Minggu, 02 September 2007

Miliarder di Usia 31


Jangan remehkan garasi. Banyak orang sukses dan perusahaan-perusahaan bonafide yang memulai usahanya dari garasi. Salah satunya adalah mesin pencari terdahsyat yang dimiliki bumi saat ini dengan nama Google.
Google. Siapa sih yang tidak kenal dengan Google? Mulai dari pemula pengguna internet hingga para pakar sekalipun. Mulai dari negara terkebelakang hingga negara super canggih, nyaris semua kenal Google.
Google bermula dari sebuah garasi di kawasan Menlo Park. Ukurannya kecil. Komputer rakitan berserakan. Dua anak muda setiap hari sepulang kuliah tekun jadi tukang di dalamnya.
Larry Page dan Sergey Brin memulai eksperimennya. Kedua mahasiswa Standford University-Amerika Serikat ini sama-sama punya hobi matematika dan ilmu komputer. Mereka punya ambisi yang sama, ingin menciptakan satu mesin pencari yang supercepat. Kelak dengan mesin ini mereka akan cepat selesai kuliah sekaligus membantu mahasiswa dan peneliti untuk mencari data-data yang mereka butuhkan.
Kedua bintang pelajar ini sama-sama dibesarkan dalam keluarga ilmuan yang gandrung dengan ilmu pengetahuan dan sistem komputer. Larry dan Sergey tumbuh di masa komputer generasi kedua.
Sergey Brin ayahnya Michail Brin seorang pakar matematika asal Rusia. Ibunya, Euginia Brin ilmuan lembaga antariksa AS (NASA). Sementara Larry Page ayahnya Carl Victor Page salah satu sarjana angkatan pertama ilmu komputer dari University of Michigan. Ibu Larry, Gloria Page seorang konsultan database dengan gelar ilmu komputer.
Ketika kuliah, keduanya ingin mewujudkan satu cita-cita, mengumpulkan data pustaka sebanyak-banyaknya. Sistem yang mereka buat adalah rumus matematika baru yang disebut dengan Page Rank. Mereka berhasil menemukan sebuah cara baru yang memungkinkan pengguna komputer mendapatkan hasil pencarian paling penting dalam sekejap. Proyek itu ternyata sukses spektakuler. Ia jauh mengungguli penemuan mesin cetak modern Guetenberg yang menjadi picu revolusi ilmu pengetahuan. Ia juga jauh meninggalkan Yahoo dan Alta Vista.
Google melesat bak meteor. Tak hanya dalam bahasa Inggris, data Google sudah melebihi 100 bahasa dunia. Daya pikatnya yang universal telah menembus batas perbedaan budaya, bahasa dan geografis negara. Pengguna Google adalah jutaan masyarakat dunia dalam sehari.
Luar biasanya Google semua kemewahan itu dibagikan gratis. Tak pelak pengunjungnya bagaikan air bah. Tapi di sini pula Google ketiban berkah. Iklan kecil saja yang mereka garap telah melahirkan duit tak terhitung jumlahnya. Tak pelak Larry dan Sergey di usia 31 tahun sudah menjadi super miliarder di AS bahkan dunia. Ia jauh meninggalkan kekayaan Bill Gates si raja Microsoft.
Dengan kekayaan itu Larry dan Sergey telah dapat membangun Googleplex di Silicon Valley yang bernuansa ruang angkasa. Ia mempekerjakan ribuan pakar dunia. Termasuk para dosen tempatnya kuliah.
Pada 19 Agustus Google go public. Penawaran perdana di NASDAQ di luar kelaziman karena tingginya. 85 USD per lembar saham. Kurang dari setahun nilai sahamnya meroket di atas 300 USD/saham. Hingga tahun 2005, Larry dan Sergey si pemuda tampan itu sudah punya keuntungan bersih melebihi 10 miliar USD.
Google punya moto “Don’t be evil”. Mereka mau berkarya dengan bersenang-senang. Di kantornya ada sarana olahraga, bermain, bahkan berendam di air panas. Satu lagi: koki yang menyiapkan makanan dengan menu variatif serta kalori terjamin.
Google telah tumbuh menjadi Google Economic. Perangkat yang dilahirkannya dinamai Googleware.
Google adalah nama yang nyentrik di mana tidak banyak orang mengetahui apa arti sebenarnya. Buku yang enak dibaca karena disajikan dengan gaya bercerita ini mengungkapnya jelas.
Kata Larry dan Sergey, arti yang sesungguhnya adalah bilangan tak hingga. Rumus matematika sesungguhnya adalah g-o-o-g-o-l. “Yakni bilangan 1 diikuti 100 buah nol. Dan ketika kami menentukan nama, kami memilih kata itu, namun bingung cara mengejanya, jadi kami bukan sengaja mengejanya dengan salah,” ungkap Brin didampingi Larry saat bicara di depan publik yang bertanya soal nama Google. (hal 10).
Buku dengan desain cover putih disertai aksara Google yang persis seperti di tampilan hompegenya ini pantas dibaca siapa saja. Isinya amat memotivasi inovasi dan daya kreasi, terutama bagi remaja dan pemuda. Kalau Sergey dan Larry bisa kenapa kita tidak? Bukankah di kita juga banyak garasi? □


0 comments: