Masjid Raya Mujahidin sebagai masjid terbesar di Kalbar menampung dua kali salat iedul fitri tahun ini, dan tentu bukan yang pertama kali antara metode hisab dan rukyat terjadi selisih waktu penentuan 1 Syawal.
Salat iedul fitri yang jatuh pada Jumat, 12 Oktober di Masjid Raya Mujahidin menampilkan khatib mantan Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar, Ustadz H Hasan Gaffar. Sementara itu yang menjadi imam adalah Ketua PWM Kalbar Drs H Pabali Musa, M.Ag.
Metode hisab (perhitungan) memang menjadi andalan keluarga besar Muhammadiyah. Khususnya jika hilal atau bulan tidak terlihat secara langsung. Baik dengan mata biasa maupun dengan bantuan teknologi canggih.
Bagi jamaah yang mengikuti pengumuman pemerintah di mana iedul fitri jatuh pada Sabtu, 13 Oktober jumlahnya jauh lebih massal. Hal ini seperti tahun-tahun yang lalu jika terjadi perbedaan antara metode hisab dan rukyat (melihat hilal/bulan).
Seperti tahun-tahun sebelumnya, jika terjadi perbedaan, jumlah jamaah yang mengikuti salat ied bersama Muhammadiyah jumlahnya mencapai 6.000-an orang. Sedangkan yang mengikuti pengumuman pemerintah bisa mencapai 20.000-an.
Pada 13 Oktober di Masjid Raya Mujahidin tampil khatib Ketua Umum Mathlaul Anwar Kalbar yang juga Ketua DPRD Kalbar, Ir H Zulfadhli. Sementara itu di halaman Korem 121 Alambana Wanawai tampil khatib HM Hasyim Dahlan yang juga Rois Syuriah PWNU Kalbar.
Prihal perbedaan ini kerapkali dibahas para ulama dan umara terpenting umat mengikuti dengan tidak taqlid buta. “Artinya mesti mengikuti mana yang paling berkenaan di hati nurani karena insya Allah kedua-duanya benar. Menurut hisab mereka benar. Menurut rukyat mereka benar. Ini sama dengan salat Tarawih 8 rakaat dengan 23 rakaat. Atau salat subuh dengan doa qunut dan tanpa doa qunut,” ungkap KH Dien Syamsuddin di Jakarta. Katanya, umat tidak perlu bingung. “Perbedaan adalah rahmat,” ungkapnya menyebutkan hadits nabi SAW.
Pengurus Masjid Mujahidin sendiri menyiapkan sarana dan prasarana. “Sebagai takmir masjid kita tetap menyiapkan sarana sehingga umat dapat salat dengan khusuk. Terpenting adalah dengan hari raya Iedul Fitri kita bisa kembali pada suci,” ungkap Sekretaris II Yayasan Mujahidin HM Nur Hasan.
Di tempat terpisah Gubernur H Usman Ja’far mengajak kaum muslimin dan muslimat se-Kalbar merayakan iedul fitri dengan sederhana, memetik segala hikmah dan introspeksi diri untuk kembali pada fitri.
Rabu, 17 Oktober 2007
2X Salat Ied di Mujahidin
Posted by Noeris at 09.21
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar