Sabtu, 22 September 2007

Kompetisi dan Menjaring Prestasi

Era sekarang eranya digital. Tidak hanya dalam hal hardware (perangkat keras), tapi juga software (perangkat lunak). Sampai tak urung pakar ESQ (emotional spiritual quotient) Ir Ary Ginandjar pun menyatakan sekarang abadnya digital.
Jika hardware, software hingga spiritualpun sudah masuk dalam ranah digital terlebih pula media seperti Borneo Tribune. Sudah dengan sendirinya berjumpalitan dengan digital yang satu dengan digital yang lain. Dari kamera digital, masuk ke komputer digital. Dari komputer digital masuk ke pembaca digital. Ujung-ujungnya membuat respon “gatal” pada kuping untuk lebih mencari tahu. Membuat gatal akal untuk berpikir lebih maju. Di era digital sumber datum begitu kaya, tinggal bagaimana tangan koki memasaknya. Dus, pembaca tinggal santap laksana hidangan empat sehat lima sempurna. Bisa ditambah lagi dengan cuci mulut segala.
Karena kesenyawaan digital itulah maka Borneo Tribune melalui lembaga otonom pendidikan Tribune Institute-nya menggelar kompetisi untuk menjaring prestasi. Didapuklah even bernama Blog Web Design.
Kegiatan yang lahir dengan ide instan itu memberikan hasil wah luar biasa. Dari sisi peserta membludag. Dari hasil karya juga “meledak”. Tampak dari karya-karya peserta yang tidak hanya mampu menyajikan teks, tapi juga konteks. Tidak hanya news, tapi juga views. Tidak hanya berita, tapi juga bercerita. Ia melanglang buana hingga menyajikan film-film singkat buatan tangan mereka sendiri. Snapshot camera digital yang ditayangkan secara digital.
***
Blog Web Design itu digelar 14 Agustus lalu. Jumlah pesertanya 32 orang dari hanya 20 yang direncanakan.
Tingkatan peserta yang disasar adalah SMU atau sederajat, namun yang datang lebih dari itu. Mulai dari guru hingga anggota Dewan Kota Pontianak.
Hati siapa yang tak sumringah melihat kursus yang dibalut dengan kompetisi itu mendapat sambutan begitu hangat. Tak urung Walikota Pontianak, dr H Buchary Abdurrachman pun sedia membuka kegiatan di ruang rapat miliknya di Pemkot Pontianak.
Pria pejabat walikota dua periode itu dengan bangga mengatakan kebangkitan nasional dari bumi khatulistiwa di tangan para blogger. Betapa jauh pandangan Buchary itu lantaran dengan informasi yang tiada tapal batas segala potensi dan kreasi dari Kota Pontianak pada khususnya bisa merembes di seluruh penjuru dunia.
***
Pemandangan kondisi kursus sekaligus kompetisi di Tribune Institute miliknya Borneo Tribune amat sangat mengasyikkan. Peserta memenuhi ruangan redaksi. 30 komputer berisi penuh.
Di ruangan 5x10 meter itu layar monitor semua terbuka dengan rancangan web-log. Asriyadi Alexander tampil sebagai instruktur berdampingan dengan hobiis web-log Yaser. Masuk dalam tim instruktur ini Stevanus Akim dan Tanto Yakobus.
Kursus selama dua hari membuahkan sekitar 32 web. Isinya tanpa dinyana aneka warna. Ide-ide tumpah ruah di dalamnya.
Tujuan kegiatan di mana setiap individu bisa membuat media mencapai sasaran. Media masing-masing individu itu bahkan bagaikan candu menyita perhatian masing-masing peserta untuk terus diisi, di-update dan ditumbuh-kembangkan.
Kompetisi untuk menjaring prestasi tak sekedar ilusi. Putra-putri Kalbar ternyata mampu berbuat sesuatu. Jika modus operandi kursus dan kompetisi ini diteruskan secara reguler akan semakin membawa dampak pemanfaatan internet dengan maksimal. Pada gilirannya kita tak akan sanggup lagi menghitung derivat manfaat dari penyaluran hobi pada bentuk-bentuk positif ini. Oleh karena itu Borneo Tribune melalui Tribune Institute-nya juga bertekad menggalang kekuatan untuk meneruskan ide ini agar terus menggelinding laksana bola salju. Makin lama makin menggulung besar, besar dan besar.
Ingat pada pepatah untuk menjadi orang besar harus berpikir besar. Sebagaimana mau wangi bertemanlah dengan penjual minyak wangi. □


0 comments: