Rabu, 05 September 2007

Kerja Keras UJ!

Hasil Survey menunjukkan Usman Ja’far (UJ) tertinggi dibandingkan kandidat lain. Tapi nilai tertinggi itu belum signifikan untuk mencapai kemenangan “mutlak”.
Hasil survey popularitas cagub yang bakal bertarung pada Pilkada nanti terkuak dari pemaparan hasil survey LSI yang dilakukan pada bulan Juni 2007 dengan akumulasi suara sebesar 52,39%, Senin (3/9) di Gedung Zamrud.
Direktur LSI, Syaiful Mudjani mengungkapkan secara tersirat terlihat bahwa peluang para kandidat yang bakal bertarung pada Pilkada November mendatang masih berimbang. Keempat calon memiliki suara yang relatif tidak terpaut jauh antara satu dan yang lainnya. Meskipun secara persentase UJ masih di atas kandidat yang lainnya, namun marginnya sangat kecil.
Ada banyak macam survey yang diukur dalam konteks nilai elektibilitas Calon Gubernur Kalbar namun secara umum keempatnya bersaing ketat dalam hal perolehan persentase.
Sebagai lembaga survey yang diminta secara khusus untuk meriset tingkat popularitas calon gubernur, Syaiful Mudjani mengungkapkan secara faktual apa yang disampaikan lembaganya hanya merekam apa yang ada di masyarakat. Dari hasil simulasi Pilkada dalam survey bulan Juni 2007 lalu, antara pasangan UJ-LHK, Cornelis-Christiandy, dan Akil-Mecer ketiganya tidak terpaut hingga 10 persen lebih. Pada survey bulan Juni itu poin pasangan UJ-LHK berada pada level 27 persen, Cornelis-Christiandy 21 persen, Akil-Mecer 19 persen. Sementrara Oesman Sapta yang pada masa itu diasumsikan berpasangan dengan Arya Tanjungpura baru meraih 6 persen dan prosentase masyarakat yang tidak tahu sama dengan nilai yang diraih UJ-LHK.
Dikatakan Syaiful Mudjani untuk persentase yang dicapai pasangan UJ-LHK untuk ukuran sebagai incumbent masih terlalu kecil. Menurutnya, angka aman untuk pasangan incumbent mestinya ada pada kisaran 60 persen. “Incumbent yang aman itu seperti Zulkifli Nurdin di Jambi atau Fadel Mohammad di Gorontalo,” kata Mudjani.
Ada banyak variabel yang diteliti oleh LSI, kesemuanya mengacu pada realitas politik yang berkembang di masyarakat namun karena persentase kemarin bersifat tertutup tidak banyak hal-hal kecil lain yang bisa diekspos. LSI bersikap profesional dengan memberikan hasil surveynya hanya kepada pihak yang memesan (Partai Golkar).
Dikatakan Mudjani hasil survey bukanlah sesuatu yang bersifat statis, semuanya masih bisa berubah. Kalau bekerja keras mengejar kekurangannya dan partai lainnya hanya tidur menuju Pemilu maka hasilnya bisa berubah drastis. Masa kampanye menurut Mudjani tidak memberi perubahan yang terlalu signifikan untuk mendongkrak popularitas kandidat.
Calon Gubernur dan Tim Sukses dituntut untuk bekerja ekstra keras memenangkan jagonya. “Masih ada waktu dan kesempatan yang bisa digarap tim sukses masing-masing kandidat untuk memacu diri bekerja keras dan meningkatkan citra dirinya. Meski tidak terlalu panjang, namun masih ada waktu untuk berbenah diri.” (budi rahman/borneo tribune □


1 comments:

Pahrian Siregar mengatakan...

bos,
kok web-nya borneo tribune ngak bisa diakses? ayo dong.. biar kami yang bermukim di luar kampong halaman dapat alternatif berita!

percakburok.blogspot.com