Hari ini sejarah baru bagi pers di Kalbar. Sebuah koran daerah yang dikelola oleh putra-putra daerah bisa menerbitkan sebuah edisi khusus dengan tiras puncak 25 ribu eksemplar. Tidak hanya memecahkan rekor cetak, tapi juga dibagi gratis.
Cetak 25 ribu eksemplar ini selain untuk melayani dahaga informasi di kala koran-koran lokal lain libur, juga untuk melayani mitra yang hendak mensosialisasikan dirinya kepada publik. Secara internal ide ini adalah ide kreatif yang mampu diimplementasikan sehingga tidak sekedar cakap kecap atau omong kosong belaka.
Harian Borneo Tribune yang baru berumur 5 bulan memang berpikir sejak awal terbitnya untuk menjadi koran alternatif. Alternatif utamanya adalah koran publik. Titik tekannya pendidikan. Sasarannya koran putih, white paper yang punya harkat dan martabat. Yang mana pembacanya bangga untuk membawa ke sana-kemari. Termasuk di bawa masuk ke rumah menjadi referensi anggota keluarga.
Harian Borneo Tribune hari ini mulai melangkah ke koran publik tersebut. Visi-misinya singkat saja: informasi gratis, iklan bayar. Kami menjual ide ini dan ternyata disambut hangat mitra.
Ke depan langkah-langkah kuda ini kami perkuat. Akan kami perketat dengan orientasi pelayanan publik. Hitung-hitungan kami, Borneo Tribune akan segera menjadi leader (pemimpin) koran publik yang melayani hak-hak publik bukan hanya lokal, tapi nasional, internasional. Bahkan ditujukan pula untuk menjadi saham milik publik.
Borneo Tribune bercita-cita koran ini gratis sehingga rekomendasi Prof Amartya Sen, peraih nobel kelahiran India bisa kita wujudkan, yakni si miskin papa sejahtera karena punya akses terhadap informasi. Nah, hari ini kami di Borneo Tribune melangkah mewujudkan ide si peraih nobel yang kini menjadi pengajar di Harvard University tersebut.
Akhir kata, selamat menikmati edisi khusus Idul Fitri ini. Kritik dan saran kami butuhkan untuk mencapai visi koran publik. Lebih dan kurangnya kami mohon maaf. Minal aidhin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.
Rabu, 17 Oktober 2007
Borneo Tribune Terbit 25.000 Eksemplar, Menuju Visi Koran Publik
Posted by Noeris at 09.23
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar