kemudian direkonstruksi demi kemajuan dan kelestarian lingkungan.
Eropa memang punya perhatian terhadap lingkungan. Untuk itu pula hadir EC-Indonesia FLEGT Support Project. Upaya penegakan hukum dengan perdagangan kayu legal dengan menekan praktik illegal logging. Kenyataan yang begitu memilukan karena hutan menjadi gundul, banyak plasma nutfah musnah, dan flora terdesak hidupnya. Salah satu yang terancam punah adalah orang utan.
Yanti Mirdayanti yang tampil “total football” sejak Road Show di Sambas (16/1), di Singkawang (17/1), di Mempawah (18/1) dan di Rektorat Untan (19/1) istimewa pula. Dia yang aktif di Bonn University tak melepaskan kinerja jurnalisme. Dia aktif menulis sebagai freelancer Borneo Tribune, Deutsche Welle, dan pendidikan-pengajaran. Dia sedia menyajikan pengamatan dan pengalamannya hidup 9 tahun di AS, 4 tahun di Peru dan 2 tahun di Jerman. Banyak sisi dikupasnya dengan tuntas.
Zulfidar Zaedar Mochtar yang hadir dalam acara Road Show di Untan tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Dia meminta difasilitasi poros Bonn-Pontianak.
Permintaan itu ditanggapi positif Yanti Mirdayanti. Pimpinan Radio Divasi ini segera diminta mengisi aplikasi untuk program siaran DW dalam Bahasa Indonesia.
Borneo Tribune sendiri membentuk poros Bonn, Pontianak dan London secara aktif. Ini untuk jejaring di Eropa. Jejaring ini terus diperluas, seiring pengembangan di wilayah yang lain seperti bersama Aria Djalil di Canberra, termasuk pengembangan di biro-biro daerah. Banyak hal yang hendak dilakukan, dan memang banyak PR yang harus kita kerjakan.
Borneo Tribune berupaya bekerja dengan sebaik-baiknya untuk derma bhakti bagi Kalimantan Barat. Kampanye lingkungan hidup adalah kampanye kita semua, karena tak ada satu makhluk hidup pun yang terlepas dari dampak global perubahan iklim di bumi. Banjir, kebakaran, asap dan debu senantiasa mengancam. Kita butuh persatuan dan kesatuan untuk menyelamatkan lingkungan.
Jika sahabat-sahabat kita siap bekerjasama dari Eropa, Amerika hingga Australia, kenapa kita tidak membuka tangan lebar-lebar untuk kemudian singsingkan lengan baju bekerja keras menyelamatkan lingkungan?
Kami mau bekerja dan mohon doa restu dari pembaca. Kami juga mengundang keikutsertaannya dalam kampanye peduli lingkungan hidup ini. □




















0 comments: