Rabu, 17 Oktober 2007

Siapa Gubernur Kalbar 2008?

Pertanyaan di atas paling banyak terlontar di hari-hari silaturahmi hari raya Idul Fitri. Pemilih agaknya ingin tahu lebih cepat dibanding perhitungan atas pencoblosan yang dilakukan serentak di seantero Kalbar 15 November 2007.
“Bagaimana Pilkada Gubernur kita ini, siapa yang paling punya kans untuk terpilih,” tanya Ketua Orwil ICMI Kalbar, Drs H Ilham Sanusi di kediamannya, Minggu (14/10) kemarin. Menurutnya Pilgub kali ini bakal seru.
Selain sistem pemilihannya pertama kali dengan cara langsung, juga ada empat paket kandidat yang sama-sama kuat.
Pasangan nomor satu sudah diuntungkan karena posisinya sebagai incumbent. UJ-LHK yang mampu memimpin selama 5 tahun ini juga mendapat nomor bagus, nomor urut 1 (pertama). Jadi, tanda-tanda baik sudah di dalam genggamannya.
Paket kedua, OSO-Lyong. Selain ketokohannya sudah tidak diragukan. OSO juga adalah mantan Wakil Ketua MPR RI yang punya harta terbanyak melebihi digit 185 miliar! Ignatius Lyong juga adalah Asisten 1 Sekda Kalbar yang pilih mengundurkan diri karena bersedia jadi paket calon wakil gubernur.
Angka dua yang diperoleh paketnya juga victory. Keberuntungan. Dan dengan gencarnya sosialisasi ala OSO-Lyong, popularitasnya meroket bak meteor.
Paket ketiga pasangan HM Akil Mochtar-AR Mecer. Paket ini dinilai paling punya kans jika dilihat dari berbagai struktur. Akil adalah putra daerah Kalbar yang banyak mengukir prestasi di DPR RI dan sudah keliling Kalbar secara intensif karena siap menuju KB1, sedangkan AR Mecer mengukir prestasi Credit Union. Paket ini juga dapat angka keramat nomor 3. Simbolnya bahkan metal yang lazim digunakan kader dan simpatisan PDIP.
Paket keempat adalah Cornelis-Christiandy Sanjaya. Paket ini amat sangat diuntungkan karena punya kans suara yang utuh dilihat dari basis etnis (Dayak-Tionghoa). Soal nomor 4 yang dibaca “shie” dalam bahasa Tionghoa/China yang berarti “mati” ditepis dengan angka 4 yang dipegang SBY-JK namun memenangkan pemilihan langsung. (Jadi, nomor 4 bukan jaminan kalah).
Oleh karena analisis-analisis yang berkembang di lapangan makin canggih, orang-orang kerap bertanya, “Siapa Gubernur Kalbar 2008?”
Pertanyaan ini tak mudah untuk dijawab. Tak urung tokoh politik sekalipun. “Saya pun bingung,” aku Ilham Sanusi yang hari itu cukup banyak tamu yang bertandang ke kediamannya. Antara lain ada ketua RT dan ada pula tokoh Kalbar yang “besar” di Jakarta, Max Jusuf Alkadrie.
Ketua Rt saat ditanya akan pilih siapa, dia mengatakan secara jujur memilih UJ-LHK. “Jujur saja, paket ini juga berhasil,” ujarnya.
Hadirin di rumah renyah tertawa. “Iya, untuk Kota Pontianak cukup banyak bakal pemilih UJ-LHK. Tapi dengan gencarnya sosialisasi OSO-Akil, apa suara Melayu tidak pecah dan yang diuntungkan adalah Cornelis?” diskusi Ilham berkembang.
Alasan yang dikemukakan sederhana saja. Warga Dayak ingin putra daerahnya menjadi Gubernur. “Kalau pilih jadi Wakil Gubernur sudah tidur-tiduran saja sudah pasti. Tapi untuk jadi Gubernur bersatu kita menang,” ungkap sejumlah tokoh lain kepada saya.
Alasan di atas amat masuk akal. Dan tokoh Kalbar yang pernah menjadi anggota MPR RI, H Mas’ud Abdullah mengatakan, “Jika Pak Cornelis jadi Gubernur, memang mungkin sudah saatnya karena perputaran zaman. Terpenting Kalbar aman,” nilainya seraya berharap Pilkada Gubernur berlangsung jujur dan adil.
Gambaran di atas adalah bagian yang terasa di dalam banyak obrolan silaturahmi Idul Fitri. Lepas dari hal tersebut masih bergerak mesin politik para kandidat, masih ada jadwal kampanye, masih ada waktu kurang lebih 1 bulan untuk masing-masing kandidat berpikir akan kemenangannya. Hanya saja di sini yang patut diingatkan adalah siap menang dan siap kalah. Begitupula kepada para pendukung. Harus siap menang dan siap kalah. “Kemenangan adalah kemenangan kita bersama. Kemenangan warga Kalbar tanpa melihat warna golongan,” ungkap Ketua KPUD Kalbar, Aida Mochtar.
Penyelenggara Pilgub ini menyerukan jujur dan adil dalam Pilkada dan memilih sesuai hati-nurani.
Pilkada Gubernur kali ini ibarat final bola piala dunia. Bola itu bundar. Setiap detik dan celah bisa jadi peluang untuk menciptakan gol.
Lalu, siapa Gubernur Kalbar 2008? 


1 comments:

Borneoman mengatakan...

secara pribadi, mungkin masyarakat masih akan terkooptasi oleh primordialisme.hal yang walaupun bertentangan dengan asas demokrasi tetapi nyata terjadi di daerah ini. selain itu, kepentingan politis dan bisnis juga mempengaruhi hasil dari pilkada kali ini....jadi,selamat buat gubernur baru kita (..........)