Senin, 08 Oktober 2007

Welcome Idul Fitri dan Aktivitas Tionghoa

Waktu bergulir tanpa kenal lelah. Suasana Ramadan terus menuju puncak dengan berbagai aktivitas menyambut Idul Fitri.
Pasar-pasar semakin ramai. Laki, perempuan, tua, muda, terutama juga remaja dan anak-anak bersibuk ria dengan mencari pakaian baru, sepatu baru, atau perabot baru untuk melengkapi rasa gembira di hari raya. Hari raya Idul Fitri.
Kami di Harian Borneo Tribune juga menyiapkan diri menyambut dan mengisi hari di mana hati dan jiwa kembali suci setelah dicuci dengan puasa selama satu bulan penuh. Bentuk penyambutan kami itu selain merubah titel “Welcome Ramadan” menjadi “Welcome Idul Fitri” juga menyiapkan edisi khusus Idul Fitri.
Kami merancang edisi khusus Idul Fitri itu dengan sesuatu yang baru bagi Kalbar. Bahkan kami ingin memecahkan rekor tiras tertinggi yang pernah diraih koran-koran lokal yang ada di Kalbar. Jika tiras rata-rata harian lokal sekitar 15.000-17.500 eksemplar, maka kami mencetak edisi khusus sebanyak 25.000 eksemplar.
Tidak hanya memecahkan rekor dengan tiras tertinggi, kami juga membagikan koran tersebut secara gratis kepada para pelanggan dan pembaca potensial di Kalbar.
Tentu saja ide tersebut adalah ide “gila” yang hanya bisa terselenggara jika ada kerja keras dan soliditas kerja tim. Alhamdulillah. Puji Tuhan. Semua itu dapat terlaksana. Pembaca tinggal menunggu saja di mana edisi khusus tersebut tiba di rumah masing-masing.
Bahkan jika pembaca takut tak kebagian edisi khusus ini dapat menghubungi kantor redaksi Borneo Tribune dengan nomor seperti tertuang di papan nama Borneo Tribune halaman satu di pojok kanan atas.
Selain hal-hal yang telah kami sebutkan, kami juga membuat sesuatu yang baru yang lainnya lagi. Yakni halaman baru dengan debut liputan baru. Apa itu? Halaman Aktivitas Tionghoa.
Kami ingin memberikan fokus khusus kepada segenap aktivitas saudara-saudari kita warga Tionghoa yang selama masa Orde Baru kerap kali termarjinalisasi. Acap kali pula mereka menjadi “sapi perah” sehingga timbul diskriminasi.
Kami ingin peran sosial warga Tionghoa muncul ke permukaan sehingga terjadi pembauran yang jauh lebih bermutu. Di mana masing-masing kita bisa buka mata, buka telinga, mendegar secara langsung, melihat secara langsung, dan bahkan bisa memberikan kontribusi secara langsung atas hidup bersama di bumi persada khatulistiwa ini.
Kami menyajikan halaman Aktivitas Tionghoa agar peran sosial-politik mereka bisa sama. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan warga bangsa lainnya yang selama ini sudah jauh lebih maju di bidang sosial, politik dan kebudayaan.
Di sisi yang lain kami juga menyadari bahwa ribuan aktivitas warga Tionghoa digelar untuk kemajuan bangsa dan negara kita, hanya saja sepi dari ekspose atau pemberitaan. Oleh karena itu kami menyediakan satu halaman penuh dan terbit setiap hari. Sekali lagi, nama halaman ini adalah Aktivitas Tionghoa.
Satu hal lain lagi yang kami rasakan sesuatu yang perkembangannya pesat di Borneo Tribune adalah aktivitas Tribune Institute. Sudah semakin banyak alumni pendidikan kami dalam hal ilmu jurnalistik dan komunikasi—apatah pelajar maupun mahasiswa.
Tak kurang dari 300-an alumni sudah belajar di Borneo Tribune via Tribune Institute. Jika tiga hari yang lalu SMP Immanuel belajar dengan instruktur dari Tribune Institute, giliran sekitar 30-an pelajar dari SMA Santo Ignasius Singkawang yang datang bertandang “belajar” di dapur redaksi Borneo Tribune, Sabtu (6/10).
Mereka datang untuk berdialog teknik kepenulisan, menulis kreatif dan manajemen redaksi. Mereka juga ingin menyaksikan proses cetak di mesin Ghos Community yang kami miliki.
Akhir kata, Welcome Idul Fitri, Welcome Aktivitas Tionghoa dan Welcome pula para pelajar dan mahasiswa yang “berguru” di Tribune Institute. Semoga dengan kebersamaan kita semua dapat turut mewarnai pembangunan di Kalbar melalui pers yang bermutu dan berkualitas.
Minal aidhin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin. 



0 comments: