Senin, 08 Oktober 2007

Pilih Mukmin, tapi yang Mana?

Khutbah anggota DPR RI asal Aceh Ghazali Abbas direspon salah satu imam Masjid Raya Mujahidin H Syarif Achmad. Katanya imbauan memilih muslim yang benar-benar mukmin adalah imbauan umum, namun mukmin yang mana?
Kata Syarif perlu ada tuntunan kepada umat untuk memilih salah satu dari tiga kandidat muslim sebagai calon gubernur. Jika tidak suara akan terpecah tiga antara HM Akil Mochtar, H Usman Ja’far dan H Oesman Sapta. “Saya tidak kuatir dengan pilkada gubernur Kalbar, tapi potensi suara Melayu pecah tiga sangat besar,” ungkapnya kepada saya dalam perjalanan melayat wafatnya H Salim Saad di Jalan Sepakat 1, kemarin.
Karena potensi suara Melayu pecah tiga, maka potensi kalah juga besar dari kandidat lainnya Drs Cornelis, MH yang berpasangan dengan Christiandy Sanjaya, MM.
Menurutnya sudah banyak contoh jika kandidat Melayu terlalu banyak maka suara akan pecah. “Ini perhitungan sederhana seperti pemilihan anggota DPD, pilkada di Melawi, Sintang dan Sekadau,” ungkapnya seraya mengatakan sudah terlampau banyak contoh untuk itu.
Analisa Syarif Achmad adalah analisis suara berdasarkan sentimen etnis dan agama. “Ini lumrah saya kemukakan untuk proses demokrasi. Soal siapa yang terpilih kelak apakah Cornelis, Usman Ja’far, Akil atau OSO tidak masalah, semua kita dukung karena ini NKRI ada hukum yang berlaku. Ini hanya prediksi atas hitungan-hitungan normal,” ungkapnya.
Memang sejauh ini pendapat Syarif Achmad banyak diungkap tokoh-tokoh Melayu, namun sama sekali tidak menggetarkan, apalagi menggerakkan MABM untuk menuntun suara Melayu kepada memilih satu saja kandidat gubernur muslim. “MABM konsisten mengurusi adat dan budaya. MABM tidak masuk ke arena politik praktis,” kata Ketua MABM H Abang Imien Thaha.
Terkait dengan proses pilkada langsung Imien Thaha yakin aman dan lancar karena pilkada langsung bukan baru kali ini dilakukan. Sudah banyak kabupaten menyelenggarakan pilkada langsung dan semuanya aman. “Kita mendukung pilkada yang aman dan tentram. Kalbar harus dibangun bersama-sama tak terbatas Melayu, Dayak atau Tionghoa,” ungkapnya seraya menyebut dia dan keluarga juga berdarah Dayak Uncak Kapuas. Bahkan katanya tokoh-tokoh Kalbar yang muslim juga banyak yang Dayak seperti mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah H Hasan Gaffar. Tak urung HM Akil Mochtar juga berdarah Dayak. Usman Ja’far yang berasal dari Sekadau juga demikian.
Alhasil Melayu-Dayak sama saja, karena sama-sama umat manusia yang berakal. Akal jika digunakan dengan maksimal akan menuntun pada ilmu. Ilmu akan membimbing untuk maju dan dengan tidak salah langkah.
Pengertian muslim sendiri menurut para ustadz adalah mereka yang mengucap tiada Tuhan kecuali Allah—ini adalah ikrar pembebasan dari perbudakan materi duniawi yang relatif. Ia (muslim) melaksanakan salat lima waktu yang menjadi pencegah hidup dari hal keji dan munkar. Ia berpuasa sehingga mampu menahan hawa nafsu atau menjadi hamba yang bertakwa—yakni yang menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi semua larangan-Nya. Dia berzakat sehingga menyantuni si miskin papa tanpa kenal etnis atau agama. Serta dia berhaji di mana ibadah lahir dan batin secara total menapaktilasi Muhammad yangpada gilirannya juga menapaktilasi Ibrahim. Ibrahim sendiri punya dua anak: Ismail dan Ishak. Dari Ismail turun-temurun menjadi Islam, sedangkan Ishak turun temurun hingga Nashrani. Jadi antara Islam dan Kristen/Katolik adalah bersaudara. Sama-sama digolongkan agama samawi atau agama langit.
Begitupula sebagai mukmin sejati. Pengertian mukmin adalah mereka yang khusuk di dalam salatnya, mereka yang tidak melakukan sesuatu yang sia-sia atau tiada berguna, mereka yang berzakat, mereka yang menjaga kemaluannya kecuali kepada istrinya.
“Kalau melihat pengertian muslim dan mukmin, maka tak akan ada yang dirugikan jika nilai-nilai keislaman dan kemukminan itu dapat ditunjukkan oleh para calon gubernur. Siapa pun dia,” ungkap Syarif Achmad. 


0 comments: