Jumat, 27 Juli 2007

Knowledge Sharing dari Pertandingan Futsal

Pukul 07.00 pagi Sabtu (9/6) kami awak redaksi Borneo Tribune kumpul di Lapangan Futsal BLKI. Kami diundang pertandingan persahabatan dengan Team PTPN13.
Untuk ukuran awak redaksi bangun pagi-pagi bukanlah perkara gampang. Tapi karena hobi, segala lelah abai sifatnya.
Dapat diterka hasil pertandingan antara kedua team. PTPN yang punya pemain terlatih menjadikan team Borneo Tribune bulan-bulanan. Skor lebih dari selusin terhitung. Sedangkan Borneo Tribune hanya bisa melesakkan balasan 4 biji saja.
Anehnya dari gol-gol yang tercipta laksana menghitung buah kelapa itu semua berteriak gembira. Bukan hanya Team PTPN yang bersorak, tapi juga Team Tribune yang kebobolan. Demikian karena semangat pertandingan ini benar-benar persahabatan.
Persahabatan memang persahabatan, tapi nilai-nilai yang terkandung dalam sport di dalam ruangan beratap ini tak terperi banyaknya bagi siapa saja yang memikirkan. Misalnya organisasi permainan harus didesain rapi. Skill atau keterampilan individu sangat menentukan menang-kalahnya. Pengaturan di lapangan juga signifikan bagi operan-operan bola sehingga terciptanya gol demi gol.
Secara psikologis, kekompakan juga menjadi penentu keberhasilan. Jika ada pemain yang ego, maka kekuatannya sangat mudah dihancurkan.
“Wah, pemainnya pada ngumpul semua. Jadi nggak ada ruang untuk menembak dong,” komentar penonton di pinggir lapangan. Teriakan itu benar adanya. Ruang-ruang kosong perlu diciptakan sehingga ada jarak untuk menyarangkan tembakan. Di sini ketepatan waktu dan posisi menjadi sangat presisi.
Pelajaran dari Futsal cukup baik bagi Borneo Tribune untuk bangkit. Di dalam pertandingan maupun dalam pemasaran produk Borneo Tribune hal-hal yang bersifat manajemen seperti di lapangan futsal patut diimplementasikan.
***
Setengah jam bermain untuk orang yang tidak terlatih ngos-ngosan juga. Napas mesti naik turun dan keringat bercucuran. Tapi karena ini hobi, maka semua itu bisa dinikmati. Ada unsur olahraga, ada unsur seni, ada unsur humor dan ada pelajaran manajemen yang amat berharga.
Bagi kami di Borneo Tribune sebagai koran yang baru lahir di Kalbar, pertandingan persahabatan dengan PTPN13 memberikan cakrawala yang amat luas. Pertama, kami mesti kompak dan harus sering berlatih agar tidak mudah dikalahkan.
Manajemen kami mesti rapi. Taktik dan strategi mesti diatur sedemikian rupa, sehingga kekuatan lawan dapat dihitung, kelemahan lawan dapat diketahui. Medan pertempurannya juga mesti dikuasai.
Kami sadar bahwa dalam kondisi masih bayi, kami masih banyak kelemahan dan kekurangan. Tapi kami mau belajar keras. Kami tidak mau digendong dan dinina-bobokkan terus. Kami mau belajar berjalan dan berlari kendati harus tertatih-tatih dan jatuh-bangun.
Kala kami terjatuh, kami akan bangun lagi dan bangun lagi.
Sebuah pariwara mengatakan, “Orang mengatakan ini hutan belantara, kami mengatakan ini jalan raya.” Adventure your life. Jadikan hidup sebagai perjalanan yang menyenangkan.
Kami mengelola Harian Borneo Tribune karena panggilan batin. Karena hobi. Oleh karena itu kami menikmati perjalanan hidup koran kami. Baik sejak dia dikandung, dilahirkan hingga dibesarkan.
***
Hobi akan membawa hoki. Bahkan Public Relation dari PTPN13, Subardi mengatakan orang yang bekerja dengan hobi itu laksana diri sendiri. Hokinya mengikut seperti bayangannya. “Bayangan itu bisa jauh lebih besar dari diri pribadi yang sesungguhnya. Begitulah perbandingan antara hobi dengan hoki. Begitulah perbandingan antara profesi dengan rizki,” ungkapnya.
Ungkapan Subardi ini senada dengan sosiolog UI yang berdiskusi di dapur redaksi Borneo Tribune, Iqbal Jayadi. “Saya berteman dengan Goenawan Moehammad dan Fikri Jufri. Dulu mereka juga tak punya apa-apa, tapi mereka bekerja karena hobi. Hasilnya sekarang? Mereka punya istana,” imbuhnya memotivasi awak Tribune.
Di sepanjang pertandingan futsal, banyak nilai-nilai filosofis yang diungkap, dikupas dan dinikmati bersama sebagai “knowledge sharing.” Bagi-bagi pengetahuan.
Dari knowledge sharing itu diskusi di luar lapangan futsal terus tumbuh ke cabang-cabang yang lain seperti skill sharing, product sharing, power sharing hingga “terasering.” Tentu saja untuk kata yang terakhir disambut dengan gelak tawa.
Begitulah bekerja dengan hobi melahirkan tawa. Tawa itu indah. Tawa itu melepaskan stress.
Pelepasan stress amat penting bagi kami di Borneo Tribune. Tantangan kami di lapangan amat besar sekali. Kami butuh ikhtiar-ikhtiar cerdas untuk lepas dari masalah-masaah teknis tersebut. Bermain futsal salah satu cara yang cukup baik. Kami jadi berkeringat.
***
Lepas dari stress kami sudah harus fokus menangani pekerjaan dalam rangka menyuguhkan informasi yang berdisiplin verifikasi. Untuk edisi khusus kali ini kami menyajikan derap langkah pembangunan Kota Pontianak.
Ide mengangkat tema ini karena Kota Pontianak menjadi tuan rumah City Expo. Kami ingin meneropongnya lebih awal. Apa saja yang ada di Kota Pontianak, bagaimana pengelolaan ibukota Kalbar ini? Apakah Pontianak sudah dapat disebut metropolis? Banyak sumber, data dan fakta yang berbicara. Pembaca dapat menikmatinya dalam suguhan 8 halaman.
Bercermin pada prestasi dan masalah-masalah yang membentang di depan mata, kita patut berkontribusi bagi daerah ini. Sekecil apapun tindakan kita akan berdampak pula bagi lingkungan kita.
Kami dari Borneo Tribune menyediakan data dan ulasannya. Pembaca silahkan menikmati. Jika ada kritik dan saran, pintu rumah kami selalu terbuka. Silahkan berikan masukan-masukan karena kami yakin hal tersebut menyempurnakan untuk kepentingan kita secara bersama-sama pula. Salam. □

0 comments: