Tiada kata terindah yang bisa dikemukakan dari dapur redaksi Purnama Dalam No 2 kecuali Marhaban ya Ramadan. Karena—insya Allah—pada 13 September, empat hari ke depan seluruh umat Islam di seluruh dunia menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh. Terhitung sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.
Tiada kata yang terindah pula karena di usia Harian Borneo Tribune yang baru seumur jagung sudah dapat overseas. Hal ini karena salah satu redaktur kami Safitri Rayuni mendapatkan beasiswa pendidikan ke Australia selama 1,5 bulan. Beasiswa itu dari Asia Pasifik Jurnalism Center (APJC).
Program yang akan diikuti adalah Reporting Economic Affairs AusAID’s (Australian Leadership Awards scheme). Kegiatan berlangsung sejak tanggal 10 September–19 Oktober.
Kegiatan APJC diikuti sembilan jurnalis dari enam negara, yakni Indonesia: Frans Anggal (Editor Flores Pos Daily-Ende) dan Herman Lengam (Direktur Radio Berita Matoa Manokwari). Dari East Timor Mr Mouzinho De Araujo (coordinator of reporters TimorPost-Dili). Dari Papua New Guinea Ms Bibian Barreng (reporter The National Newspaper Port Moresby), Ms Sandra Lawoi (Business & Finance reporter National Broadcasting Corporation), dan Mr Eric Tapakau (acting business editor Post Courier Newspaper Port Moresby). Selanjutnya dari Solomon Island: Mr Evan Wasuka (senior reporter Solomon Star). Dari Western Samoa: Ms Cherelle Jackson (news editor Newsline Newspaper) dan Malifa Vanuatu.
Safitri Rayuni memang tak akan berramadan dengan kami di dapur redaksi Borneo Tribune. Ia akan berpuasa Ramadan dari Negeri Kangguru itu. Ia bahkan sampai beridul fitri di sana. Selain belajar, dia juga akan mengembangkan networking Borneo Tribune di sana.
Menjelang Ramadan kebahagiaan kami memang berlipatganda. Selain overseas ke Australia, redaktur kami Muhlis Suhairi juga mendapatkan promosi dari Barry Lowe, seorang jurnalis Inggris untuk mengikuti Training Jurnalisme Investigative di Jakarta 2-6 September. Termasuk seorang jurnalis kami, Aulia Marti mendapatkan juara nasional penulisan isu lingkungan hidup dari Kementrian Lingkungan Hidup RI. Aulia Marti mendapatkan penghargaan itu di Kaltim dan akan menjadi duta lingkungan hidup Indonesia dalam even internasional di Bali, Desember mendatang.
Di Kota Pontianak kru redaksi kami juga mencatatkan sejarah. Fotografer Lukas B Wijanarko melakukan pameran tunggal Presenting Pontianak. Ia akan berpameran keliling dari Hotel Gajahmada dan akan berakhir di A Yani Mega Mall.
Keindahan rasa yang kami ungkapkan tentu semakin bulat di tengah kebahagiaan menyambut dan mengisi bulan suci Ramadan. Bulan bernilai pendidikan.
Borneo Tribune sebagai koran pendidikan dengan aktivitas dan prestasi seperti tersebut di atas tak luput dari semangat terus belajar. Kami semua akan menggunakan momentum Ramadan ini untuk tarbiyah. Berlatih mengendalikan hawa nafsu dari lapar dan dahaga, serta hal-hal yang dapat merusak nilai ibadah puasa itu sendiri, seperti memperturutkan nafsu atas harta, tahta dan ta ta yang lainnya.
Bulan Ramadan dengan nilai pendidikan di dalamnya tiada tara bertujuan mencapai predikat takwa. Takwa yang berarti takut, patuh, tunduk dan taat atas segala perintah Tuhan dan menjauhi semua larangan-Nya.
Bagi kami di dapur redaksi Borneo Tribune, ini Ramadan pertama. Tapi dalam perjalanan hidup tentu Ramadan tahun ini bukan buat pertama kalinya. Ramadan demi Ramadan sudah pernah dilewati dalam suka maupun duka. Banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik sebagai saripati dalam kehidupan demi mengarungi hidup ke depan yang jauh lebih baik dari kondisi kemarin maupun hari ini.
Kami berharap dengan takwa Borneo Tribune akan lebih pesat pertumbuhan dan perkembangannya di Kalbar, bumi Borneo dan terus overseas. Semoga. □
Minggu, 09 September 2007
Borneo Tribune Overseas
Posted by Noeris at 09.13
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar