Rabu, 08 Agustus 2007

The Home of Joy

Di sini senang di sana senang
Di mana mana hatiku senang...

Kutipan lagu tersebut di atas populer sejak zaman bahulak dan terus ngepop sampai sekarang. Nyaris semua orang suka dengan lagu ini. Tak peduli apakah dia anak-anak, remaja, atau bahkan orang tua.
Dalam banyak pelatihan motivasi dan leadership lagu ini tak jarang dilantunkan. Isinya bermain-main. Bersenang-senang. Dan kadang orang tua pun punya sifat kekanak-kanakan—suka bermain-main—sehingga enjoy. Fokusnya dengan enjoy hati senang pikiran terang. Dengan pikiran terang akan muncul kecerdasan dalam menyikapi keadaan. Resultante terakhirnya adalah hati tenang. Hati yang tenang adalah identitas orang yang dipanggil untuk masuk ke dalam surga. Baik surga yang penuh nikmat di dunia, maupun di hari akhir kelak.
“Barangsiapa di dunianya buta, di akhirat akan lebih buta.” Makna nasihat itu sama dengan siapa yang di dunianya selamat, di akhirat juga akan selamat. Syaratnya tentu beriman, berilmu, dan beramal.
Tampil sebagai manusia terbaik dengan mengikuti tuntunan orang-orang yang mulia seperti orang-orang yang rela terjun ke masyarakat sebagai edukator, guru, atau cerdik-cendikia yang selalu mengingatkan mana yang baik mana yang buruk, mana yang benar mana yang salah, mana utara mana selatan, mana siang mana malam, mana membangun dan mana yang menghancurkan.
Ilmuan seperti itu tergolong kategori ulama. Ulama pewaris para nabi dan rasul. Nabi dan rasul penyampai berita yang benar.
Filsafat Cina pun mengajarkan, “Jika engkau berencana untuk semusim tanamlah padi. Jika engkau berencana setahun tanamlah pohon. Jika engkau berencana sepanjang masa tanamlah kebaikan.”
Jurnalistik di mana para jurnalis menyajikan berita-berita, news-news, views-views syarat utamanya juga adalah harus benar dan objektif. Bisa diuji data dan faktanya. Bisa diuji dengan nilai dasar kebenaran. Nilai dasar yang sama itu akan idem dito apakah di Eropa, Amerika atau Indonesia.
Kalau sifat para pembawa berita itu benar benar benar, amanah, menyampaikan dengan tidak menambah dan mengurangi, smart, maka para jurnalis itu akan dapat melakukan karya terbaik dalam lingkungannya. Feedbacknya tatanan kebaikan. Mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Kalbar yang penduduknya sekitar 4 juta jiwa juga bercita-cita membangun agar adil dan sejahtera. Keinginan itu adalah keinginan Indonesia, keinginan dunia, keinginan kita bersama.
Bahwa kondisi saat ini Kalbar adalah provinsi dengan penduduk termiskin di Bumi Borneo adalah kenyataan yang riil. Tapi kita tidak boleh pesimistis. Kita mesti optimis membangun dengan karya terbaik sesuai dengan profesi kita masing-masing.
Borneo Tribune adalah salah satu institusi pers yang berjuang untuk membangun Kalbar lewat informasi dan edukasi. Borneo Tribune berupaya tampil dengan menghibur masyarakat. Borneo Tribune berupaya tampil untuk melakukan kontrol sosial bagi masyarakat sehingga masing-masing pilar demokrasi berfungsi dengan sesungguhnya.
Organisasi pers sebagai organisasi kecil di tengah ragam organisasi lainnya juga adalah cermin bagi organisasi yang lebih besar seperti provinsi.
Crew Borneo Tribune yang multietnis, multireligi, multiorganisasi sejak awal membangun kebersamaan dengan home of joy. Home of joy yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Hasil perkalian antara home of joy diri dan keluarga sama dengan home of joy Borneo Tribune.
Di kala ada yang ulang tahun misalnya, tepuk riuh dan lagu happy birthday pun mengembang. Makanan dan minuman pun menghidang. Makan bersama tertawa bersama. Home of joy yang membingkai keberagaman menjadi kebersamaan.
Home of joy menjadi fundamen yang penting untuk dibangun sejak dini agar bisa membangun dengan riang. Riang gembira membuat kita kreatif. Kreativitas adalah sesuatu yang dijunjung tinggi karena dengan kreativitas bisa meningkatkan nilai tambah waktu, tenaga dan biaya.
Orang kreatif akan selalu putar otak. Putar otak laksana tawaf semesta. Hasilnya semesta. □

0 comments: