Senin, 08 Oktober 2007

Umar Bin Khattab, Preman yang Masuk Islam

Sekitar 150 orang memenuhi undangan Ir H Zulfadhli dalam rangka tasyakur penempatan rumah jabatan di bekas rumah dinas Gubernur Kalbar Sumadi. Daerah kawasan Jalan Sutan Syahrir itu penuh oleh kendaraan roda empat maupun roda dua.
Tampak hadir di jajaran Pemprov Sekda Kalbar Drs H Syakirman mewakili Gubernur Kalbar yang berhalangan hadir, mantan Wagub Drs HM Djawari, mantan wakil Ketua DPRD Kalbar Suharsono, maupun pimpinan serta anggota DPRD Kalbar. Turut hadir Silvanus Sungkalang, Andreas Lani, keluarga, kerabat dan handai taulan pihak tuan rumah.
Acara tasyakur yang dirangkai dengan buka puasa bersama menampilkan Ustadz Arif Hasbillah yang juga pimpinan Pondok Pesantren Mathlaul Anwar untuk memberikan kuliah tujuh menit yang populer disebut Kultum.
Arif Hasbillah mengurai tentang bulan Ramadan sebagai bulan diturunkannya Alquran. Alquran sebagai pedoman hidup umat manusia agar selamat dan bahagia di dalam mengarungi hidupnya.
“Manusia tidak bisa membuang Tuhan di dalam hatinya. Tapi manusia suka menambah Tuhan dalam hidupnya. Misalnya mempertuhankan pangkat maupun jabatan,” ungkapnya mengutip cendikiawan muslim Nurcholis Madjid.
Arif menyindir dengan kisah Umar Bin Khattab. Umar dikenal sebagai sosok preman di jaman Arab Jahiliyah. Dia singa padang pasir.
Saking premannya Umar Bin Khattab dia mengusung pedang hendak membunuh Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan tauhid serta akhlak yang mulia. Hanya saja di dalam perjalanannya ada orang yang mencegat dan mengingatkannya, “Kenapa hendak membunuh Muhammad? Pergi ke rumahmu karena adikmu sendiri pun memeluk Islam. Ia mengikuti ajaran Muhammad.”
Umar tercenung. Emosinya untuk membunuh Muhammad terpotong di tengah jalan. Ia balik emosi kepada adiknya dan segera menyusul ke rumah kediamannya.
Begitu Umar tiba dan mengetuk pintu, dari dalam terdengar QS Thaha ayat 1-5 sedang dibacakan. Umar terkesima. Ia belum pernah mendengar susunan kalimat yang begitu indah.
“Thaha (Muhammad). Tidaklah Aku turunkan Alquran itu memberatkan, melainkan sebagai peringatan dari Tuhan.”
Umar Bin Khattab mendesak adiknya untuk menunjukkan catatan yang dibacanya. Tapi si adik menolak sehingga Umar menampar pipi adiknya. Si adik pun tersungkur.
Ketika tersungkur itulah Umar melihat catatan yang diinginkannya untuk dilihat. Maka ketika keinginannya terkabul, ia trenyuh dan menyatakan hendak bertemu langsung dengan Muhammad. “Umar juga tak bisa membuang Tuhan dalam hatinuraninya.”
Kedatangan Umar membuat sanksi sahabat-sahabat Nabi SAW. Muhammad tampil menyongsong Umar.
“Saya menyatakan diri untuk memeluk Islam,” kata Umar yang disambut gema takbir para sahabat.
“Umar dapat lima ayat saja jadi khalifah yang sukses, kenapa kita tidak?” sindir Arif Hasbillah sambilmeneruskan uraiannya. Ia terus mengupas hikmah jika kita dekat dengan Alquran. 


0 comments: