Rabu, 29 Agustus 2007

Menuju KB1 dari Kubu OSO--Bag 2

Mau Perubahan? Adanya Pada OSO
Nur Iskandar
Borneo Tribune, Pontianak

Di tempat yang santai di Kantin Untan, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalbar, Ir H Said Dja’far bicara serius soal pembangunan. Ia yang punya karya arsitektur yang sudah tidak diragukan lagi buat Kalbar seperti kantor gubernur, pendopo gubernur mengkritisi para calon gubernur yang bakal berpesta 15 Nopember mendatang.
Sebagai mantan birokrat dan kenal tokoh-tokoh yang sudah mendaftar ke KPU untuk maju ke posisi KB1, Said Dja’far memuji keunggulan masing-masing. Tapi ia menaruh harapan besar kepada OSO. “Kalau mau Kalbar berubah, adanya pada OSO,” ungkapnya.
OSO di mata Said Dja’far adalah figur yang tak perlu diragukan lagi pengabdiannya bagi daerah. Ia tak sungkan-sungkan merogoh isi kantongnya demi pembangunan daerah. “Ini konsep pertama mencari pemimpin. Yakni mereka yang mau berkorban dan bersedekah, bukannya yang cari jabatan dan harta apalagi dengan cara-cara korupsi,” ungkapnya.
OSO kata Said untuk maju dalam Pilgub menggunakan kekuatan dirinya sendiri. Biaya ditanggulangi mandiri setelah sukses sebagai wiraswastawan. Sejumlah penghargaan pun diraihnya. Bukan hanya dari Pemerintah Indonesia dan asing, tapi juga beragam etnis di Indonesia.
Untuk Kalbar bisa berubah kata Said dibutuhkan figur seperti OSO. “Apa yang diinginkannya tercapai. Jika OSO mau maju, adil dan sejahtera, maka saya yakin juga akan tercapai,” tandasnya. Terlebih di usianya yang sangat matang, OSO berpikir pengabdian, bukan mencari popularitas dan pundi-pundi kekuasaan. Jika itu yang hendak dicari, posisi Wakil Ketua MPR RI pun sudah dirasakannya.
OSO dinilai Said Dja’far orangnya tegas. Ketegasan ini akan mempengaruhi kinerja mesin birokrat di pemerintahan. Pada umumnya mesin pemerintah kinerjanya lamban.
OSO dinilai jago lobi. Tak hanya di tingkat menteri-menteri negara, tapi juga asing. “Nah membangun Kalbar butuh investor. Figur yang terjamin adalah OSO. Yang lain masih diragukan,” tuturnya.
Said Dja’far mengaku bukan orangnya OSO. Ia juga menegaskan bukan jurkam buat OSO. Tapi yang dia pikirkan adalah kemajuan Kalbar tepat saat 2008-2013 berada di tangan siapa. “Mohon maaf, ini adalah hasil perenungan saya. Kalaupun ada penilaian miring terhadap OSO, itu sebenarnya citra masa lalu ketika Beliau masih remaja. Dan siapakah manusia yang tidak punya salah? Ibarat nasi, OSO itu bahan yang bagus. Cuma bungkus dan label yang disematkan kepadanya selama ini yang salah. Menurut saya, OSO adalah figur yang tepat untuk melakukan perubahan Kalbar maju, adil dan sejahtera,” urainya.
Said mengaku datang dari Jakarta saat launching paket OSO-Lyong. Ia terkesan sekali dengan keseriusan OSO untuk membangun daerah Kalbar. (habis)

0 comments: