Rabu, 08 Agustus 2007

Rekayasa Sukses Pilgub 2007, Kuncinya Data Pemilih

Nur Iskandar
Borneo Tribune

Kantor KPUD Kalbar yang duduk di antara Gedung Kantor Gubernur dan Universitas Muhammadiyah Pontianak sudah bersolek.
Puluhan bendera parpol peserta pemilu di Kalbar bertengger di atap gedung. Lembar bendera yang aneka warna laksana pelangi itu berkibar-kibar, melambai-lambai jika tertiup angin.
Tiga hari yang lalu pemandangan baru juga tampak di halaman Gedung KPUD. Puluhan umbul-umbul memenuhi pagar. Merah putih. Kali ini persiapannya adalah tahap pertama Pilkada yang “start” pada 13 Agustus 2007 dan tentu saja sekaligus menyelam minum air. Karena pada 17 Agustus Bangsa Indonesia memperingati Hut RI ke-62. Pilgub sendiri akan jatuh pada 15 Nopember 2007 jika dunia tidak kiamat tentunya.
Di dalam Gedung KPUD sendiri kesibukan kian terasa. Staf-staf sibuk menyiapkan bahan kesekretariatan. “Kami melakukan pertemuan dengan para pimpinan parpol di Hotel Kini untuk menyamakan visi, misi dan persepsi dalam menyongsong Pilgub,” kata Aida Mochtar orang nomor satu di KPUD Kalbar kala ditemui di ruang kerjanya empat hari lalu.
Mantan aktivis kampus dan Ketua Umum HMI Cabang Pontianak ini dengan gaya bertuturnya yang sistematis mengurai beberapa hal penting kesepakatan dengan para pimpinan parpol agar bagaimana Pilgub berlangsung sukses, bahkan big success.
Pertama, katanya, kesuksesan Pilgub harus dimulai dari akurasi data pemilih. “Ingat pemilu dan pilkada yang telah pernah kita lakukan. Kerap kali keributan terjadi karena sejak awal data pemilih belum akurat,” ujarnya.
Alumni IAIN Syarif Hidayatullah Pontianak (sebelum berubah menjadi STAIN, red) berharap warga Kalbar yang punya hak pilih untuk bersikap aktif untuk mendaftarkan diri kepada Ketua Rt. Begitupula kepada para pimpinan parpol agar mendorong konstituennya proaktif mendaftarkan diri. “Jangan waktu sudah sore baru mendesakkan diri agar KPUD mengakomodir suara mereka,” ujarnya bermetafora.
Aida yang menyelesaikan gelar magister humanioranya di Universitas Indonesia menggunakan istilah stelsel aktif untuk akurasi data ini. “Proaktiflah,” ujar Aida seraya memperbaiki jilbab yang dikenakannya.
Aida yang kala ditemui mengenakan safari warna gelap menlanjutkan, kiat sukses kedua agar Pilgub berjalan mulus adalah peran serta parpol. “Kita tahu bahwa parpollah yang mengusung kandidat. Mereka akan kampanye dan bersua dengan massa.”
Kata Aida, kalau parpol sadar sesadar-sadarnya atas maksud dan tujuan Pilgub secara langsung mereka akan bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab. “Pertemuan di Hotel Kini kemarin berjalan mantap. Parpol-parpol antusias untuk menyukseskan Pilgub. Bahkan sumbang sarannya baik-baik semua.”
Ibu tiga anak ini menceritakan betapa PKS mengusulkan sesuatu yang berbobot. “Mereka mau menggandakan daftar pemilih sementara (DPS, red) agar jadi bahan koreksi. Mereka siap dengan dana mereka mandiri.”
Kalau dana fotocopy DPS menggunakan dana KPUD pasti tidak cukup dana yang ada. Semula hanya beberapa lembar, tapi kalau dikalikan se-Kalbar, dana bisa melebar.
Masygulnya usul brilian itu berhadapan dengan tertib administrasi. “Dalam ketentuan data pemilih hanya boleh digandakan menjadi dua berkas. Maka usul itu kami tampung untuk adanya perubahan sesuai aturan yang berlaku. Kalau kita pandai-pandai mengubahnya nanti berisiko hukum,” timpal Aida rada mengeluhkan sistem yang njelimet begitu.
Menurut Aida hal-hal seperti inilah yang kadang membuat jengah. Termasuk masalah administrasi yang kerap menyeret orang-orang KPU ke masalah hukum.
Lepas dari itu semua Aida optimis Pilgub akan berjalan mulus dan sukses. Alasannya Pilgub bukanlah pengalaman baru karena sebelumnya ada Pilpres yang langsung dan itu juga sukses di Kalbar. Jika ada kebersamaan, pasti ringan.
Katanya, jika Pilgub sukses tentu tidak hanya bendera di KPUD yang berkibar sumringah seperti sekarang, tentu juga di halaman Kantor Gubernur—tetangganya.
Dan kemenangan siapapun kandidatnya adalah kemenangan Kalbar. Untuk itu warga Kalbar patut pasang bendera aneka warna bersama-sama sehingga pelangi pun keki merasa tersaingi. □

0 comments: